Kolom Fiam Mustamin
TULISAN ini sebagai pengantar untuk menyongsong dua penerbitan pers yaitu online dan surat kabar yang oleh penggagasnya menamai media itu dengan Gurindam.
Muhammad Nasrul Arsyad penggagas yang berdomisili di kota Batam itu bercita-cita dengan nama Gurindam untuk menjadi pemacu semangat dari karya cipta syair Gurindam, pujangga Melayu Raja Ali Haji turunan bangsawan Opu Bersaudara dari Bugis yang berimigrasi ke Johor Riau dan Lingga di awal abad ke 17.
Dengan semangat itu, penggagasnya tidak sekadar ikutan meramaikan kehadiran media yang digunakan untuk tujuan politik kekuasaan dan ekonomi semata.
Sekian dekade sepertinya kita temukan lahirnya penerbitan pers yang baru yang berorientasi untuk bagaimana pers berfungsi sebagai pencerahan pencerdasan dengan peran sosial kontrolnya.
Pers yang membangun kontrol/kritik yang solutif sebagai jalan keluar. Pers yang bersinergi kooperatif yang memuliakan untuk membangun bangsa. Mulai dari membangun daerah di mana pers itu berdomisili dan berkontribusi.
Kehadiran pers di tanah Melayu ini dapat menjadi partner untuk tujuan kemaslahatan rakyat Melayu khususnya.
Karena itu, perlu memahami peta potensi daerah Kepri. Dari pengamatan bahwa Kepri memiliki potensi keunggulan untuk dikembangkan sebagai daerah pertumbuan ekonomi.
Potensi keunggulan itu antara lain dengan sumberdaya alam/ geografinya, kelautan, pariwisata dan sejarah peradabannya.
Mengakhiri tulisan ini saya kutipkan penggalan syair Rida K Liamsi :
elang putih berekor panjang
mengigal berahi di ujung tanjung mengirim isyarat ke senua pintu : terimalah cintaku
cinta tak berkeris cinta tak bersuku
cinta yang tak tersurat
dalam lagu-lagu
Condet 21 Juni 2020