Bachtiar Adnan Kusuma: Dibutuhkan Keberpihakan Bupati, Walikota, Gubernur, Hidupkan Industri Buku Lokal

0
1450
- Advertisement -

Bachtiar Adnan Kusuma sedang membubuhi tandatangan di buku karyanya.

PINISI.co.id- Tokoh Literasi yang juga Deklarator Nasional Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Bachtiar Adnan Kusuma, kembali menegaskan kalau akses buku-buku bermutu di daerah-daerah kurang, karena selama ini hanya mendorong membaca melulu, tapi tak mendorong menulis.

Efeknya, kata Bachtiar terjadi dikotomi, menggerakkan budaya membaca tapi tak menggerakkan budaya menulis. Padahal, kata Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertinggi NJDP Perpustakaan Nasional ini, kedua pilar ini harus ditumbuhkan dan digerakkan secara bersamaan, simultan dan memassal.

Menurut Kepala Badan Nasional Literasi LABBAIK PP IKA BKPRMI, kalau budaya baca tinggi, otomatis mendorong budaya menulis ikut terbangun, karena membaca dan menulis tak bisa dipisahkan. BAK — panggilan akrab Bachtiar, mengutip pernyataan Pennebaker, psikolog terkemuka AS, menegaskan kalau siapa yang membaca seharusnya juga memiliki kemampuan menulis, sebab membaca dan menulis dua keping mata uang yang tak dipisahkan.

Karena itu, BAK kembali menggugat perlunya peran intervensi Pemerintah Kabupaten, Kota dan Pemerintah Provinsi di seluruh Infonesia, wajib ikut serta mendorong dan menumbuhkan ekosistem perbukuan lokal. Caranya, kata BAK dengan memperbanyak pelatihan menulis, memberi intervensi anggaran APBD untuk pembelian buku, jangan hanya mendorong menulis, tapi tak mendorong dan memberi efek ekonomi bagi penulis dan penerbit.

Nah, urai pembelajar Nasional Guru dan Pustakawan menulis buku ini, menegaskan kalau guru dan pustakawan menulis buku, bisa membuka ruang akses solutif kurangnya buku-buku bermutu di daerah.

- Advertisement -

Karena itu, sebaiknya tugas Bupati, Walikota dan Gubernur, menyediakan anggaran untuk membeli buku-buku penulis lokal dalam bentuk partai besar “ Kalau ekosistem industri buku lokal hidup, otomatis buku buku karya pustakawan, penulis mereka bisa sejahtera dan terus menerus menulis buku,” kata penulis Ratusan buku Biografi Tokoh ini yang juga penulis buku-buku Literasi dan Menulis.

Sebaliknya, bukan mereka menulis, mereka menerbitkan, mereka menjual sendiri, mereka mendesain, mereka editornya, tapi Negara tak hadir, apalagi Bupati Walikota Gubernur tak peduli karena mereka tak punya keberpihakan hidupnya industri buku lokal di daerah,” papar BAK.

Karena itu, kata BAK kita butuh walikota, bupati, Gubernur, kadis perpustakaan yang Care hidupnya industri buku di daerah. “Terima kasih Bapak Bupati Maros, Ibu Wakil Bupati Maros, Andi Chaidir Syam dan Suhartina Bohari dan Kadis Perpustakaan Maros Amiludin A yang begitu memiliki keberpihakan menyediakan anggaran untuk akses buku bermutu bagi perpustakaan desa lewat program TPBIS Maros, 2024,” jelas BAK.

“ Jangan hanya mendorong menulis, tapi tak mendorong menerbitkan, mendistribusi, memasarkan, promosi dan menyediakan pangsa pasar dan membeli karya tulisan buku mereka,” urai Penggagas dan Deklarator Utama Gerakan Nasional Guru, Pustakawan Menulis Buku Indonesia ini.

Nah, lanjut BAK Inilah efek TPBIS membaca menulis wajib memberi efek ekonomi meminjam buku karya Dr.Adin Bondar, M.Si. Literasi Dimulai Dari Aksi, dan diakhiri Aksi, menegaskan kalau Membaca dan Menulis selain berefek ekonomi juga berefek intelektual” Knowledge Driven Of Economy,” tutup BAK. (Van)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here