Jenderal Suharto, Pelaut Ulung dari Soppeng itu, Pimpin Kapusjianmar Seskoal

0
11471
- Advertisement -

PINISI.co.id– Pelaut Bugis Makassar tidak selalu berasal dari daerah pesisir seperti Bulukumba, Bone, Mandar atau Makassar, namun ia juga bisa datang dari pedalaman dan pegunungan seperti Soppeng.

Tidak percaya? Dialah Laksma TNI Suharto S.H, M.Si., yang semula dikenal sebagai Komandan KRI Dewa Ruci, kapal laut legendaris milik TNI Angkatan Laut (AL). Namun Dewa Ruci belakangan diganti karena sudah berusia tua. Dan Suharto ikut mengawasi pembuatan KRI Bima Suci, selama dua tahun di Spanyol, kapal penerus Dewa Ruci,

Suharto, pada Selasa (1/9/2020) resmi naik pangkat menjadi Jenderal Bintang Satu (Laksma) TNI AL. Jabatan yang diembannya saat ini adalah Kepala Pusat Pengkajian Maritim sekolah Staf dan Komando TNI AL (Kapusjianmar Seskoal).

Putra Soppeng ini, sekilas disangka bersuku Jawa berhubung nama yang disandangnya. Padahal putra ketujuh dari sepuluh bersaudara pasangan H. Djide Manna dan Hj. Sawiah Haming ini, 100 persen berdarah Soppeng. Ia dinamai oleh seorang pamannya, lantaran Presiden Soeharto dua kali ke Tajuncu pada tahun 60 an dan meresmikan industri Persuteraan Alam di Tajuncu, Soppeng pada 1973. Suharto sendiri lahir pada 12 Maret 1967.

Di Kabupaten Soppeng lazim dijumpai penamaan-penamaan Jawa. Di Desa Lajoa misalnya, mudah ditemukan penduduknya bernama Sumadi, Sukarno, Sukawati, Suherman, Winarno. Ini karena tentara dari Jawa yang pada dekade 50-an dikirim ke Sulawesi Selatan untuk menumpas gerombolan. Tampaknya penduduk Lajoa terkesan tentara Jawa yang melindungi rakyat Lajoa dari gangguan anak buah Kahar Muzakkar.

- Advertisement -

Kembali ke Suharto; pengalamannya sebagai pelaut ulung, saat ia menjadi komandan Dewa Ruci yang mengelilingi dunia, dan puluhan negara, menembus badai dan mengarungi terjangan ombak.

Sebagai komandan kapal Dewa Ruci, ayah dua anak ini (Akbar dan Rifda) dari istrinya Reni yang berasal dari Padang; Suharto mengendalikan kapal layar latih ini menembus badai dengan pelbagai tantangan di laut dan samudra. Ia memimpin misi pelayaran selama 258 hari, ke Eropa selama 8 bulan. Kapal latih legendaris ini berlabuh di 29 kota di dunia.

Berbicara di depan pertemuan antar-Seskoal Asia-Pasifik ke-22 di Jepang, 2019 lalu, Suharto memaparkan TNI AL menangani kejahatan transnasional, sebagaimana keberhasilan AL dalam pembebasan KM. Sinar Kudus di perairan Somalia, penangkapan kapal ikan FV. Viking, pembajakan MT. Hai Soon 12, dan penggagalan penyelundupan narkoba MV. Sunrise Glory.

Kini Suharto tengah menyelesaikan doktornya di Universitas Pertahanan.

[Lip]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here