EMPAT KUNCI SUKSES MENJADI PENGURUS ORGANISASI YANG EFEKTIF DI ERA MODERN

0
97
- Advertisement -

Kolom Muslimin Mawi 

Menjadi pengurus organisasi bukan sekadar soal jabatan, tetapi sebuah amanah. Amanah yang menuntut keikhlasan, kedisiplinan dan kemampuan menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama. Karena itu, ada empat perilaku penting yang sangat dibutuhkan dari seorang pengurus organisasi di era modern.

Pertama, loyalitas. Kita dituntut untuk setia kepada organisasi (amanah AD/ART). Setia bukan berarti menutup mata pada kekurangan, melainkan menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Pengurus yang loyal akan tetap berdiri ketika organisasi menghadapi masalah dan tidak terlena ketika berada dalam masa kejayaan. Mari kita jaga kesetiaan ini, karena dari sinilah lahir kepercayaan.

Kedua, profesionalisme. Tugas kita adalah bekerja dengan kompetensi, ketulusan dan penuh tanggung jawab. Profesionalisme terlihat ketika kita menyelesaikan amanah tanpa menunda, tidak mencampuradukkan urusan pribadi dengan kepentingan organisasi dan selalu memberi teladan bagi orang lain. Mari kita tunjukkan bahwa kita bukan sekadar pengurus, tetapi pelayan bagi seluruh warga organisasi.

Ketiga, manajemen waktu. Waktu adalah modal paling berharga. Semua orang mendapatkan-nya dalam jumlah yang sama, tetapi yang membedakan adalah cara mengelolanya. Pengurus yang disiplin waktu akan selalu hadir tepat jadwal, menepati janji dan memastikan agenda organisasi berjalan dengan lancar. Mari kita tunjukkan bahwa kedisiplinan adalah wajah sejati dari kesungguhan kita.

Keempat, antisipatif terhadap perubahan.
Zaman bergerak cepat, tantangan dan peluang datang silih berganti. Kita tidak boleh hanya terpaku pada cara lama atau merasa nyaman dengan rutinitas. Kita harus berani membaca situasi, menyiapkan langkah dan bergerak lebih awal agar organisasi tidak tertinggal. Mari kita jadikan perubahan sebagai sahabat, bukan ancaman.

Bila empat hal ini: loyalitas, profesionalisme, manajemen waktu, dan sikap Antisipatif kita satukan, maka organisasi kita akan tetap relevan, kuat dan dipercaya.

Bagi KKSS, yang anggotanya lintas profesi, lintas generasi, bahkan lintas negara, perilaku pengurus yang baik adalah kunci menjaga persatuan. Pengurus yang setia, bekerja dengan sungguh-sungguh, disiplin waktu dan siap menghadapi perubahan, akan membuat organisasi ini tetap hidup, bermanfaat dan menjadi kebanggaan kita semua.

Ingatlah falsafah leluhur Bugis-Makassar yang selalu kita junjung tinggi:

“Siri’ na pacce”, harga diri dan solidaritas, sebagai benteng marwah organisasi kita.

“Assituruseng”, saling menopang, agar kita tidak berjalan sendiri-sendiri.

“Sipakatau, sipakainge’, sipakalebbi”, saling memanusiakan, saling mengingatkan dan saling memuliakan, sebagai pedoman kebersamaan kita.

Maka mari kita buktikan, bahwa dengan berpegang pada nilai-nilai luhur itu, KKSS akan tetap kokoh sebagai rumah besar yang mempersatukan kita semua, kapan pun dan di mana pun berada.

Dan ingatlah, selama kita bersatu, saling menopang dan setia pada amanah ini, tidak ada tantangan yang terlalu besar, tidak ada aral yang terlalu berat, KKSS akan selalu berdiri tegak, menjadi kebanggaan bagi kita semua, untuk hari ini, esok dan selamanya.

Eramas, 2000, 05 September 2025
Penulis, Aktivis dan Pemerhati Organisasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here