PINISI.co.id- Pegiat literasi Bachtiar Adnan Kusuma (BAK) menegaskan ada yang selalu menempatkan posisi Sulawesi Selatan masih tertinggal dari provinsi lain dari aspek literasi membaca dan literasi digital tidaklah benar.
Selain sejuta inovasi dan kegemaran membaca marak di mana-mana, juga keterlibatan Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Kabupaten dan Kota aktif menggerakan ekosistem literasi sangat masif. Belum lagi berbagai penyediaan sarana dan prasarana perpustakaan dimulai dari Ibukota Provinsi Sulsel, terus merambah ke Kabupayen/Kota di Sulsel dan perhatian besar Perpustakaan Nasional RI sangatlah tinggi jika dibandingkan provinsi lain di Indonesia Timur.
Menurut Ketua Tim Pendamping Literasi Daerah Kabupaten Maros ini, dengan pembangunan gedung perpustakaan di Bone, Enrekang, Kota Makassar, Pangkep, Sidrap dan Perpustakaan Ibu dan Anak Kabupaten Maros dan beberapa kabupaten lain menyusul membuktikan bahwa geliat membaca dan gerakan literasi di Sulsel terus bergerak.
Karena itu, BAK mengungkapkan dari perspektif sarana dan prasarana, penyediaan fasilitas ruang baca yang megah, belum lagi perpustakaan desa dan lorong yang begitu kencang digerakkan sejak 2018 hingga sekarang oleh Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel, Moh.Hasan Sijaya bersama Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kota, para pegiat literasi, penulis, aktivis, seniman dan budayawan serta media massa, membuktikan Indeks Pembangunan Kegemaran Membaca Sulsel tidaklah kalah dari Kalsel, Jogya, Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Karena itu BAK menggugat pernyataan yang selalu menempatkan indeks literasi membaca dan literasi digital di Sulsel rendah. Di depan peserta Road Show Kegemaran Membaca bertajuk “Perlunya Literasi Digital Bagi Pustakawan dan Pegiat Literasi” di Langkep, Rabu 20 Juli 2022 di Mantappa Iin, Pangkep dibuka Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau yang digelar DPK Sulsel dan DPK Pangkep.
Dari perspektif budaya literasi digital, BAK menguraikan posisi Sulsel memiliki peringkat tertinggi dari seluruh Indonesia dari aspek melek literasi digital. Misalnya kata BAK, indeks literasi digital Sulsel dalam pemakaian Whatssap menempati 97, 1 persen. Sementara pemakaian FB 92,8 persen dan Youtube 77, 4 persen. Artinya, indeks literasi digital Sulsel tinggi terutama kemampuan memanfaatkan Platform Digital. Nah, internet kata BAK sebagai kumpulan komunitas diperlukan aturan dan etika dalam berinternet terutama memanfaatkan fasilitas platform Digital lebih cerdas dan terhormat.
BAK berharap, perlunya kecakapan literasi baca dan tulis sebagai pondasi dasar dalam memanfaatkan literasi digital agar tidak terjebab memanfaatkan melakukan provokasi, menyinggung SARA dan merugikan orang lain.” Budaya Netiket sangat penting dibangun terus menerus agar bisa memperlakukan orang lain lebih baik seperti memperlakukan diri sendiri”. (Van)BAK,