PINISI.co.id- Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr.Muhammad Jufri, S.Psi.M.Psikilogi diwakili Kabid PKLK Dr.H.Basri, S.Pd.M.Pd., membuka Musyawarah Kerja MKKS PKLK SLB Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu (7/7/21) di Makassar. Musyawarah Kerja yang diikuti Kepala Sekolah SLB Kabupaten dan Kota Sulawesi Selatan, berlangsung tertib dan mematuhi protokol kesehatan yang begitu ketat.
Dalam sambutan pembukaan, Basri menekankan perlunya guru-guru dan kepsek SLB menguasai kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial dan kompetensi Profesional. Basri menegaskan, keempat kompetensi tersebut, merupakan kemampuan mengerjakan suatu pekerjaan yang bredasarkan perpaduan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan sehingga menjadi pembaharuan kualitatif yang penuh arti.” Kompetensi yang harus dimiliki para guru dan Kepsek SLB se Sulawesi Selatan haruslah tampil nyata dalam bentuk kerja, ” kata Basri yang menulis Buku Meretas Jalan Menjadi Guru Inspirasi.
Menurut Basri, kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru-guru dan Kepsek SLB adalah unik dan punya nilai lebih dari guru-guru yang ada. Maksudnya, kata Basri dengan kompetensi sosial yang dimiliki para guru dan kepsek SLB mampu bersikap inklusif, bertindak obyektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial. “ Tingkat kesabaran para guru-guru SLB sangat tinggi terutama menghadapi anak-anak kita yang berkebutuhan khusus,” lanjut Wakil Ketua PGRI Provinsi Sulsel ini.
Karena itu, Basri berharap dengan menguasai komptensi pedagogik, profesional dan sosial, bukanlah hal yang sederhana, karena itu kualitas guru-guru SLB haruslah di atas rata-rata dan secara terus menerus melakukan pembaharuan atas ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Sementara Tokoh Literasi Sulawesi Selatan Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), menilai dari keempat kompetensi yang disampaikan Basri di depan para guru dan kepsek SLB Se Sulawesi Selatan, yaitu perlunya penguasaan kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan kompetensi Sosial, tidaklah cukup. Tapi harus ditambah dengan Kompetensi Literasi dan Numerasi. Menurut BAK, hanya dengan kemampuan literasi dan numerasi yang dimiliki guru-guru bisa menjadi guru yang mumpuni. Karena itu, BAK berharap guru-guru SLB seharusnya punya kemampuan melek literasi yang tinggi terutama menjadi guru yang bisa diguguh dan dipanuti para siswa, orang tua dan masyarakat.
Sekjend Asosiasi Penulis Profesional Indonesia Pusat ini, menilai kalau guru yang mumpuni bisa dilihat sejauhmana mereka mengisi dirinya dengan kemampuan membaca dan menulis yang tinggi. Di masa sekarang, kita butuh guru-guru yang mumpuni dengan kemampuan literasi dan numerasinya yang tinggi. “Saya berharap guru-guru SLB Sulsel bisa menjadi guru inspiratif yang memiliki kemampuan literasi dan numerasi yang tinggi agar bisa menjadi guru yang adaptif dan inovatif,” tegas BAK. (Van)