BAK: Chaidir-Tina Buhari, Ingin Jadikan Maros Pintu Gerbang Literasi di Sulsel

0
736
- Advertisement -

PINISI. co. id-Kabupaten Maros sebagai tetangga Kota Makassar, mau tidak mau harus jadi bagian sentrum pendidikan dan kebudayaan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Salah satu caranya melalui gerakan literasi. Gerakan yang melibatkan semua stakeholder atau pemangku kepentingan untuk menjadikan membaca sebagai budaya.

Tokoh literasi Sulsel, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), mengemukakan hal itu pada acara live facebook Maros TV, Selasa (3/11/2020) malam.

Pada wawancara bertema “Maros Keren Sebagai Pintu Gerbang Literasi Sulsel” ini, BAK yang sudah menulis ratusan buku, menjadi narasumber tunggal dipandu Host Takdir.

Menurut penggagas perpustakaan lorong dan desa Sulsel ini, untuk menghidupkan gerakan literasi, butuh figur yang punya keberpihakan pada gerakan dan kemajuan literasi.

- Advertisement -

BAK menilai, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Maros, Chaidir Syam-Suhartina Bohari merupakan sosok yang betul-betul peduli literasi.

Ia meyakini, pasangan ini dapat mewujudkan “Maros Keren Sebagai Pintu Gerbang Literasi Sulsel.” BAK mencontohkan, ketika Chaidir Syam masih menjabat Ketua DPRD Maros, parlemen Maros mampu melahirkan dan mengesahkan ratusan perda. Salah satu diantaranya memperjuangkan draft Perda tentang Literasi Maros.

Dalam visi misi pasangan calon nomor urut 2 di Pilkada Maros 2020 ini, Chaidir-Suhartina yang memperkenalkan tagline Hati Kita Keren, juga mencantumkan poin-poin keberpihakan pada literasi.

Salah satu poin penting adalah menempatkan gerakan literasi sebagai panglima peradaban di Kabupaten Maros.
Poin lainnya, jika pasangan ini terpilih, akan menempatkan pemustaka di sekolah-sekolah yang memang alumni D3 atau S1 jurusan perpustakaan.

‘Pasangan ini juga akan membikin gardu-gardu atau klinik baca pada desa-desa di Maros yang jumlahnya ratusan,” kata BAK yang juga ketua Tim penyusunan Visi Misi Chaidir Tina Buhari.

“Hal ini menunjukkan besarnya komitmen pasangan Chaidir-Suhartina untuk gerakan literasi, sebab visi-misi mereka sudah disetor ke KPU. Artinya, sudah menjadi program resmi,” tambahnya.

Tak hanya retorika, Chaidir Syam juga sudah menunjukkan contoh nyata dengan merampungkan penulisan bukunya Mendekap Maros sebagai Sebuah Pertanggungjawaban. (Van)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here