Asyik Bermedia Sosial Mengabaikan Ibadah

0
35
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain 

Pada hari terakhir kami berada di Surabaya, tepatnya pada 7 Oktober 2025, dalam acara Reuni Gontor, Prof. Din Syamsudin, teman seangkatan saya di Gontor Ponorogo, memberikan arahan dan nasihat yang sangat berharga.

Beliau berpesan agar setiap tulisan Ta’lim Subuh yang saya buat diawali dengan kisah nyata kekinian (true story) — peristiwa yang sedang terjadi di tengah masyarakat, bukan hanya kisah nyata masa lalu.

Nasihat ini sungguh berharga, dan saya sangat bersyukur mendapat arahan dari beliau. Saya menjawab dengan penuh takzim, “Sam’an wa Tho’atan.”
Rupanya, Prof. Din Syamsudin — sosok Guru Bangsa — juga rajin membaca tulisan-tulisan saya. Maka mulai sekarang, setiap tulisan Ta’lim Subuh akan saya awali dengan peristiwa kekinian.

Fenomena Kekinian

Dewasa ini, media sosial (medsos) dan telepon genggam (gawai) telah banyak menyita waktu kita. Memang, keduanya dibutuhkan agar tidak ketinggalan informasi, namun keasyikan bermedsos sering kali membuat kita malas beribadah, enggan shalat di awal waktu, dan jarang membaca Al-Qur’an.

Jika hal ini terjadi pada diri kita, mari renungkan dan amalkan nasihat Amirul Mukminin Umar bin Khattab RA, yang beliau kutip dari Rasuulullaah SAW berikut ini:

Karena godaan setan yang tiada henti, ditambah rayuan dunia digital dan ketidaktahuan terhadap bacaan shalat serta makna ayat-ayat Al-Qur’an, banyak di antara kita tidak lagi merasakan nikmatnya shalat dan indahnya tilawah Al-Qur’an. Akibatnya, muncul rasa jenuh dan malas beribadah.

Umar bin Khattab RA menuturkan:

إِنَّ لِهَذِهِ الْقُلُوبِ إِقْبَالًا وَإِدْبَارًا؛
فَإِذَا أَقْبَلَتْ فَخُذُوهَا بِالنَّوَافِلِ،
وَإِنْ أَدْبَرَتْ فَأَلْزِمُوهَا الْفَرَائِضَ.
(من كلمات أمير المؤمنين عمر ابن الخطاب)

Sungguh, hati manusia terkadang mengalami masa semangat dan masa lemah dalam beribadah. Apabila hati sedang bersemangat, perbanyaklah amalan-amalan sunnah.

Namun jika semangat itu melemah, maka jagalah amalan-amalan wajib dengan sebaik dan sesempurna mungkin.
(Umar bin Khattab RA)

Sungguh, kita memang lemah dan mudah jenuh dalam beribadah. Iman kita pun terkadang naik turun, menguat dan melemah.

Rasuulullaah SAW bersabda dalam kisah yang diriwayatkan oleh Muslim (No. 2750):

عَنْ حَنْظَلَةَ الأُسَيِّدِىِّ…
(teks Arab hadits lengkap sebagaimana naskah asli).

Sahabat Rasuulullaah SAW bernama Hanzhalah Al-Usayyidi, juru tulis Rasul, menuturkan:

Suatu ketika Abu Bakar RA menemuiku dan bertanya, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?”

Aku menjawab, “Hanzhalah telah menjadi munafik!”

Abu Bakar berkata, “Subhanallah, apa maksudmu?”

Aku menjawab, “Ketika kami berada di dekat Rasuulullaah SAW, beliau mengingatkan kami tentang Neraka dan Surga, seolah kami melihatnya di depan mata. Namun ketika kami kembali ke rumah, bergaul dengan istri, anak-anak, dan sibuk dengan urusan dunia, kami lupa banyak hal.”

Abu Bakar berkata, “Demi Allah, kami pun merasakan hal yang sama.”

Maka kami berdua mendatangi Rasuulullaah SAW dan aku berkata,
“Ya Rasuulullaah, Hanzhalah telah menjadi munafik.”

Rasuulullaah SAW bertanya, “Mengapa demikian?”

Aku menjawab, “Ketika kami bersamamu, kami selalu ingat Neraka dan Surga, namun saat kami kembali, kami tersibukkan dengan keluarga dan pekerjaan hingga banyak lupa.”

Rasuulullaah SAW bersabda:

“Demi Allaah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian terus dalam keadaan sebagaimana ketika bersamaku dan terus mengingat Allaah, niscaya malaikat akan menyalami kalian di tempat tidur dan di jalan-jalan kalian. Akan tetapi, wahai Hanzhalah, lakukanlah saa’atan wa saa’atan — kadang begini, kadang begitu.” (Rasuulullaah SAW mengulanginya tiga kali.)

Pelajaran Penting

1. Menjaga Iman dan Amal Jika kita tahu bahwa iman bisa bertambah dan berkurang, maka tugas kita adalah menjaganya agar tetap bertambah dan tidak melemah.

Caranya membaca Al-Qur’an minimal 10 ayat per hari beserta artinya.

Bersedekah setiap hari, walau hanya sebotol air minum atau sebungkus nasi — lebih banyak, lebih utama.

2. Amalkan Doa Rasuulullaah SAW

رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَاجْبُرْنِي، وَارْفَعْنِي، وَارْزُقْنِي، وَاهْدِنِي، وَعَافِنِي، وَاعْفُ عَنِّي
Rabbighfir lii, warhamnii, wajburnii, warfa‘nii, warzuqnii, wahdinii, wa ‘aafinii, wa‘fu ‘annii.

“Ya Allaah, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah kebutuhanku, angkatlah derajatku, limpahkanlah rezeki kepadaku, berilah petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim, dan Baihaqi)

3. Zikir Paket Hemat Untuk mengurangi dosa dan meningkatkan semangat beribadah, bacalah zikir ini setiap pagi dan menjelang tidur. Disebut “Zikir Paket Hemat” karena ringan dibaca, namun pahalanya luar biasa besar.

Al-Fatihah, Ayat Kursi, Tiga ayat terakhir Surah Al-Hasyr (59:22–24), Al-Kafirun, Al-Ikhlas (3x), Al-Falaq dan An-Naas

Penutup

Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW:

اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Allaahumma a‘innaa ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik.

“Ya Allaah, bimbinglah kami agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya.”

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here