Catatan Andi Wahida Sulaiman
Sekarang sedang viral Kallolo pole India de’naitarima dutana akki Wajo ( lelaki India ditolak lamarannya oleh keluarga gadis dari Wajo ).
Di Wajo adat dan budaya adalah hal yang sangat dijunjung tinggi mengingat orang Wajo sejak dalam kandungan sudah dijamin kemerdekaannya — maradeka tau Wajoe ade’na napo Puang.
Berita viral ini seakan menyalahkan keluarga sang gadis Wajo ( keluarga Anaddara ri Wajo).
Tunggu Dulu
Di Wajo, melamar tidaklah seperti membeli buah ada uang sudah jadi. Jadi kriteria lelaki India yang melamar tidaklah dibenarkan jika mengacu pada adat istiadat Tau Ugi suku Bugis Wajo.
Ada tahapan – tahapan melamar anak gadis di Wajo disebut Ade’ Pangadereng ri Laleng Addutang.
- Mammanu – manu.
Mammanu – manu adalah keluarga pihak laki – laki datang bertanya tentang anak gadis yang ingin dilamar, apakah sudah ada yang melamarnya atau belum ke keluarga pihak perempuan.
Apabila belum ada maka dilanjut pada acara yaitu Madduta melamar.
- Madduta / melamar.
Madduta / melamar adalah pihak laki – laki datang kepada pihak perempuan menyampaikan lamaran ( duta). Dan diterima keluarga pihak perempuan.
- Mappettu Ada
Mappettu Ada adalah pihak laki datang kepihak perempuan untuk menyampaikan besarnya Dui Pappenre, mahar / sompa, tiwi – tiwi sabba ta’ddua atau sabba ta’seddi, hari baik yang disepakati saat itu.
- Mappaserekeng
Mappaserekeng adalah iring – iringan pihak laki ke pihak perempuan membawa Dui Pappenre ( uang belanja) sesuai kesepakatan yang kelak dipakai untuk acara keluarga saat perhelatan perkawinan secara simbolis.
- Mappacci
Mappacci adalah simbol pembersihan diri kedua mempelei dan disaksikan oleh keluarga dan simbol pemberian restu keluarga.
- Mappenre Botting / Pernikahan
Mappenre Botting / Perkawinan adalah pihak laki ke pihak perempuan sebagai acara puncak perkawinan dengan membawa Mahar /Sompa atau mas kawin yang telah disepakati berikut tiwi – tiwi ( perangkat pakaian wanita dari ujung kaki hingga ujung rambut termasuk kelambu, seprei, alat sholat masing-masing, satu; jika Sabba taseddi dan kedua; jika Sabba taddua, termasuk umbu rampai yang tidak disebutkan tetapi jadi adat istiadat dalam perkawinan Tau Ogi / Orang Bugis seperti berbagai jenis kue, buah, lise kempu dan lain sebagainya.
- Mapparola
Mapparola adalah pihak perempuan mengantar anaknya ke rumah pihak laki setelah ijab kabul sebagai simbol berbaurnya dua keluarga besar.
- Mammatowa
Mammatowa adalah pihak perempuan ke rumah pihak laki menyerahkan anak perempuannya ke pihak laki dan tanggung jawab keluarga diberikan kepada pengantin laki secara simbolis.
Pihak perempuan ke rumah pihak laki untuk menginap pertama kalinya.
Biasanya simbolisnya berbalas cinderamata. Atau saling bertukar sarung sutera sebagai bukti bahwa perempuan sabar dalam mengarungi hidup dalam berumah tangga.
Orang tua pihak laki biasanya memberikan seperangkat perhiasan emas, kebun, sawah, rumah ( sesuai kemampuan ), yang kelak dijadikan modal bagi kedua pengantin.
Jadi maaf untuk para pembaca, cinta orang India terhalang oleh adat istiadat terkecuali faktor di atas ada kesepakatan kedua belah pihak bisa diabaikan.
Datang, melamar lalu kawin besoknya. Itu disebut Botting Bola Ronda / kawin yang biasanya terjadi karena ketangkap hansip atau warga. Kecuali memang ada kesepakatan lain misal faktor umur yang sudah lanjut.
Jadi untuk melamar anak gadis orang Bugis ada tahapannya ada ketentuannya sejak dahulu. Dan faktor paling berat dalam proses itu adalah soal sompa.