Adin Bondar: Perlunya Reward Pustakawan dan Pegiat Literasi

0
435
- Advertisement -

 

PINISI.co.id- Tidak dapat dielakkan lagi era teknologi informasi yang terus berkembang pesat, peran perpustakaan sebagai penyedia akses informasi mengalami transformasi yang signifikan. Kalau dulunya, perpustakaan berupa tempat fisik di mana orang dapat mengakses buku dan referensi lainnya, namun di zaman now perpustakaan tidak perlu lagi hadir di ruang-ruang fisik dengan adanya digital library.
Begitulah perbincangan dengan Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI, Dr.Adin Bondar, M.Si. dengan Tokoh Literasi Nasional asal Sulawesi Selatan, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), Jumat 28 Juni 2024 di Perpustakaan Nasional RI, Jl.Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut, Adin Bondar menguraikan bahwa pustakawan harus didorong dalam Gerakan sosial nasional dengan memanfaatkan platform media sosial. Nah, sekarang kata Adin Bondar, pustakawan sebagai profesional, memiliki peranan yang sangat strategis terutama mencerdaskan masyarakat Indonesia. Karenanya, peran perpustakaan memiliki peranan yang lebih luas daripada profesi guru. Misalnya, kata Adin Bondar, peran perpustakaan bukan hanya mendorong masyarakat agar cerdas melalui jalur pendidikan formal, namun pustakawan juga memerhatikan kualitas masyarakat Indonesia melalui pendekatan non formal dengan prinsip pendidikan sepanjang hayat.

“ Kita mau memberikan reward kepada pustakawan melalui tunjangan fungsional yang lebih sejahtera. Dan, khusus untuk reward bagi penggerak literasi diberikan Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI. “ Kami menggagas kedepan penghargaan tertinggi NJDP ditandatangai Bapak Presiden”, kata Adin Bondar.

Mengapa disebut penghargaan tertinggi? Tanya Bachtiar Adnan Kusuma kepada Adin Bondar? Adin Bondar menjawab, kalau penghargaan Nugra Jasadharma Pustaloka disebut penghargaan tertinggi karena adanya apresiasi Pemerintah Pusat kepada tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki konstribusi besar pada negara dibidang literasi. Selain dilandasi atas mandatori Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pada pasal 49 pemerintah berkewajiban memberikan penghargaan kepada masyarakat yang telah mengabdi dan memberikan konstribusi pada peningkatan kegemaran membaca di Indonesia. “ Penghargaan tertinggi ini juga diberikan pada masyarakat sebagai bentuk keterlibatan pemerintah pusat memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat atas perannya ikut serta memajukan pembangunan ekosistem literasi di Indonesia” tegas Adin Bondar.

- Advertisement -

“Jadi, dengan adanya hal-hal baru ini,kan bisa kita narasikan bahwa pustakawan kita yang jumlahnya 5.588 orang tersebar di seluruh Indonesia itu memang harus didorong menjadi gerakan sosial nasional,” ucap Adin Bondar.

Gagasan Adin itu disambut baik, Bachtiar Adnan Kusuma dengan antusias. Bachtiar Adnan Kusuma yang dikenal penulis yang telah melahirkan ratusan buku ini mendukung pemikiran Adin Bondar. Alasannya, kata BAK selain karena memang situasi perkembangan teknologi informasi telah mengubah gaya hidup manusia saat ini, juga termasuk style dalam mengakses buku dan perpustakaan.

“Idenya Mas Adin Bondar, sangat cemerlang dan telah dieksplorer luas dalam bukunya “Literasi Berawal Dari Diksi, Berakhir pada Aksi”, bahwa Gerakan literasi harus menjadi gerakan nasional,” kata BAK menimpali.

Adin Bondar menambahkan bahwa penting melibatkan platform media sosial dalam Gerakan literasi nasional, selain jangkauannya lebih cepat dan luas, juga biayanya lebih murah. Diketahui instrument media sosial penggunanya semakin berkembang banyak. Begitu pula dengan kanal yuotube dengan fitur podcast serta platform Instagram sehingga tidak perlu lagi menggunakan (air time) stasiun TV untuk melakukan branding program.

“Nah, harapan kita di perpustakaan itu termasuk taman bacaan, perpustakaan desa dan komunitas baca oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Kota dan provinsi itu memanfaatkan medsos untuk mempromosikan. Karena betul-perlu ada branding, dan cara meningkatkan branding harus di media sosial,” tegas Adin Bondar.

Bachtiar Adnan Kusuma, sepakat dengan gagasan-gagasan Adin Bondar. Menurutnya, dengan kemajuan teknologi, konsep perpustakaan telah berkembang menjadi lebih luas. Kini, perpustakaan tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan buku, tetapi juga sebagai pusat informasi digital yang menyediakan akses ke berbagai sumber informasi elektronik seperti e-book, jurnal online, database, dan sumberdaya digital lainnya. (Man)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here