Oleh Abdul Hamid Husain
Sejalan dengan perputaran waktu, seiring dengan bertambahnya usia, semua berubah.
Dahulu, rumah yang kita bangun meski sudah besar, tetap saja terasa kecil, kurang luas, maka terus berusaha memperluasnya, agar bisa menampung teman, sahabat dan saudara yang datang untuk gathering atau sekedar kongkow-kongkow di rumah yang luas.
Kini, setelah usia lanjut, keinginan dan tenaga untuk pergi keluar sudah sangat berkurang, rumah yang tidak terlalu luas sudah terasa sudah kebesaran, terlalu luas, sepi dan sunyi.
Allah SWT berfirman: bahwa ada yang dipanjangkan usianya sampai lupa dan tidak tahu lagi apa apa:
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّىٰكُمْ ۚ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَىْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ.
(النحل الاية ٧٠)
Artinya:
“Allah Menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta sampai pikun, sehingga tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Kuasa.
(QS An-Nahel, surah ke 16, ayat 70, halaman 273).
Anak-anak setelah dewasa, berkeluarga, mereka mandiri dan subuk dengan keluarganya masing masing, dan biasanya lebih memilih punya rumah sendiri, tidak lagi ingin tinggal bersama serumah dengan orang tuanya.
Begitulah sunnatullah: tidak ada wajah dan fisik yang langgeng sempurna, pasti akan menua dan keriput.
Maka tawakkal dan senyumlah yang membuat tetap awet.
Tidak ada pernikahan yang tanpa pertengkaran, karena berpasangan dengan orang yang tentu punya kekurangan dan punya kelebihan.
Karena itu, hanya kesabaran dan saling menghargailah yang bisa membuat damai dan tenteram.
Tidak ada kehidupan yang sepenuhnya indah, dunia adalah tempat ujian. Selama kita masih hidup, Allah akan terus menguji dan menguji. Maka sabar dan tawakkal lah yang menyelamatkan.
Rasulullah SAW bersabda;
مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ.
( رواه احمد والترمذى ).
Artinya:
“Cobaan akan selalu menimpa orang orang Mukmin dan Mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya, maupun pada hartanya sampai mereka bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikit pun.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Ahmad & At-Tirmidzi).
Bersabar dan bebaskan pikiran dari harapan semuanya ingin sempurna.
Karena segalanya ada penderitaannya, segalanya ada kekurangannya, segalanya ada ujiannya.
Jalani hidup sebagaimana mestinya tanpa ngotot. Dengan demikian akan merasa tenang. Sebab hidup akan terasa lapang tatkala menyikapinya bahwa kehidupan dunia memang penuh ujian.
Kemudian perbanyak ke masjid shalat berjamaah dan perbanyak silaturahim.
Jangan lupa sering melakukan reuni, gathering dengan sahabat yang baik baik, yang mengajak shalat dan mengaji. Utamakan pula rajin membaca Al Quran.
Semoga Allah SWT senantiasa mengijabah doa doa kita, dan menganugerahkan kita kemampuan rajin bersilatur rahim, selalu sabar dan tawakkal.
Dan senantiasa pula Allah membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya pada Allah SWT.
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك .
Penulis adalah keluaran King Abdulaziz University, Jeddah dan Umm Al Qura University, Makkah, mantan Pengurus BPP KKSS
Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa menjaga hubungan silaturahim kita semua. Allahumma Aamiin