PINISI.co.id- Tokoh Literasi dan penulis buku “Parenting Literasi” Bachtiar Adnan Kusuma, didaulat menjadi pembicara bertema” Parenting Literasi Masjid” di Pengajian Majelis Taklim Masjid Al-Ihsan Kompleks Perumahan Rajana, Maros, Jumat 11 April 2025. Acara yang digelar Majelis Taklim dan Pengurus Masjid Al-Ihsan juga dihadiri pengrurs cabang Asosiasi Majelis Taklim Indonesia Kabupaten Maros dan puluhan ibu-ibu bersama anak-anaknya.
Bachtiar Adnan Kusuma, menegaskan pentingnya parenting literasi sebagai jalan menuntun setiap keluarga memberi arah pola pengasuhan literasi yang baik kepada anak-anak dan anggota keluarganya. Parenting Literasi berbasis Masjid, sangatlah penting kata Dewan Pakar AMTI Maros ini, selain mendorong setiap ibu-ibu sebagai induk rumah tangga memiliki kecakapan dan kemampuan memberi nutrisi literasi pada anak-anaknya, juga mendorong mereka memiliki kemampuan dan kecapakan literasi. Sebab, kata BAK parenting literasi tak sekadar menjadikan anak-anak menjadi sasaran, tapi yang paling penting setiap ibu punya kemampuan dan keterampilan literasi agar bisa dialirkan kepada setiap anggota keluarga di setiap rumah tangga.
Menurut BAK, Parenting Literasi Berbasis Masjid, sangatlah penting terutama mengembalikan kejayaan literasi yang sejak tahun 600 hingga 1.200 SM umat Islam telah berperan penting terutama menguasai literasi baca dan tulis. “ Kalau setiap anggota majelis taklim dan pengurus masjid punya keberpihakan dan kemampuan literasi yang kuat, maka kebangkitan literasi bermula dari setiap masjid terutama di kabupaten Maros” kata Ketua Gerakan Pembudayaan Minat Baca Maros ini.
BAK kembali menegaskan literasi baca dan tulis sangat penting bagi umat Islam. Selain literasi baca menjadi perintah wajib dalam Al-Quran, Umat Islam telah berperan besar dalam memajukan literasi sejak tahun 600 hingga 1.200 SM. Karena itu, Islam adalah pelopor kebangkitan literasi sejak masa lalu dan kita berharap kembali bangkit dari setiap masjid di Indonesia. “ Pendidikan literasi yang ideal sebaiknya diberikan sejak dini. Caranya, dengan memberikan pengetahuan pentingnya literasi pada anak-anak calon pasangan usia subur masa pra menikah, menikah dan pasca menikah.
Sementara itu, dr. Dea Ambarwati Kusuma, S.Sked., Ketua Seventeen Book Lovers Club SMA Negeri 17 tahun 2012-2015, menceritakan succes story tentang pendidikan literasi yang diberikan kedua orang tuanya sejak SD kelas 3. Dea yang alumni Fakultas Kedokteran Unhas ini, menceritakan bagaimana dirinya merintis club baca di kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat dengan memanfaatkan pelataran masjid Jami Al-Hidayah. Semula, kata Dea menarik teman-temannya membaca buku di perpustakaan yang dirintisnya dari 14 orang anak, kemudian membengkak menjadi 160 orang. Caranya katanya, selain mengajak anak-anak sebayanya pada masa SD, ia juga memberikan stimulus berupa teh kotak, kue dan setiap semester memberikan tas dan buku-buku bagi peserta komunitas baca Deras yang dirintisnya terutama yang berprestasi di sekolah.
Dea juga menguraikan bagaimana ia mendidik putrinya Zakira Talita Delafarsyah sejak masa bayi dirinya selalu memancing berbicara, mendengarkan dongeng serta cerita berbahasa Inggris.
“Anak-anak yang sejak dini dibuatkan cerita, kemudian diperdengarkan serta mengajaknya berdialog, sesungguhnya memudahkannya bisa berbicara dengan lancar dan mudah” kata putri pertama Bachtiar Adnan Kusuma ini kini bertugas di salah satu Puskesmas Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.
Di Ujung acara salah seorang peserta mengajukan pertanyaan tentang penyakit autis, apakah tergolong penyakit atau bawaan fisik sejak lahir. (Lip)