PINISI.co.id- Komisaris Utama MIND ID, Doni Monardo memenuhi panggilan Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara Magelang , Mayjen TNI Purn Tono Suratman Kamis 1 Desember 2022. Keduanya memang memiliki hubungan yang sangat dekat, terutama saat berada di kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Tono akmil 1975 dan Doni akmil 1985 pernah berada dalam satu tugas operasi di Timor Timor.
Di hadapan lebih dari seribu siswa, Doni menyampaikan rasa bangganya kepada lulusan SMA Taruna Nusantara. Tak kurang dari 85 lulusan SMA TN melanjutkannya ke Akademi Militer (Darat, Laut, Udara) dan Akademi Kepolisian.
“Tapi sayang kalau putra-putri terbaik lulusan TN semua berorientasi menjadi TNI/Polri. Masih terlalu banyak bidang pengabdian lain, terutama di bidang entrepreneurship,” ujar Kepala BNPB 2019 – 2021 itu.
Doni berharap, lulusan SMA TN harus lebih banyak lagi melirik dunia entrepreneurship. “Ingat, negara kita sangat kaya raya akan sumber daya alam. Sayang kalau kekayaan negara kita hanya dikelola oleh segelintir warga negara, dan tidak bisa membuat bangsa kita sejahtera,” tambahnya.
Doni lalu mencontohkan beberapa kekayaan alam kita, yang jika dikelola dengan baik, bisa menjadi jembatan menuju tercapainya cita-cita pendiri bangsa, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang adil dan makmur.
“Pertama, saya contohkan karet. Produksi karet Indonesia adalah terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Tapi lihat apakah petani karet kita lebih sejahtera? Karena kita menjual karet mentah. Padahal, dari ujung kaki hingga ujung rambut membutuhkan unsur karet. Kita kekurangan SDM yang mau dan mampu mengelola karet menjadi bernilai tambah lebih tinggi,” paparnya.
Contoh berikutnya, ia sebut kayu. Negara dengan alam yang begitu subur, harusnya bisa jauh lebih makmur dari negara-negara Skandinavia jika kita mengelola hutan dan menanam pohon dengan baik.
Doni kemudian membuka tabir kekayaan VOC yang mencapai 7,9 triliun dollar AS. Sebuah asset yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 20 perusahaan kakap dunia, seperti Apple, Samsung, Tesla, dan lain-lain. “Dari mana kekayaan VOC itu berasal? Dari bumi Nusantara!” tegas Doni.
Itu semua yang disebut Doni sebagai ‘emas hijau’. “Masih ada ‘emas biru’, yaitu hasil laut. Karena miskin teknologi, nelayan kita kalah dengan nelayan negara-negara maju. Tingkatan nelayan kita masih mencari ikan, sementara dengan bantuan teknologi, nelayan asing sudah sampai pada tingkatan ‘menangkap ikan’. Dengan teknologi, mereka mengetahui spot-spot ikan. Nah, ini yang saya maksud bidang pengabdian lain yang terbuka luas buat adik-adik sekalian,” kata Doni Monardo.
Penentu Kejayaan
Dalam kesempatan itu, Doni mengajak Danny Praditya, Direktur Operasi & Portofolio MIND ID. Danny menceritakan bagaimana negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa mengalami inflasi yang tinggi. “Melihat kondisi dunia, kita jauh lebih baik,” ujarnya.
Danny yang pernah merajut karier sebagai seorang guru SMP itu juga memberi motivasi kepada para siswa SMA TN agar membuka cakrawala berpikir lebih luas. Termasuk dalam menentukan masa depan.
“The future is in your hand. Saran saya, pilihlah profesi yang sesuai dengan passion. Hanya dengan begitu, kita bisa bekerja lebih produktif, jangan paksakan bekerja di satu bidang yang tidak sesuai dengan passion,” tambahnya.
Danny lalu memberi gambaran umum tentang potensi tambang dan mineral yang dimiliki Indonesia. Ia mencontohkan, trend motor atau mobil listrik, yang berbahan baku nikel (untuk baterai).
“Amerika dan Eropa yang punya gagasan, tetapi yang mengeksekusi China. Kenapa? Karena Amerika dan Eropa tidak punya resources nikel, sementara Cina punya. Maka Cina bisa dengan mudah mengeksekusi ide mobil dan motor listrik. Karena itu yang beredar di pasaran lebih banyak mobil dan motor listrik Cina daripada Amerika dan Eropa,” kata Danny.
Ia lalu menyebut potensi tambang dan mineral lain yang dikandung bumi Indonesia. Jauh lebih lengkap dibanding negara mana pun. Karena itulah, para lulusan SMA TN adalah penentu kejayaan Indonesia ke depan. Lulusan-lulusan SMA TN menjadi salah satu tumpuan bagi lahirnya Indonesia Emas di tahun 2045.
Menamam Manggis
Usai memberi pembekalan, Kepala SMA TN, Mayjen TNI Purn Tono Suratman mendampingi Doni Monardo dan Danny Praditya menanam pohon manggis di sisi kiri halaman depan komplek sekolahan. Sebelum penanam, diawali dengan upacara sederhana oleh para siswa SMA TN.
Dalam kesempatan itu, Doni turun langsung ke lubang yang hendak ditanam pohon manggis. Ia melepas polybag dengan cutter. Gerakannya sangat hati-hati. “Bongkahan tanah ini tidak boleh pecah, dan akar pohon harus dijaga dengan baik. Begini cara yang benar menanam bibit pohon yang sudah memiliki ketinggian di atas satu-setengah meter ini,” kata Doni.
Danny Praditya pun menirukan cara Doni menanam pohon manggis di lokasi yang sama. Rangkaian acara pagi hingga siang itu ditutup dengan makan siang bersama.
“Komando!” pekik salam Doni Monardo kepada seniornya, Tono Suratman, sesaat sebelum masuk mobil dan meninggalkan komplek SMA TN Magelang.
“Komando!” balas Tono Suratman. (Aco)