PINISI.co.id- Tokoh Literasi dan Penulis Nasional Bachtiar Adnan Kusuma, menegaskan buku Prof.Dr.H.Aminuddin Salle, S.H.M.H. Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin berjudul” Aminuddin Salle, Sang Pelestari Aksara Lontarak Makassar” diterbitkan Pustaka Taman Ilmu ditulis Abdul Jalil Mattewakkang, Muhammad Iqramsyah Djalil dan Muhammad Asmin Rahman, menjadi bacaan wajib bagi guru-guru SD, SMP, SMA dan SMK di Sulawesi Selatan. Bachtiar Adnan Kusuma yang juga Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, menjadi pembicara pertama pada Launching dan Bedah Buku Aminuddin Salle, Senin 30 September 2024 di Pantai Sampulungan, Galesong Utara, Kabupaten Takalar yang diselenggarakan Perkumpulan Pemuda Panrannuangku Peduli Film, Seni, Budaya dan Sejarah Indonesia bekerjasama Dana Indonesiana, LPDP. Selain Bachtiar Adnan Kusuma menjadi pembicara juga Abdul Jalil Mattewakkang, Dedi Gunawan Saputra, Susanti dipandu Muhammad Asmin Rahman.
Bachtiar Adnan Kusuma memberi apresiasi tinggi kepada Abdul Jalil Mattewakkang atas inisiatif dan prakarsanya menulis buku tentang kiprah, peran dan perjuangan Prof. Dr.H.Aminuddin Salle, S.H.M.H. terlibat total menjaga dan merawat aksara lontarak Makassar yang nyaris punah dan ditinggalkan anak-anak muda.” Berbagai narasi dari buku setebal 220 halaman, menarik selain menampilkan tulisan latin Bahasa Indonesia juga diikuti dengan tulisan aksara lontarak Makassar.
Beragam inspirasi pembelajaran konten lokal yang diurai dengan bahasa sederhana, mudah dicerna pembaca. Misalnya saja, kata Tokoh Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ini, Prof. Aminuddin Salle mengurai diksi kalimat tentang Appaka Sulapak.
Pertama, kata BAK tentang Caradde atau orang yang cerdas dan pintar. Modal utama menjadikan seseorang bisa berdaulat secara ekonomi dan pikiran karena wawasan dan horison pengetahuan yang dimilikinya. Implikasi kecerdasan, kata BAK seperti yang ditulis dalam buku Prof. Aminuddin Salle, tegas menunjukkan implikasi yang sangat penting bagi dunia pendidikan. “ Pendidikan tak hanya melulu pada pengembangan kognitif semata, melainkan ikut serta memerhatkan aspek sosial, emosional dan spiritual” urai BAK.
Kedua, kata BAK, Lambusuk yaitu jujur atau komitmen artinya berbuat cermat. “ Ajaran dan himbauan Prof. Aminuddin Salle agar menjaga diri dari perbuatan tidak baik atau perbuatan salah dan pernyataan kata tidak benar adalah refleksi nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun temurun. Dan, kata BAK berbagai buku relefan dengan pernyataan Appakka Sulapak, di antaranya buku The Speed Of Truts karya Stephen MR Cofee, Daniel Goleman tentang Kecerdasan Emosional dan buku tentang Atomic Habit karya James Clear.
Ketiga, berani adalah penguatan edukasi filosofi lontarak Makassar yang diurai dengan cerdas bahwa keberanian diwujudkan dalam bentuk keberanian menghadapi alam. Konsep berani dalam budaya Makassar tak hanya terkait dengan individu, melainkan juga dengan komunitas.
Keempat,lanjut BAK adalah Kalumannyang atau berwawasan luas. Dari ketiga pilar Appakak Sulapak, pada bagian keempat lebih tegas lagi kalau dengan modal kecerdasan, jujur dan berani, berikutnya melahirkan sosok pribadi yang kaya hati, bersikap empati dan peduli dengan sesamanya yang membutuhkan bantuan.
Karena itu, BAK mengajak Kadis Pendidikan Kabupaten Takalar dan Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan menjadikan buku Prof. Aminuddin Salle, Sang Pelestari Aksara Lontarak Makassar menjadi bacaan wajib bagi guru-guru di SD, SMP, SMA dan SMK di Sulsel.
Pada sesi akhir, Prof. Dr.H. Aminuddin Salle, S.H.M.H. kembali memperkuat narasi yang telah dikemukakan pembicara, juga memberi horison tentang filosofim Lontarak Makassar yang sebagian besar peserta ramai mengajukan pertanyaan. (Fan)