PINISI.co.id- Bisnis pemasaran buku-buku Islam belum menjanjikan, apalagi mendapat tempat yang layak di kalangan umat Islam. Omzet penjualan buku-buku Islam belum menunjukkan kemajuan yang pesat di bulan Ramadan ini jika dibandingkan di luar bulan Ramadan.
Hal tersebut diakui Tokoh Perbukuan Nasional Bachtiar Adnan Kusuma, usai menyaksikan langsung para pemilik toko buku berlabel Islam, baik di Masjid Al-Markas Al Islami, Makassar, maupun beberapa toko buku Islam di Jl. Sultan Alauddin Makassar
“Sehari paling yang terjual 5-10 judul buku,” kata salah seorang pemilik tokoh buku di Al-Markas Al Islami Jenderal M. Jusuf, Makassar.
Penyebabnya, aku Natsir, karena maraknya toko buku Islam mulai bermunculan di mana-mana. Misalnya saja, lanjut Natsir, toko buku Islam terbesar di Makassar seperti Cordova, Toha Putra, dan lainnya.Jujur, aku Natsir yang berjualan buku Islam selama 27 tahun di Al Markas, keuntungannya tidak terlalu menjanjikan. Kendati, bisnis buku Islam tak sekadar memburu profit, tapi punya nuansa dakwah.
“Kalau dai berdakwah secara lisan, maka kami berdakwah dengan berjualan buku Islam. Ya, untungnya buku-buku Islam isinya tak kedaluarsa dan kapan saja dibutuhkan, berbeda dengan buku-buku umum tergantung momen,” jelas ayah tujuh anak ini. BAK panggilan akrabnya Adnan mengakui bahwa geliat buku Islam belum menjanjikan dengan jumlah penduduk umat Islam yang mayoritas di Indonesia.
Karena itu, Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional yang juga Deklarator Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat ini, menegaskan kalau ada lima dasar mengapa buku-buku Islam punya prospek. Pertama, kata BAK, kajian pasarnya luas. Semakin sadar orang mendalami ajaran Islam, semakin membuka permintaan referensi buku tentang Islam. Mulai dari tafsir Al-Quran, kajian kitab tertentu dan buku-buku Islam. Kedua, memenuhi permintaan pasar. Ada permintaan pembaca dan ada pemenuhan peermintaan, maka sistem pemasaran dan strategi promosi penjualan buku- buku Islam perlu dilakukan deversifikasi pasar. Ketiga, sebagai kebutuhan pengetahuan, peluang buku-buku Islam terbuka dan punya jangkauan luas terhadap pembahasan materi dan ilmunya sangat luas.
Keempat, desain grafis menjadi nilai tawar yang tinggi. Variasi dan desain buku-buku Islam dibutuhkan terutama menawarkan perpec desain dan model bacaan yang paripurna. Kelima, sebagai mata air peradaban yang takkan pernah habis. “Saya yakin dan percaya prospek buku-buku Islam tetap menjadikan, apalagi geliat dakwah di mana-mana menunjukkan kemajuan yang begitu pesat”, kata Bachtiar Adnan Kusuma.
Karena itu, minat umat Islam membaca buku-buku Islam tinggi. Keempat, desain grafis menjadi nilai tawar yang tinggi. Variasi dan desain buku-buku Islam dibutuhkan terutama menawarkan perpec desain dan model bacaan yang paripurna.
Kelima, sebagai mata air peradaban yang takkan pernah habis. “Saya yakin dan percaya prospek buku-buku Islam tetap menjadikan, apalagi geliat dakwah di mana-mana menunjukkan kemajuan yang begitu pesat,” kata Bachtiar Adnan Kusuma. (Van)