Chaidir Syam, Terima Anugerah Panritra Sastra Nusantara 2025

0
71
- Advertisement -

PINISI.co.id- Bupati Kabupaten Maros Chaidir Syam menerima Anugerah Panrinta Sastra Nusantara 2025 yang diserahkan Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan diwakili Sekdis Pendidikan, Mustakim S.Pd.M.Si. Penyerahan Penghargaan Anugerah Panrita Sastra Nusantara 2025 diterima Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Maros, dr. Hj. Fitri Adhicahya, S.Ked.M.Kes., berlangsung di Aula H.M. Jusuf Kalla Dinas Pendidikan Sulsel, Jalan Urop Soemoharjo, Sabtu malam Tgl 20 Desember 2025 diikuti perwakilan Komunitas Literasi Sulawesi Selatan dari berbagai kabupaten di Sulsel.

Ketua Komunitas Literasi Sulawesi Selatan Dra.Hj. Sitti Dahlia Azis, menegaskan, selain memberi penghargaan kepada Bupati Maros Chaidir Syam, KLSS juga memberi penghargaan kepada Tokoh Literasi Bachtiar Adnan Kusuma atas peran dan kiprahnya mendorong guru-guru di Indonesia menuli satu buku untuk Indonesia.

Menurut Sitti Dahlian Azis, KLSS menyerahkan Anugera Panrita Sastra Nusantara kepada Bupati Maros Chaidir Syam, karena peran dan dedikasinya memajukan literasi di kabupaten yang terus berkembang dan maju pesat atas dukungan Bupati Maros bersama masyarakat kabupaten Maros.

“ Pak Chaidir Syam telah berhasil menumbuhkan ekosistem masyarakat yang mencintai literasi dengan mengangkat budaya lokal” kata Hj. Sitti Dahlian Azis.

Tokoh literasi Bachtiar Adnan Kusuma didaulat menjadi pembicara utama dengan tema” Jangan mati, Sebelum Menulis Karya”. Bachtiar Adnan Kusuma, menegaskan kalau buku-buku yang ditulis dan diterbitkan adalah meneruskan warisan peradaban para ulama dan intelektual Indonesia. Buku, kata Bachtiar Adnan Kusuma sama sekali tidak bisa menggeser kekuatan dan kecepatan dunia digital atau dunia internet, kendati buku sesunggguhnya melawan kedangkalan atas sempitnya menjelaskan sesuatu.

Karena itu, Bachtiar Adnan Kusuma, menulis buku adalah sebagai bentuk konstribusi terbesar terutama mewariskan peradaban para ulama besar di dunia di antaranya Ibu Sina, Alfarabi, Ibnu Batutah dan Buya Hamka, Muhammad Natsir dan Prof. Dr. Ali Mustafa Yaqub, K.H. abdurahman Ambo Dalle, dan para ulama lainnya di Indonesia.
Diakui atau tidak semua buku harus dibaca semua orang , namun bagi mereka yang menghendaki pendalaman yang utuh, bukan sepenggal, maka mereka masih saja menjadikan buku sebagai bacaan utama.

Makanya, kata BAK, buku tak sekadar publikasi atau gaya-gayaan, melainkan buku abadi yang wajib diwariskan kepada generasi berikutnya.

“ Mari kita bercermin kepada tokoh intelektual dan para ulama kita yang telah berhasil mewariskan buku-buku seperti Ibnu Taimiyah, Buya Hamka, Muhammad Natsir, Ibnu Batutah, Alfarabi, Ibnu Sina, Aristoteles dan Alkindi” kata Bachtiar Adnan Kusuma dan pembicara lainnya Muhammad Ali Mas’ud.

Kadis Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Iqbal Andi Nadjamuddin diwakili Sekretaris Dinas Pendidikan Mustakim, menegaskan kalau Anugerah Panrita Sasntra Nusantara adalah sebuah pernyataan visioner, ini berarti kita meletakkan sastra bukan hanya sebagai produk imajinasi, tetapi sebagai sumber ilmu, kebijaksanaan dan pencerahan peradaban yang mampu membimbing manusia menuju kehidupan yang lebih baik.
Apa yang digagas Komunitas Literasi Sulawesi Selatan ini telah menjadi sebuah mercusuar, ia tak hanya menyinari jagat sastra di Sulawesi Selatan, tetapi menarik perhatian dan partisipasi para pegiat literasi dari berbagai penjuru Nusantara.

“ Ini menjadi bukti nyata bahwa gerakan literasi kita telah tumbuh, berkembang dan berdialektika dengan khazanah sastra nasional” kata Mustakim.

Pada akhir acara diserahkan penghargaan para penulis dari Komunitas Literasi Sulawesi Selatan, di antaranya Juara 1 Drs hasanuddin S.M.Pd. dari kabupaten Jeneponto dan Juara 2 Alimuddin S.Pd. dari SMA Negeri 8 Pinrang. (Fen)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here