PINISI.co.id — Kamis, malam, (24/10/2019), saya menemani duduk dan makan sandwich Bapak Andi Mappaganty, mantan Walikota Jakarta Timur di restoran baru milik teman saya, Ophan Lamara, Playmaker di kawasan segitiga Jalan: H. Agus Salim, Kebon Sirih dan Sabang, Jakarta Pusat.
Sambil makan sandwich, saya mengajak Pak Andi Mappaganty (saya menyapanya Pak Andi) bercerita tentang harapan pada KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) yang pertengahan bulan November 2019 akan menggelar Musyawarah Besar (Mubes) di Solo, Jawa Tengah.
Pak Andi berharap agar organisasi KKSS dijadikan wadah pemersatu bagi perantau asal Sulawesi Selatan (Sulsel). “Kita ini harus selalu saling mengingatkan, sipakalebbi, sipakaraja, sipakatuwo, di tanah rantau, dan jangan pernah menjadikan KKSS sebagai wadah politik. Siapa pun yang terpilih di Mubes, ia dapat menyatukan dan mengayomi semua perantau. Ketua Umum harus membuka wacana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan membukakan channel perantau yang belum beruntung untuk mendapatkan pekerjaan misalnya. Mereka ini perlu dibantu oleh Pengurus Pusat KKSS. Paling tidak mereka diberi nasihat atau semangat. Jika ada musibah, bencana, kematian, atau pernikahan, Pengurus KKSS harus hadir,” pesan Andi Mappaganty.
Sebagai perantau asal Sulsel, Pak Andi merasa bersyukur dapat melihat banyak tokoh-tokoh nasional menjadi pejabat tinggi dan saudagar sukses di Ibukota. Pak Andi sendiri kini menjadi salah satu Ketua di Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI).
“Saya itu awalnya buang diri ke Jakarta, 1979, modal saya adalah ijazah lulusan Akademi Pemerintahan dan Institut Ilmu Pemerintahan. Saya awalnya kontrak kamar tempat tinggal di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat. Alhamdulillah, saya pernah menjadi Camat Teladan di Pasar Rebo dan Cakung, dan dipercaya sebagai Walikota Jakarta Timur,” kisahnya.
Sebelum berpisah, saya dikasih 1 buku dan 1 CD oleh Pak Andi. Buku itu memuat biografi dan daftar prestasi dan penghargaan yang telah diterima oleh Pak Andi, misalnya sebagai alumni terbaik (Juara 1) Kursus Lemhannas RI, 2001 Pak Andi juga telah mendapat Satya Lencana dari Presiden RI dan penghargaan dari Menteri Koperasi, Menteri Pendidikan Nasional, dan Bintang Legiun Veteran dari Ketua Umum LVRI Bapak Achmad Thahir.
Adapun CD itu memuat lagu-lagu tempo dulu, Widuri, Bengawan Solo, dan Termiskin di Dunia. Pak Andi mengaku dulu hobi menyanyi. Kegiatan Pak Andi sekarang adalah selain aktif di PP DMI juga menjadi ketua di Yayasan Karya Pembangunan Jakarta Islamic School, Jalan Raya PKP Kepala Dua Wetan Ciracas Jakarta Timur.
Salah satu resep hidup sukses dan sehat Pak Andi adalah menghayati pesan La Pagala alias Nenek Mallomo, “Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata (Bagi orang yang menyukai kerja keras akan mudah mendapat rahmat Allah Swt). Pak Andi ini dilahirkan di Barru, 28 Agustus 1945. 74 tahun lampau dari keluarga raja-raja di Barru.
Selamat menikmati hari tua dan meneruskan hobi pengabdian Pak Andi.
[M. Saleh Mude, Redaksi Pinisi]