Kolom Arfendi Arif
Bersyukur adalah pekerjaan mudah untuk diucapkan–dan sebenarnya–mudah juga untuk dilakukan. Jika orang mendalami makna bersyukur ia merupakan faktor yang mendukung kebahagiaan.
Orang yang bersyukur adalah pribadi yang memiliki hati yang luas. Selalu menghadapi hidup ini dengan semangat optimisme. Tidak mengeluh dan tidak menyalahkan keadaan sebagai kambing hitam. Ia yakin semua masalah ada jalan keluarnya dan tidak selamanya setiap orang hidup dalam kesulitan.
Seorang yang bersyukur merasa hidup ini berlimpahan karunia Allah. Hanya tinggal bagaimana manusia mengelola. Manusia dilengkapi kekayaan yang tidak ternilai. Mulai dari akal atau fikiran merupakan nikmat yang luar biasa dan tidak terhingga. Dengan akal atau fikiran ia mampu melihat berbagai kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan kelengkapan peralatan tubuh yang diberikan Allah mulai dari tangan,kaki,telinga,mata dan lainnya ia bisa beraktifitas mewujudkan keinginannya untuk berkarya.
Alam sekeliling baik tumbuh-tumbuhan, udara, air, lingkungan sosial-ekonomi merupakan bahan-bahan dan aset yang bisa diolah dan diproduksi menjadi sesuatu yang bermanfaat dan secara ekonomi mampu mendatangkan penghasilan dan pendapatan bagi manusia.
Bagi hamba yang bersyukur kesehatan yang diberikan Allah merupakan nikmat terbesar. Dengan badan dan tubuhnya yang bugar ia bisa beraktifitas, bekerja dan berkarya.
Dengan demikian bagi seorang hamba yang bersyukur tidak ada istilah hidup miskin dan berkekurangan. Sebaliknya ia merasa kaya karena merasa Allah telah memberikan berbagai peralatan dan bahan untuk menjalankan kehidupannya. Hanya sekarang bagaimana ia menggunakan kreativitasnya untuk menjadikan bahan-bahan tersebut menjadi sesuatu yang produktif dan berdayaguna untuk kehidupannya.
Pribadi yang bersyukur merasa hidupnya didampingi oleh Allah. Karena itu tidak ada kecemasan dan kekhawatiran dalam dirinya. Allah adalah sumber kekuatan yang menjamin rezeki semua makhluk di alam ini. Optimisme ini memberikan energi atau kekuatan padanya untuk berikhtiar dan berusaha serta yakin apa yang dilakukannya akan memberikan hasil yang baik dalam hidup ini.
Dengan demikian seorang yang bersyukur menjalani kehidupan ini dengan jiwa yang tenang. Ini akan sangat berbeda dengan masyarakat moderen yang hidup diliputi kecemasan, rasa terasing, kesepian dan lain sebagainya karena merasa hidup ini tertekan dan stress terpicu persaingan, takut miskin, takut mati, takut tidak ada pekerjaan dan lainnya.
Optimisme dari orang yang bersyukur ini merupakan kunci untuk hidup bahagia. Ia menjalani hidup ini dengan fresh,mengalir tanpa dibebani berbagai prasangka. Tetapi, bekerja sebaik-baiknya dengan didasari semangat keikhlasan dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi dirinya.
Sebuah nilai plus lagi dari orang yang bersyukur adalah bahwa ia bekerja didasari semangat untuk mencari karunia Allah. Karena Allah telah menjanjikan siapa yang bekerja dengan baik maka Allah akan memberikan rezeki yang sebesar-besarnya.
Kemudian orang yang dalam dirinya penuh jiwa syukur akan bekerja dengan ikhlas. Ia hanya berharap balasan dari Allah. Ia tidak tergantung pujian dari manusia. Hal ini akan menghindarinya dari kekecewaan, sebab berharap terima kasih dari manusia sering menimbulkan rasa kecewa. Manusia adalah makhluk yang memiliki banyak interes dan kepentingan dalam hidupnya.
Orang yang bersyukur berpotensi besar untuk bahagia dan menemukan hidup yang sehat karena terhindar dari stress yang sangat sarat dalam kehidupan moderen ini yang dipenuhi banyak tuntutan dan kebutuhan. Padahal , tidak selamanya seseorang mampu memenuhi segala keinginan tersebut. Akhirnya, banyak ditemukan orang yang lari pada obatan terlarang, bunuh diri, stroke dan melakukan kriminalitas atau perbuatan tidak terpuji lainnya.
Jika ada kemauan keras sebenarnya bersyukur mudah dilakukan. Bagi umat Islam bisa dilatih dengan membaca Alhamdulillah (ucapan syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan), bersyukur dalam hati; dan berbuat kebajikan sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah.
Rasa syukur juga bisa dilatih dengan mencatat berbagai kenikmatan hidup yang kita dapatkan setiap hari. Perlu diketahui bahwa nikmat Allah jangan selalu dilihat dalam bentuk materi, tetapi bisa dalam bentuk lain seperti kesehatan, banyak teman, anak-anak yang baik, punya waktu istirahat, wajah yang cantik dan lainnya.
Inti dari upaya untuk menumbuhkan rasa syukur adalah
manusia menghayati kehadiran Allah dalam hidup ini sebagai zat yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Jika hal ini total memenuhi hati kita maka itulah
hakekat kebahagiaan sejati yang tidak akan ditemukan di dunia yang semrawut ini.