Catatan Rahmayani, S.S, S.Pd
Webinar Bengkel Narasi (BN) yang saya ikuti pada Sabtu malam (10/7) selepas shalat magrib yang bertajuk “Kutemukan Peta Surga di Ujung Penaku” sungguh luar biasa menginspirasi. Saya mengagumi semua sosok yang menjadi peserta dalam webinar itu. Terlebih dengan semangat mereka untuk menulis. Guru-guru yang tinggal di pinggiran daerah jauh dari ibu kota kabupaten penuh antusiasme menulis, meskipun mereka menemui banyak kendala.
Mereka tinggal di pelosok-pelodok desa, dan pegunungan yang sangat susah mencari jaringan internet (sinyal handphone) untuk menuangkan karya-karya tulisnya. Namun semangatnya untuk mencerahkan dan berbagi gagasan-gagasan inspiratif lewat tulisan tidak pernah melemah selemah sinyal handphone mereka.
Semangat seperti itulah yang ingin sekali saya miliki, tetapi selalu terkendala saat memulai menulis. Saya kadang sudah menulis beberapa kalimat, tapi langsung berhenti lagi karena kehabisan kata-kata. Saya ingin sekali menuangkan semuanya dalam bentuk tulisan pengalaman-pengalaman saya sebagai seorang pendidik.
Karena itu, saya merasa bersyukur sekali diajak untuk mengikuti webinar online yang diadakan oleh Bengkel Narasi pada malam minggu kemarin. Saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang luar biasa. Pengalaman yang baru tentang bagaimana menjadi seorang manusia pembelajar. Dapat mengetahui makna antara manusia belajar dan manusia pembelajar.
Saya terinspirasi dengan kalimat inspiratif dari sang inspirator Bapak Ruslan Ismail Mage yang mengatakan, “Sesungguhnya manusia belajar dan manusia pembelajar punya selisih harga.” Menurutnya manusia belajar dibatasi ruang dan waktu. Kecenderungannya menjadi sombong dan tidak peduli dengan lingkungan di sekitarnya. Sementara manusia pembelajar adalah menusia yang tidak pernah berhenti belajar, karena ruang belajarnya bukan hanya ruang kelas, tetapi alam semesta beserta isinya. Bagi manusia pembelajar semua orang adalah gurunya, sehingga ia rendah hati dan bijak. Peduli dengan sesama dan selalu menjadi inspirator bagi masyarakat sekitarnya.
Selain pengalaman baru tentang semangat untuk menulis, ada hal luar biasa diulas oleh narasumber bapak Ruslan Ismail Mage, yang membuat saya meneteskan airmata mendengarnya. Beliau menceritakan tentang wakil Tuhan di bumi bernama IBU. Cerita tentang orang-orang yang baru menyadari arti kehadiran sosok ibu dalam kehidupan mereka setelah membaca tulisan bapak Ruslan Ismail Mage. Sungguh membuat saya teringat pada orang tua saya. Mengingat semua perjuangan dan pengorbanan mereka menjaga, merawat, dan membesarkanku.
Sang inspirator membuat saya lebih bersemangat untuk memulai berkarya, setelah memaknai kata-kata bijaknya bahwa, “Terbanglah setinggi langit untuk menggapai bintang, namun jangan pernah lupa titipkan hatimu di bumi, agar engkau tetap dirindukan oleh makhluk bumi.” Kata-kata bijak itu sungguh membuat hati saya terbuka bahwa, apa yang bisa membuat saya dirindukan oleh makhluk bumi kalau tidak mempunyai karya yang dapat membuat mereka mengenang saya.
Saya ingin mulai menulis setelah mendapatkan vaksin anti virus tidak percaya diri Bengkel Narasi, dan orang-orang pembelajar yang bergabung dalam webinar itu. Energi pemantik BN telah membuat semangatku berlipat-lipat dari biasanya untuk segera menulis berbagi inspirasi lewat goresan penaku. Terima kasih bapak Ruslan Ismail Mage atas motivasi dan energi positif yang diberikan. Saya berharap acara seperti ini konsisten dilaksanakan oleh Bengkel Narasi (BN). Salam sehat tanpa batas, dan bahagia tanpa limit.
Penulis : Guru SMPN 1 Watansoppeng