Kolom Sumardi, SE., AK., M.Si., CA
Hari Sabtu adalah hari libur bagi sebagain besar karyawan, baik instansi swasta ataupun lembaga pemerintah, tidak terkecuali saya sebagai ASN. Namun Sabtu 1 Mei 2021 pukul 10.00 saya harus segera bertolak ke Jakarta melalui bandara Jalaludin Gorontalo dan transit di Makassar.
Empat hari perjalanan dinas di Gorontalo terasa sangat cepat. Padatnya agenda dan permasalahan yang kompleks sangat menyita waktuku. Terbang di udara selama kurang lebih 3 jam 20 menit dengan maskapai paling bergengsi di negeri ini terasa tetap membosankan. Bahkan hanya sekedar membunuh waktu dengan memejamkan mata tidak mampu aku lakukan. Goncangan demi goncangan turbulensi di udara nampaknya terus bersahutan. Seketika teringat pesan sahabat Pak Ruslan Ismael Mage (RIM) agar aku segera menyelesaikan buku keduaku. Tidak membuang waktu langsung mengambil laptop di bangku sebelahku untuk segera menulis mengisi waktu sambil berusaha menikmati perjalanan udara yang terasa lebih lama dari biasanya.
Tanpa terasa 10 paragraf bisa aku selesaikan. Jadi benar kata pak RIM, salah satu waktu paling baik untuk menulis ketika sedang menunggu sesuatu. Katanya daripada menunggu lebih baik menulis, dan ternyata benar. Tidak lama kemudian terdengar pengumuman pramugari meminta semua penumpang segera membereska peralatan elektronik pertanda pesawat akan segera landing.
Magrib tiba, sayapun segera membatalkan puasa dengan sebotol juice jambu segar. Sesampai di rumah mata ini langsung tertuju ke tumpukan buku di atas meja. Alhamdulillah, ternyata di urutan paling atas adalah kado indah dari sahabatku Pak RIM berjudul “Kado Buku Untuk Sahabat”.
Langsung saja saya buka dan baca sepintas mengobati rasa keingintahuanku. Apa keistimewaan kado yang satu ini, lain dari kado biasanya. Baru baca sekilas, istriku menyapa, karena baru sampai dari perjalanan dinas luar kota yang cukup jauh, bapak makan dulu, nanti diteruskan bacanya setelah makan, katanya mengingatkan.
Setelah sholat tarawih saya lanjutkan membaca dan berusaha memaknai kandungan isinya. Subhanallah, begitu indah dan dalam pesan-pesan buku ini tentang kehidupan. Sebagai pembaca dan penulis, saya bersaksi bahwa karya Pak RIM sungguh luar biasa dan sangat menginspirasi saya.
Buku ini ditulis dengan kalimat yang mudah dipahami dan pemilihan diksi yang tepat. Beberapa topik adalah hasil rekonstruksi apik sekaligus mengingatkanku pada petuahnya bahwa di dunia ini tidak ada yang benar-benar asli. Beberapa topik lainnya begitu menginspirasi dan membakar semangatku untuk menuliskan pengalaman, perjalanan dalam sebuah karya tulisan.
Tepatlah kiranya kalau buku ini menjadi sebuah kado indah untuk sahabat, sebagaimana judul bukunya “Kado Buku untuk Sahabat.” Lebih hebatnya lagi, judul bukunya sama dengan gerakan literasi yang di gagas pak RIM yaitu “Kado Buku untuk Sahabat” yang bertujuan mengingatkan kita semua, khususnya kalangan orang tua untuk jangan menunda lagi membiasakan memberi kado buku istimewa kepada putra-putrinya yang sedang berulang tahun. Lebih luas lagi bagaimana mengapresiasi setiap pencapaian sahabat dengan memberi kado buku motivasi agar bisa lebih sukses. Jadi melalui tulisan ini, mari kita membumikan gerakan literasi “Kado Buku untuk Sahabat.”
Penulis : Asisten Komisioner KASN RI