Doa Menjadi Keluarga yang Bahagia

0
47
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Menjadi sebuah keluarga yang bahagia adalah dambaan semua orang, namun kenyataanya, tidak sedikit Rumah Tangga yang amburadul, berantakan bahkan ada keluarga yang saling memaki, bermusuhan dan saling menghancurkan, bahkan kerap terjadi pembunuhan antara keluarga inti.

Rasuulullaah SAW bersabda bahwa tiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, suci, tetapi orangtanyalah yang membentuknya, apakah anaknya menjadi orang baik atau sumber malapetaka.

عن ابى هريرة رضى الله عنه: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
أَوْ يُمَجِّسَانِهِ.
(رواه البخارى و مسلم)

“Setiap anak dilahirkan dalam
Keadaan fitrah, suci. Kedua orangtuanya yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi.”
(Hadits Sahih RIwayah Al-Bukhari dan Muslim)

2. Sebuah kisah nyata, true story, untuk menjadi contoh mendidik anak menjadi anak yang baik, penyelamat:

- Advertisement -

“Sesudah Jum’atan, saya berjalan kaki pulang ke tempat kerja.

Seorang nenek menawarkan dagangannya, kue traditional. Satu plastik harganya 4 ribu rupiah.

Saya sebenarnya tidak berminat, tetapi karena kasihan saya beli satu plastik.

Si Nenek penjual kue terlihat letih dan dagangannya masih banyak. Tidak lama, kemudian saya melihat seorang anak lelaki dari sekolah yang tidak jauh dari masjid mendatangi si Nenek penjual kue itu. Aku perkirakan anak itu murid kelas satu atau dua SMP.

Dialognya dengan si Nenek jelas terdengar: “Berapa harganya Nek?”
“Satu plastik kue empat ribu, nak”, jawab si Nenek.

Anak kecil itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari kantongnya dan berkata :

“Saya beli 10 plastik, ini uangnya, tapi buat Nenek aja kuenya dan uang kembaliannya, kan bisa dijual lagi.”

Si Nenek jelas sekali matanya terlihat berbinar :
“Yaa Allaah, terima kasih banyak Nak. Alhamdulillaah, yaa Allaah Engkau kabulkan doa saya untuk membeli obat buat cucu yang lagi sakit.” dan Si Nenek langsung jalan.

Spontan, saya panggil anak lelaki itu:

“Siapa namamu ? Kelas berapa?”
“Nama saya Alfoz. Kelas 1, pak”, jawabnya sopan.
“Uang jajan kamu sehari lima puluh ribu?’”

” Oh .. tidak Pak, saya dikasih uang jajan sama Papa sepuluh ribu sehari. Tapi saya tidak pernah jajan, karena saya bawa bekal makanan dari rumah, uang saya tabung”

“Jadi yang kamu kasih ke Nenek tadi tabungan uang jajan kamu sejak hari Senin?”, tanyaku semakin tertarik.

“Betul Pak, jadi setiap Jumat saya bisa sedekah lima puluh ribu rupiah. Dan setelah itu saya selalu berdoa agar Allaah berikan pahalanya untuk ibu saya yang sudah meninggal.

Karena, aku pernah mendengar ceramah ada Ibu yang Allaah ampuni dan selamatkan dari Api Neraka karena anaknya bersedekah sepotong roti, Pak,” kata anak SMP kelas 1 itu dengan tegas.

Aku pegang bahu anak itu :
” Sejak kapan ibumu meninggal, Alfoz?”
“Ketika saya masih TK, Pak”

Tak terasa air mataku menetes :
“Hatimu jauh lebih mulia dari aku Alfoz, ini aku ganti uang kamu yang lima puluh ribu tadi ya…”, kataku sambil menyerahkan selembar uang seratus ribuan ke tangannya.

Tapi dengan sopan Alfoz menolak dan berkata : “Terima kasih banyak, Pak… Tapi untuk keperluan Bapak aja, saya masih anak kecil tidak punya tanggungan, Bapak kan punya keluarga. Saya pamit balik ke kelas dulu ya Pak”.

Alfoz menyalami tanganku dan menciumnya.

“Allaah menjagamu, nak dan Ibumu di Surga,” jawabku lirih.

Aku pun beranjak pergi, tidak jauh dari situ kulihat si Nenek penjual kue ada di sebuah apotik. Bergegas aku ke sana, kulihat si Nenek akan membayar obat yang dibelinya.

Aku bertanya kepada kasir berapa harga obatnya. Kasir menjawab : ” Lima puluh ribu Rupiah..”

Aku serahkan uang yang ditolak anak tadi ke kasir : ” Ini saya yang bayar,
kembaliannya berikan kepada si Nenek ini..”

