Kolom Hafid Abbas
Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi Universitas Negeri Jakarta, karena di tengah suasana pengukuhan dua orang guru besarnya, terdapat dua peristiwa penting yang terjadi secara bertepatan (historic co-incident), yakni: UNESCO, ILO dan UNICEF dan masyarakat internasional tengah memperingati Hari Guru Internasional dan bertepatan juga masyarakat di tanah air memperingati hari TNI ke-76, 5 Oktober.
Prof Dr Sarkadi, Msi telah menyampaikan orasi pengukuhannya atas Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi Pembelajaran Abad 22. Tema ini diangkat untuk memperkuat dan memberikan keyakinan kepada masyarakat luas bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sangatlah penting dalam setiap fase perkembangan zaman di negeri tercinta ini. PPKn dinilai sangat penting sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter dan setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasan berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan amanat UUD NRI 1945.
Sementara Prof Etin Solihatin, MPd, telah menyampaikan orasi pengukuhannya dengan melihat Pendidikan Karakter bagi Generasi Milineal. Tema ini diangkat untuk meneguhkan keyakinan kita bahwa pendidikan nasional haruslah berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk karakter, dan memajukan peradaban bangsa. Pendidikan karakter haruslah tercermin dari nilai-nilai perilaku setiap warga negara dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan dengan lingkungan semesta.
Kedua tema besar yang telah dikemukakan itu kelihatannya seirama dengan tema besar yang diangkat oleh PBB (UNESCO) pada perirngatan Hari Guru Internasional pada hari ini yaitu: “Teachers at the heart of education recovery,” Lahirnya generasi Z yang berkarakter dan terwujudnya kompetensi pembelajaran abad ke-22 tentu terkait dengan peran guru dalam masa pemulihan dari kriris global multi dimensi akibat pandemi covid-19 selama hampir dua tahun terakhir ke kondisi normal.
Hari Guru Internasional, 5 Oktober ini diperingati setiap tahun dimaksudkan untuk mengenang ketika ILO dan UNESCO mengadopsi “Rekomendasi tentang Status Guru pada 5 Oktober 1966, di Paris, yang memberi landasan internasional terkait dengan hak dan tanggung jawab guru, penyiapan, pengangkatan, penempatan dan pembinaannya” (the 1966 ILO/UNESCO Recommendation concerning the Status of Teachers, which sets benchmarks regarding the rights and responsibilities of teachers, and standards for their initial preparation and further education, recruitment, employment, and teaching and learning conditions.”
Peringatan Hari Guru Internasional ini mulai diperingati pada 1994. Di Australia dan sejumlah negara di dunia, hari ini diperingati sebagai hari libur nasional.
UNJ kini khusus untuk PPkn sudah bertambah lagi tiga orang guru besarnya yakni Rektor UNJ, Prof Komarudin, yang telah dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap UNJ Bidang Ilmu “Evaluasi Pembelajaran PPKn” pada 8 Juni lalu. Prof Sarkadi, MSi telah dikukuhkan dalam Bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran PPKn, dan Prof Etin pada bidang Ilmu Teknologi Pendidikan PPKn.
Dengan tambahan ketiga orang guru besarnya, UNJ kini telihat sudah memiliki lima orang guru besar sebagai center of excellent baru yang tangguh di bidang PPKn di tanah air karena mereka semua memiliki keahlian yang berbeda yang akan saling melengkapi di bidang PPKn.
Selamat Hari Guru Internasional dan Selamat buat UNJ yang telah berkontribusi di hari yang bersejarah ini.