Kolom Fiam Mustamin
ITULAH judul yang dipilih untuk menyebut dan mengenang almarhum sahabat yang berpulang lebih awal meninggalkan kita pada 26 Nopember 2018 lalu.
Sosok anak muda ini identik namanýa dengan KKSS di manapun ada acara KKSS, di situ ada ATR yang menyingkat sendiri namanya.
Kepergiannya sendiri sesaat setelah memberi sambutan pada pada Ulang Tahun ke 42 KKSS yang dirangkaikan dengan Maulid Nabi yang diselenggarakan oleh KKSS wilayah Jakarta Utara.
Awal Bertemu
ATR datang ke Jakarta bersama delegasi PON dari Kalimantan Timur. Dari asrama mahasiswa Kaltim di Jalan Cimahi Menteng, dia dipandu okeh rekan aktivis Sjaiful Anwar, Wakil Sekjen Badan Koordinasi Sosial Budaya Pemuda (BAKORSUDA) Indonesia Timur menemui saya, Kepala Humas PB PARFI di Pusat Perfilman Kuningan.
Dari situ kerap bersama saya di kantor yang ramai dengan kunjungann artis dan ikut ke rumah di Tebet.
Anak ini ramah menyenangkan dan cepat berkawan, hampir semua teman-teman orang film juga dikenalnya dengan mengatakan dia, adik saya.
Bukan hanya itu, ATR rupanya mengamati pekerjaan saya menemui banyak orang (insan film) dan mengelola penerbitan internal organisasi profesi perfilman : buletin PARFI artis film, KFT karyawan film dan PPFI produser film.
Surat-surat undangan PARFI dia minta untuk mengantarkannya sendiri yang kemudian hari saya tau dia sudah mengenal artis top ketika itu tahun 1980-an antara lain Roy Marten, Sopan Sophiaan dan isterinya Widiawaty, Rina Hasyim, Deddy Miswar, Slamet Raharjo, Sultan Saladin. El Manik dan lain-lain dan berusaha dikenalnya artis yang berdarah Bugis Makassar.
Selepas dari PARFI saya di KKSS jadi Sekretaris Esekutif sejak kepemimpinan Ketum Beddu Amang tahun 1992 dan ATR terus mengikuti melanjutkan pengalamannya dari PARFI.
KemudIan dia menerbitkan tabloid Suara Bahari yang semakin memperkuat/ memperluas jaringannya dengan orang penting terutama dengan warga KKSS, Angkatan Laut dan Kepolisian khususnya.
Merintis dan merasa cukup mapan diapun maju menjadi calon Ketua KKSS wilayah Jakarta Utara dan terpilih dua kali masa jabatan ketua.
Mengenal Dekat Jusuf Kalla
SUATU hari ATR datang ke rumah berkonsultasi menyampaikan rasa simpatinya terhadap JK dengan masalah yang sedang dihadapi mengenai wawancara Korban 40 000 jiwa.
ATR bermaksud untuk mengadakan jumpa pers atas nama Generasi Muda Sulsel untuk ikut prihatin mendukung dan mengapresiasi solusi perdamaian yang sedang dilakukan oleh pihak-pihak terkait di Sulsel.
Ketika itu saya bertanya dalam hati; dari mana anak ini punya rasa kepedulian sejauh itu.
Bila kita mengamati luas pergaulan silaturahminya, anak ini mestinya tinggal di perumahan elit, tapi hidupnya tetap sederhana bemukim di kawasan rumah padat di Cilincing, Jakarta Utara. Sekalipun dia mengenal banyak pejabat berpangkat dan sejumlah direksi BUMN.
Di mimbar majelis HUT ke 42 KKSS dan Maulid Nabi ATR mengutarakan permohonan maafnya kepada majelis dan rupanya itulah kata-kata terakhir perpisahannya beranjak menemui panggilan kembali ke asalnya dari Maha Pencipta.
Kami sahabat-sahabatnya mendoakan tempat peristirahatan yang terbaik disisiNya, aamiin.
Membicarakan ATR dan pengabdiannya kepada paguyuban KKSS tak terpisahkan dengan sahabat-sahabat yang sudah juga sudah tiada; Nasar Simbong kepala anjungan Sulsel, La Sule, pelukis, Surya Dharma dan Daeng Sakka.