Sakral, Prosesi Mappacci, Putri M. Yusuf Faishal dan Hetty Koes Endang, Sekjen KKSS Memberi Pacci

0
3772
- Advertisement -

PINISI.co.id- Pasangan politisi M. Yusuf Faishal dan penyanyi bersuara emas Hetty Koes Endang tampak sumringah menyalami tetamunya yang berdoa jelang pernikahan putrinya Afifah Qomariah Yusuf.

Demikian pula air muka Yusuf Faishal bungah saat menyalami Abdul Karim, Sekjen BPP KKSS didampingi istri nya. Karim dan Faishal Yusuf adalah dua sohib lama.

“Senang rasanya melihat sebagian tamu mengenakan pakaian adat Bugis,” kata Yusuf Faishal kepada Karim.

Karim bersama istri nya turut memberi pacci kepada calon mempelai wanita, di kediaman Yusuf Faishal di kawasan BSD City Tangerang Selatan, Kamis siang (19/11/20)

Tak kurang Hetty Koes Endang nampak bahagia menyaksikan prosesi sakral ini dalam balutan atmosfer Bugis Makassar.

- Advertisement -

Mappacci yang biasa dikenal dengan malam pacar merupakan adat Bugis Makassar yang lazimnya dihelat calon mempelai wanita. Prosesi Mappacci pernikahan dilaksanakan pada saat menjelang acara akad nikah atau ijab kabul keesokan harinya.

Dalam Mappacci menggunakan daun pacar atau Pacci. Berhubungan dengan kata paccing yang dalam bahasa Bugis memiliki arti kesucian dan jiwa yang bersih.

Sebelum menghiasi tangan Afifah dengan daun pacci, prosesi ini didahului dengan mappanré temme (khatam Al-Quran).

Dengan begitu prosesi Mappacci terasa lebih sakral dan khidmat. Hal itu juga yang mengartikan Mapacci juga sebagai simbol akan kebersihan raga dan kesucian jiwa.

Prosesi diawali dengan penjemputan Afifah dengan ritual padduppa untuk menuju pelaminan. Saat calon pengantin wanita sudah berada di pelaminan, pengantin akan dipersilahkan duduk berdekatan di sisi para pendamping

Sebuah bantal atau pengalas kepala yang diletakkan di depan calon pengantin, yang memiliki makna penghormatan atau martabat, kemuliaan dalam bahasa Bugis berarti mappakalebbi.

Sarung sutera 7 lembar yang disusun di atas bantal. Ini menyimbolkan akan sebuah harga diri.

Pucuk daun pisang yang diletakan di atas bantal yang melambangkan kehidupan yang berkesinambungan dan lestari

Di atas pucuk daun pisang diletakkan pula daun nangka sebanyak 7 atau 9 lembar sebagai permakna sebuah harapan.

Sebuah piring yang berisi wenno, yaitu beras yang disangrai hingga mengembang sebagai simbol berkembang dengan baik

Tai bani, patti atau lilin yang bermakna sebagai suluh penerang atau simbol kehidupan yang senantiasa rukun.

Daun pacar atau pacci sebagai simbol dari kebersihan dan kesucian sang mempelai wanita yang akan segera menempuh hidup baru di keesokan harinya. Daun pacci yang menjadi bahan utama sebelumnya sudah dihaluskan dan disimpan dalam wadah bekkeng. Ini mengartikan kesatuan jiwa atau kerukunan dalam kehidupan keluarga dan kehidupan masayarakat.

Giliran Abdul Karim meletakan daun pacci ke tangan Afifah. Bagi si pemberi pacci, ia dilambangkan memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia. Mengapa demikian? agar sang pengantin dikemudian hari bisa memiliki keluarga yang bahagia juga seperti para penaruh daun pacci.

Lalu sejumlah kerabat kedua mempelai meletakkan pacci ke tangan calon pengantin wanita.

Cara pemberian pacci ke tangan calon mempelai dengan mengambil sedikit daun pacci yang telah dihaluskan dan dibentuk bulat, lalu diletakkan daun dan diusap ke tangan calon mempelai. Dimulai dengan telapak tangan kanan, kemudian telapak tangan kiri, lalu disertai dengan doa semoga calon mempelai kelak dapat hidup berbahagia. (Lip)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here