“Yaa Allaah.. Pak…”
Belum sempat si Nenek berterima kasih, aku sudah bergegas meninggalkan Apotik… Aku bergegas menuju ke kantorku.

Dalam hati, saya berdoa semoga Allaah terima sedekahku dan ampuni kedua orang tuaku serta anakku tercinta yang sudah pergi mendahuluiku kembali kepada Allaah SWT.

Catatan
1. Untuk membentuk keluarga bahagia, didiklah anak anak dengan ilmu agama, rajin beribadah, rajin sholat, bersedekah, karena kelak mereka akan dewasa menjadi orangtua.
Orang yang tidak sholat, atau bolong bolong, dan pelit bersedekah, pastikanlah orang itu akan menjadi perusak dan hidupnya akan hancur.

2. Ilmu lain penting, namun iĺmu agama adalah pondasi yang paling penting. Jika pintar tanpa ilmu agama, sebanyak apapun gelar akademisnya berderet panjang, tidak menjamin menjadi keluarga yang bahagia, bahkan terkadang menjadi musibah pada keluarga, karena keangkuhan, ego dan masing masing hanya sibuk soal Duniawi, karir, harta dan jabatan. Keluarga dan Rumah Tangga hanya untuk mengisi rumah di malam hari, siangnya urusan masing masing.
Disinilah bermula pasangan hidup dan anak anak berpotensi menjadi musuh yang sangat membahayakan dan menjadi malapetaka:

Allaah SWT berfirman:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sungguh hartamu dan anak-anakmu adalah ujian dan cobaan bagimu.
Sungguh, di sisi Allaah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghaabun, Surah ke 64, Ayat 15, halaman 557)

Allaah SWT berfirman agar berhati hati, karena bisa jadi pasangan hidup dan anak anak jadi musuh berbahaya:

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Hai orang-orang yang beriman. sungguh di antara pasangan hidupmu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh mu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka, sungguh Allaah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taghaabun, Surah ke 64, Ayat 14, halaman 557).

3. Hafalkan dan amalkan doa dari Al Quran, memohon kebahagiaan Keluarga dan rukun Rumah Tangga:

A. Surah Al-Furqan ayat 74:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

“Rabbanaa habe lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa Qurrata a’yun, waj’alnaa lil-muttaqiina imaamaa”
(Doa QS Alfurqan, surah ke 25, Ayat 74, halaman 366).

“Yaa Allaah, anugerahilah dari pasangan hidup kami, anak anak dan turunan yang selalu membahagiakan, membanggakan, dan mengharumkan nama baik keluarga, dan menyenangkan disaat dipandang dan disimak beritanya. Dan jadikanlah kami semua contoh tauladan yang penuh Taqwa bagi orang orang yang bertaqwa”.

B. Surah Aali Imraan Ayat 35:

رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraran, fataqabbal minnii, innaka antas-samii’ul ‘aliim”.

“Yaa Allaah Tuhanku, sungguh aku bernazar kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu berkhidmat di jalanMu, maka, terimalah nazar ku ini dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.” (Doa Istri Imran atau Ibunda dari Siti Maryam, QS Aali ‘Imraan, Surah ke 3, ayat 35, halaman 54).

C. Surah Aali ‘Imraan Ayat 38:

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

“Rabbi habe lii mil ladunka dzurriyyatan thayyibatan, innaka samii’ud-du’aa’.

“Yaa Allaah Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sungguh, Engkau Maha Mendengar Doa.”
(Doa Nabi Zakaria AS, QS Aali ‘Imraan. Surah ke 3, ayat 38, halaman 55).

D. Surah Ash-Shaaffaat Ayat 100:

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

“Rabbi habe lii minash-shaalihiin”.

“Yaa Allaah Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang termasuk orang-orang Saleh.” (Doa Nabi Ibrahim AS, QS As Shaaffaat, Surah ke 37, ayat 100, halaman 449).

E. Surah Al-Anbiyaa, Ayat 89:

رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ

“Rabbi laa tadzarnii fardan wa Anta khairul-waaritsiin”.

“Yaa Allaah Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan, sedang Engkau adalah sebaik-baik pewaris.” (Doa Nabi Zakaria AS, QS Al Anbiyaa’, Surah ke 21, ayat 89, halaman 329)

F. Surah Ibrahim Ayat 35:

رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ

“Rabbij’al haadzal-balada aaminan wajnubnii wa baniyya an na’budal-ashnaam”.

“Yaa Allaah Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari penyembahan terhadap berhala-berhala.” (Doa Nabi Ibrahim AS, QS Ibraahim, Surah ke 14, Ayat 35, halaman 260).

Penutup:
Mari kita berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here