Catatan Arfendi Arif
Al-Qur’an telah memerintahkan kepada manusia untuk selalu berbuat baik dalam menjalani kehidupan ini. Berbuat amal shaleh yang itu hanya ada kesempatan ketika manusia masih hidup di dunia ini.
Menurut Ustadz Mamak manusia akan menyesal di kehidupan akhirat nanti jika menyia-nyiakan perbuatan amal shaleh, karena pada saat membutuhkan amal untuk memberatkan timbangan pahala, tidak ada yang bisa diharapkan untuk membantu.
Dalam kajian Ahad (22/12/2024,) di Masjid Hayatul Islam,Perumahan Dasana Indah, Blok TB 8, RT 10/RW 21, Kel. Bojong Nangka, Kelapa Dua, Kab. Tangerang, Ustadz Mamak mengutip ayat Al-Qur’an surat an-Nisaa ayat 36.
” Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,” firman Allah, seperti dikutip Ustadz Mamak
Menurut Ustadz Mamak, hari pembalasan adalah hari yang sangat menentukan dalam kehidupan manusia, karena semua amal akan mendapat ganjaran. Apakah itu perbuatan baik maupun perbuatan jahat.
” Pada saat itu manusia sangat membutuhkan syafaat atau pertolongan. Namun, anak tidak bisa membantu orang tuanya, orang tua tidak bisa membantu anaknya, suami tidak bisa membantu istri, istri tidak bisa membantu suami. Bahkan, orang tua akan diminta pertanggungjawaban terhadap anaknya,” jelas Ustadz Mamak.
Belajar dari beratnya hukuman Allah nanti, Ustadz Mamak mengingatkan, mumpung manusia masih diberi mesempatan hidup maka perbanyaklah perbuatan baik kepada orang tua, kepada saudara, pada karib, pada anak yatim, orang miskin, kepada tetangga dekat maupun jauh, teman kerja,istri, orang yang dalam perjalanan yang butuh biaya, dan orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Ustadz Mamak juga mengingatkan agar manusia menyembah Allah dan tidak menyekutukan Allah atau menjadi manusia musyrik. Menurut Ustadz Mamak, dosa syirik tidak akan diampuni Allah.
Ditegaskan juga oleh Ustadz Mamak, bahwa Allah tidak suka pada manusia yang bakhil, pelit dan takabur atau sombang. Orang bakhil biasanya enggan membayar atau mengeluarksn zakat harta (zakat maal) yang dimilikinya.
Selanjutnya orang takabur atau sombong tidak disukai Allah. Mengutip Imam Al-Ghazali mengenai ciri orang sombong, Ustadz Mamak mengungkapkan 7 ciri orang takabur.
Pertama, orang merasa sombong karena merasa memiliki ilmu. Kedua, merasa sombong karena merasa amal ibadahnya banyak. Ketiga, merasa sombong karena membanggakan keturunan atau nasab. Keempat, merasa sombong karena merasa memiliki kekuatan, jabatan dan kekuasaan. Kelima, merasa sombong karena memiliki harta yang banyak Keenam, merasa sombong karena merasa memiliki banyak pengikut atau massa. Walaupun salah, tetap mengaku benar. Ketujuh, merasa sombong karena merasa gagah atau ganteng (jamilul jamal).
Sesungguhnya orang sombong juga dibenci dan dijauhi manusia dalam pergaulan. Ia dikucilkan dan juga tidak disukai. Bahkan, dimusuhi.