PINISI.co.id- “Berapa jumlah guru yang masih hidup?” Itu pertanyaan Kaisar Jepang sesudah bom atom dijatuhkan di tanah Jepang. Kisah ini tersebar luas, boleh jadi mitos, tapi narasi ini punya konteks yang valid, bagaimana Kaisar menempatkan pendidikan sebagai soal yang amat mendasar untuk bangkit, menang dan kuat. Inilah yang mendasari betapa pentingnya kedudukan dan peran guru sebagai tokoh transformasi perubahan kepada masyarakat Indonesia, lebih-lebih di Indonesia. Adalah Ketua Forum Peduli Pendidikan Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma, mengungkapkan kalau Ketua DPD KNPI Sulsel H.A.M.Arham Basmin, menggagas dan menulis sebuah buku Berkisah Tentang Mimpi Ayah, Dari Guru Hingga Bupati sebagai wujud nyata memberikan penghormatan besar kepada guru-guru, Pahlawan tanpa Jasa.
Menurut Tokoh Literasi Sulsel ini, Arham Basmin adalah Ketua KNPI Sulsel ini, adalah putra seorang guru, anak pertama mantan Kepsek SMP/SMA Raiders Tamamaung yang kini menjadi Bupati Luwu, Dr.Drs.H.Basmin Mattayang, M.Pd. Menurut BAK, Arham mempersembahkan bukunya untuk Ayah tercintanya sebagai Guru yang berkarier dari bawah kemudian terpilih Bupati Luwu dua periode.” Buku ini kisah inspirating, kami persembahkan buat Guru-Guru kami di Sulsel khususnya di Luwu Raya untuk menyambut 2 Mei 202,1” kata Arham Basmin kepada BAK, Minggu (7/3/21) di Myko Hotel Makassar.
Sementara, Kadis Pendidikan Sulsel, Prof.Dr.Muhammad Jufri, S.Psi.M.Si.M.Psikologi, menegaskan kalau Dr.Drs.H.Basmin Mattayang, M.Pd. adalah senior di Dinas Pendidikan Sulsel yang pernah menduduki jabatan Kepala Bidang. Menurut Jufri, saya tak bisa membayangkan ketika Pak Basmin berdiskusi tentang pendidikan dengan istrinya Dr.Hj.Hayarna Hakim, S.H.M.Si., yang punya kompetensi ilmu hukum memperkaya aspek hukum pendidikan, kemudian ditambah horison kepemudaan dari putranya juga Ketua KNPI Sulsel Arham Basmin.” Sungguh Multi kompleks keluarga panutan yang transformatif”, kata Jufri dalam kata pengantar di buku Arham Basmin, Berkisah Tentang Ayah.(Ivan)
