Kolom Hadita
Akhir-akhir ini kita selalu membaca lewat media online atau mendengar informasi di televisi tentang istilah baru “New Normal”. Sebagian besar masyarakat awam bertanya-tanya, terminologi baru apa lagi ini?, apa artinya, apa definisi operasionalnya? dan berbagai pertanyaan lain. Kalau dipikir-pikir, new normal itu sebenarnya bukan suatu hal yang benar-benar baru, tapi merupakan kebiasaan lama yang tidak membudaya di masyarakat. Dan mengubah adat kebiasaan dan budaya, bukan suatu hal yang mudah, bahkan dikatakan butuh waktu bertahun-tahun untuk mengubah budaya tertentu.
Pandemi Covid-19 menjadi trigger yang mengharuskan kita mengerjakan kegiatan yang suka atau tidak, harus dijalani setiap hari dan pada akhirnya menjadi kebiasaan, rutinitas harian dan akhirnya menjadi budaya di tengah masyarakat.
Selalu ada hikmah di setiap peristiwa, dan new normal dari pandemi ini adalah budaya hidup bersih, cuci-tangan, pakai masker, jaga jarak, tidak salaman apalagi cipika-cipiki terlebih dengan yang bukan mahram (saya tidak menggunakan istilah lawan jenis, karena tidak boleh saling melawan antara jenis berbeda #senyumsendiri).
Dalam Islam life-style ini merupakan tuntunan yang belum sepenuhnya dilaksanakan oleh kaum muslim sendiri, tapi tidan bisa digeneralisir karena sudah banyak yang melaksanakan pola hidup bersih sebagai budaya harian di rumah atau tempat kerja masing-masing.
Pada akhirnya new-normal mengajak kita kembali beraktivitas seperti sebelumnya , tapi dalam suasana atau situasi yang berbeda, tapi membudayakan pola hidup bersih dan sehat yang awalnya akan terasa berat bagi sebagian orang, tapi kita harus optimis cepat atau lambat akan menjadi rutinitas, budaya baru dan tidak lagi terasa sebagai beban, contohnya saya pernah tertidur menggunakan masker dan tidak merasa sesak nafas, dan esoknya baru menyadari kalau tidur dengan tetap maskeran (#truestory).