PINISI.co.id- Alwiansyah, disingkat Alwi, bocah berusia 11 tahun ini mendadak jadi ‘artis’ yang mengguncang jagat hiburan Tanah Air. Hampir sebulan Alwi di Jakarta meninggalkan kampungnya untuk memenuhi jadwal nan padat. Senin (7/9/2020), Alwi kembali menghibur di Liga Dangdut KDI yang digelar salah satu stasiun TV. Bocah ingusan ini laris diundang di sejumlah TV dan ia menjadi magnetnya di situ.
Sebagai anak kampung asal Sinjai yang lahir di desa Amamotu, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Alwi diburu para host dan pesohor kenamaan; mulai dari Tukul Arwana, Sule, Raffi Ahmad, Ivan Gunawan, hingga Youtuber paling banyak pengikutnya di Asia Tenggara, Atta Halilintar.
Anak ini viral lantaran videonya yang menampilkan ekspresinya yang kocak, unik, cengengesan. Mimiknya cepat berubah seturut lagu yang dibawakan. Ia sendu menyayat; hingga nyengir dan meringis dalam sedu sedan.
Wajahnya yang otentik khas anatomis Bugis Makassar, mengundang penonton terhibur di tengah politik yang keruh dan kisruh.
Alwi kerap memonyongkan bibirnya, menekuk sedih dan itu menjadi ikon diirinya. Ia lantas menjadi pembeda dibanding artis-artits sebaya maupun yang lebih senior. Ditopang suara yang lumayan merdu, Alwi melampaui mimpi jutaan orang yang sengaja ingin jadi bintang.
Laiknya seorang artis kondang, Alwi saban hari mengisi sesi wawancara di sejumlah TV, dan kanal Youtube milik pesohor. Kendati anak kampung, ia percaya diri, tak jengah berduet dengan sejumlah artis top dangdut dan pop. Ia mampu menikmati duetnya dengan penyanyi idolanya, artis bersuara emas: Judika.
Tak sampai di situ, Alwi sempat bertemu dengan konduktor terkemuka, Addie MS. Semua kesengsem pada Alwi yang baru pertama kali ke Jakarta dan naik pesawat ini.
“Bagaimana perasaan kamu naik pesawat? tanya seorang presenter.
“Degedug ckckck..degedug,” jawab Alwi dalam irama hiphop, menirukan suara jantungnya yang tak keruan saat pesawat mengudara. Dengan piawai ia memainkan beatbox dari mulutnya — instrumen musik lewat bibir.
Benar ia anak dari dusun udik, yang mungkin tak ada di peta, tapi Alwi tidak canggung, dan demam panggung. Dalam sekejap ia bisa beradaptasi dengan industri musik yang gemerlap. Lebih dari sekadar penyanyi, Alwi juga penghibur berbakat. Tampaknya ia memang dilahirkan untuk menjadi entertainer.
Tanpa perlu latihan vokal dan kursus menyanyi di sekolah musik kota-kota besar berbiaya mahal atau ikut kontes idol-idolan Alwi melesat bagai anak panah.
Ini dibuktikan, album singelnya Aisyah Sahabat Yang Hilang kini sudah ditonton 3.9 juta kali. Setiap nomor yang ia lagukan ditonton jutaan kali di kanal Youtube. Viralnya Alwi dengan sejumlah lagu yang jadi identitas diri dengan mimiknya yang paten, dan cara membawakan lagu dengan penuh penghayatan, membuatnya pernah jadi trending topik nomor satu di Indonesia dan sempat bertengger di tangga 24 trending topik dunia.
Ia pandai membawakan lagu-lagu dewasa, — karena hanya musik bergenre ini yang tersaji di industri huburan, — bukan lagu anak-anak. Tersebutlah barat, pop, dangdut, dan India. Teristimewa lagi, ia juga pandai mengaji.
Posan Tobing, mantan penggebuk drum kelompok musik Kotak, sebagai produser Alwi, bertekad mengorbitkan bocah ini ke jalur musik dan sudah menyiapkan beberapa lagu buatnya.
Alwi kini dibawah naungan manajemen Aksen Entertainment dan label musik Aksen Record.
Mencari Kayu Bakar
Alwi dibesarkan oleh ayahnya Abdul Rahim, seorang petani cengkeh di Kolaka. Orang-orang Bugis dikenal banyak yang merantau ke Sulawesi Tengara dan Tengah untuk menjadi pekebun, petani, atau membuka lahan, seperti orangtua Alwi.
Sepulang sekolah, Alwi membantu orang tuanya memetik cengkeh dengan naik gunung, atau mencarikan kayu bakar buat ibunya, Indo Esse.
Rumahnya berdinding papan tanpa pagar layaknya permukiman di dusun, dan letaknya saling berjauhan. Orang-orang kampung di sana menonton sang artis dadakan ini di lapangan terbuka lewat televisi berukuran besar untuk menyaksikan Alwi beraksi.
Dari mana Alwi bisa belajar menyanyi sambil memamerkan mimik made in dirinya?
Dari cermin yang mulai retak, ia mematut-matutkan diri, berdialog dengan dirinya yang ada dalam cermin. Sementara gawai hanya satu, yang digunakan untuk seluruh anggota keluarganya di rumah. Tapi siapa nyana dari ponsel murahan itulah yang merekam Alwi hingga seterkenal di seantero Indonesia dan juga sebagian dunia.
Alwi tumbuh dalam era digital dan hidup dalam kultur pop, yang ciri utamanya orang bisa tiba-tiba melesat seperti meteor, tapi bisa dengan mudah terempas dan dilupakan. Ribuan pendatang baru, ada yang bersinar, dan lebih banyak yang tenggelam, dan hanya sedikit yang melagenda.
Namun, doa artis penyanyi Maia Estianty bisa mewakili doa banyak orang kepada Alwi bisa menjadi artis di tengah keringnya kualitas hiburan.
Satu jawaban yang selalu membuncah dalam benak Alwi setiap mendapat pertanyaan, tak lain ingin menaikkan haji kedua orangtuanya.
“Cocok mi,” kata Alwi senantiasa.
Mudah-mudahan Alwi bisa bernafas panjang. [ Alif ]