Kolom Fiam Mustamin
DALAM seni peran, tak ada peran besar dan peran kecil yang ada adalah aktor kerdil.
Tak terduga sahabat Bambang Oeban, seniman multitalenta mengirimkan video dengan konten seorang putri dengan piala tampil di sebuah panggung.
Panggung itu menggambarkan perhelatan perpisahan kelulusan Sekolah Lanjutan Atas. Dihadiri oleh siswa siswi, guru dan orang tua.
Di panggung nampak seorang siswi dengan piala yang ditangannya. Sepertinya iya menerima piala sebagai lulusan terbaik di sekolah itu dan diminta menyampaikan sambutan perpisahan mewakili siswa siswi lainnya.
Sejenak iya terdiam memandang piala di tangannya lalu menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru dan kepala sekolah.
Kemudian pandangannya ke kehadirin dan menyampaikan bahwa ketidak hadiran ayahnya yang akan dipersembahkan piala itu.
Di katakan bahwa ayahnya keras kepala dan kalau tidak keras bukan kepala namanya begitu iya menirukan dalam aksen Batak.
Untung tidak datang, ayahnya banyak protes yang disambut riuh hadirin.
Ina gadis itu lahir yang memisakan belahan kekasih ayah dengan ibunya. Sejak itulah ayahnya berperan ganda dalam membesarkannya.
Ayah disebutnya sebagai aktor andalan yang tidak memilih milih peran dan peran figuran sekalipun dijalaninya untuk membesarkan putrinya.
Narasi di adegan ini direspon dengan emosional yang menyaksikan tayangan itu.
Pemeran gadis itu sesungguhnya seorang aktris … Ia mengatakan tidak akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi untuk tidak memperpanjang episode peran perjuangan ayah yang
membesarkannya.
Kasian ayah, andaikan Ina tidak lahir, ayah tidak seperti ini lakon perjuangan hidupnya yang tidak peduli dengan dirinya dendiri.
Video ini menghadirkan ayah Ina secara paralel yang memberi reaksi apa yang diucapkan Ina.
Di akhir video itu ayah ina hadir menuju panggung dengan simbol kebanggaan dan Inapun menyambutnya dengan mengangkat pialanya, itu ayahku, aktor andalan …
Legolego ciliwung 19 Pebruari 2025
