Batu Dibalik Batu atau Udang Dibalik Batu

0
362
- Advertisement -


Kolom Ruslan Ismail Mage

Rutin setiap pagi teman-teman admin di group WhatsApp alumni Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia selalu mengirim hampir seluruh koran nasional versi online sebagai menu sarapan literasi pagi. Begitulah kami sesama alumni 2003 saling berinteraksi untuk tetap menjaga hubungan silaturahmi intelektual yang pada umumnya bekerja sebagai akademisi ilmu politik.

Senin (20/2) kemarin pagi, saya sempat menulis komentar di group WhatsApp, “Koran Rakyat Merdeka (RM) yang selama ini dikenal publik sebagai koran politik tiba-tiba dua minggu terakhir berobah menjadi koran bola”. Komen ini sebagai reaksi melihat, mengamati, dan membaca headline RM yang selalu menempatkan berita dan foto menyolok Erick Thohir sebagai kandidat ketua umum PSSI, hingga terpilih, dan segala sepak terjangnya nanti membangun persepakbolaan Indonesia. Apa iya karena Erick Thohir digadang-gadang menjadi cawapres atau mungkin capres, hingga RM selalu ikut andil memunculkannya sebagai headline berita? Tanyaku membatin sambil membaca beritanya.

Sebagai penulis buku, “Pers Madu Racun Demokrasi“, sudah maklum melihat tindak-tanduk perkembangan pers Indonesia satu dasawarsa terakhir yang menikmati menjadi pers partisan yang sempurna. Keluar dari porsinya sebagai kekuatan keempat demokrasi bukan lagi aib bagi pemilik dan pengelola industri pers Indonesia saat ini.

Walaupun saya sudah apriori RM bisa konsisten dengan etika jurnalistik yang menampilkan berita berimbang, tetapi pagi ini Selasa (21/2) tetap membacanya sebagai sarapan literasi. Tetap setia menampilkan berita Erick Thohir di halaman pertama, tetapi ada menu lainnya yang menarik dicicipi.

- Advertisement -

Pada halaman pertama pojok kanan atas tertulis judul berita, “Amali Mundur Dari Mempora”. Maksudnya Zainuddin Amali mengajukan pengunduran dari jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Keputusan mundur sebagai Menpora diungkapkan langsung oleh Amali usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, bersama Ketua Umum terpilih PSSI Erick Thohir berserta jajaran pengurus PSSI lainnya.

Kalau benar Amali lebih memilih menjadi Wakil Ketua Umum PSSI, tentu ini mengandung beberapa nilai pembelajaran yang perlu dicontoh. Pertama, Amali benar-benar ingin fokus memajukan persepakbolaan Indonesia. Kedua, mematuhi dan mengingatkan kembali salah satu amanat reformasi untuk menghindari rangkap jabatan. Ketiga, membuka mata dan telinga, serta menusuk kesadaran menteri lain yang masih rangkap jabatan. Keempat, mempermalukan menteri yang doyang memelihara libido kekuasaan rangkap jabatan dengan alasan yang dibuat-buat. Kelima, ini yang tidak kalah pentingnya, mengingatkan pemimpin dilevel manapun untuk tidak terlalu lama menduduki sebuah jabatan, agar terhindar dari mental korup.

Lalu bagaimana sang Ketua Umum PSSI sendiri Erick Thohir yang menjabat Menteri BUMN? Kalau memilih juga mundur dari jabatan menteri dan mengikuti jejak wakil ketua umumnya mundur dari jabatan Menpora, berarti “Ada batu dibalik batu”. Maksudnya Erick Thohir benar-benar ingin menjadi batu raksasa yang akan menghancurkan batu-batu sandungan yang selama ini menghalangi laju pergerakan prestasi persepakbolaan Indonesia.

Namun, kalau Erick Thohir tak bergeming merangkap jabatan, tetap mempertahankan Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PSSI, berarti bisa jadi “Ada udang dibalik batu”. Apa itu? Silahkan pembaca menganalisasi udang apa dibalik batu itu.

Penulis, Akademisi, inspirator dan penggerak, dan penulis buku-buku motivasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here