Siapa Lawan Terberatmu

0
1690
- Advertisement -


Kolom Ruslan Ismail Mage

Seorang akademisi sekaligus inspirator memulai kuliah umumnya dengan bertanya kepada mahasiswanya, siapa pemimpin hebat yang anda kagumi? Mahasiswa tidak langsung merespon pertanyaan itu. Sang akademisi kemudian melanjutkan, ditangan saya ini ada buku motivasi kepemimpinan terbaruku yang didalamnya ada gambar seorang peminpin hebat yang diakui dunia. Siapa diantara anda yang bisa menebak pemimpin tersebut, saya berikan gratis buku baru ini? Pancingan sang akademisi ternyata direspon mahasiswanya. Ada beberapa yang angkat tangan lalu satu-satu dipersilahkan menyebut siapa pemimpin hebat yang dikagumi lengkap dengan alasannya.

Sehabis mahasiswa satu-satu menyebut pemimpin hebat yang dikagumi. Sang akademisi meletakkan bukunya di meja mahasiswa yang duduk paling depan untuk digilir melihatnya. Lalu dipersilahkan mahasiswa membuka halaman pertama buku itu untuk mencocokkan apakah gambar seorang pemimpin dalam buku itu sama dengan pemimpin yang dikaguminya. Mahasiswa pertama yang membuka buku itu senyum-senyum sambil menganggukkan kepala. Respon dan ekspresi wajah yang sama ditunjukkan oleh semua mahasiswa yang membuka buku itu.

Setelah mengambil bukunya kembali, sang akademisi bertanya lagi. Kenapa senyum-senyum? Siapa pemimpin hebat yang ada dalam buku itu? Semua mahasiswa diam saling tatap satu sama lain. Dalam suana diam, mahasiswa pertama yang membuka buku itu memecahkan keheningan dengan mengatakan, di halaman pertama buku itu hanya ada cermin, jadi saya hanya melihat diriku sendiri. Serupa tapi tidak sama semua jawaban mahasiswa yang membuka buku itu. Serupa karena hanya melihat cermin, tidak sama karena mahasiswa masing-masing punya narasi yang berbeda untuk menjelaskan kalau pemimpin terhebat yang dimaksud sang akademisi adalah seluruh mahasiswanya yang ada didepannya.

Akademisi inspiratif itu kemudian menegaskan dan meyakinkan bahwa, kalian semua dilahirkan menjadi pemimpin besar. Satu-satunya yang bisa menghalangi jalanmu menjadi pemimpin besar adalah “dirimu sendiri.” Selama tidak melanggar norma agama, norma hukum, norma kesusilaan, dan norma kesopanan, tidak ada yang bisa menghentikan langkahmu menjadi orang besar. Jadi mulai sekarang taklukkan emosi, ego dan amarahnya, karena “lawan terberatmu adalah dirimu sendiri.” Mahasiswa pun bertepuk tangan semua sambil berdiri memberi hormat.

- Advertisement -

Diriwayatkan, suatu ketika, Rasulullah SAW senyum-senyum melihat dari jauh Abu Bakar Ash-Shidiq hanya diam dicaci maki oleh seorang Arab Badui. Tetapi karena cacian itu berulang-ulang, tiba-tiba Abu Bakar membalas cacian Arab Badui itu. Seketika Rasulullah pergi berpaling meninggalkan Abu Bakar. Merasa di tinggalkan Rasulullah, Abu Bakar pun bergegas mengejarnya. “Wahai Rasululllah, ada apakah sampai pergi meninggalkan aku dengan wajah kecewa? Tanya Abu Bakar setelah berada di dekat Rasulullah. “Aku kecewa karena engkau, Abu Bakar, membalas cacian si Arab Badui. Saat si Arab Badui mencacimu dan dirimu diam, saat itu turun malaikat Jibril bersama bala tentaranya memohonkan ampun dan berkah untuk dirimu. Namun saat kau membalas cacian si Arab Badui, Malaikat Jibril dan bala tentaranya pergi ke langit, dan yang berada di sampingmu kala itu adalah iblis dan para anak buahnya.”

Dari prolog sang akademisi ke mahasiswanya, dan sekelumit kisah Abu Bakar di atas, sangat jelas mempertegas pentingnya kita menjaga emosi dan memgendalikan amarah, agar iblis dan anak buahnya tidak mendekat. Dalam sebuah hadist dikatakan, “Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam perdebatan, perkelahian, ataupun pertempuran. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa, sanggup, dan mampu mengendalikan dirinya sendiri ketika dia sedang marah,” (HR. Bukhari).

Ketika emosi dan amarah mengendalikan terlebih mengalahkanmu, tidak ada kebaikan yang bisa menghampirimu, sebaliknya kejatuhan selalu mengintaimu. Pernyataan petinju yang dilebeli si leher betong dalam suatu wawancara menarik direnungi. Mike Tyson mengatakan, “sepanjang bertanding di atas ring, lawan terberatku adalah diriku sendiri.”

Penulis : Akademisi, Inspirator dan penggerak, Founder Sipil Institute

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here