Farhan di Negeri Santri, Berjuang Meraih Mimpi

0
22
- Advertisement -

Kolom Bachtiar Adnan Kusuma

Sebagai ayah dari anak-anak dan kakek dari satu orang cucu serta suami yang memiliki istri satu-satunya, hari ini Rabu, tepat 24 November 2025, penulis sangat bersyukur karena bertepatan hari lahirnya putra bungsu penulis, Farhan Alfarisi Kusuma.

Farhan, memiliki keistimewaan tersendiri dari kakak-kakaknya. Selain tercatat anak bungsu kami, penulis dan istri Ani Kaimuddin Mahmud, Farhan boleh dibilang satu-satunya yang memilih ikut bersama mamanya menjadi santri DDI Mangkoso. Betapa tidak, sebagai ibu Ani Kaimuddin sejak awal berjuang dan bercita-cita ingin memasukkan anak-anaknya ke Ponpes DDI Mangkoso. Alasannya, selain alumni Ponpes DDI Mangkoso, 1987-1995, Ani Kaimuddin berjuang terus agar salah satu putra-putrinya ikut melanjutkan perjuangannya nyantri di Anregurutta Prof.Dr.K.H.Muhammad Faried Wadjedy, M.A., dan hanya Farhan yang berhasil melanjutkan asa umminya ke Ponpes DDI Mangkoso.

Namanya saja Farhan yang selalu gembira dan ceria, Alfarisi Kusuma adalah nama yang melengkapi namanya Farhan Alfarisi Kusuma, lahir di Rumah Sakit Bersalin Pertiwi Makassar, pada 24 November 2012.

Putra bungsu penulis, boleh dibilang istimewa karena selain tercatat sebagai adik bungsu dari dr Dea, dr. Mulan, Ria dan Safwan, Farhan adalah satu-satunya menjadi penerus dari ibunya yang ikut tercatat sebagai Santri Iddadiyah Pondok Pesantren Darud Dakwah wal-Irsyad Mangkoso, kampus II Tonrongnge.

Sebagai putra bungsu, tidak bisa dipungkiri sangat dekat dengan ibunya. Sejak kecil Farhan telah menunjukkan bakat memimpin. Selain diberi amanah sebagai Komandan Upacara pada setiap upacara di sekolahnya di SD Inpres Maccini Sombala 1 Makassar, ia aktif terlibat menjadi remaja masjid Anny Mujahidah Rasunnah.

Kemampuannya terbentuk sejak kelas 5 SD, Farhan mandiri dan punya kemampuan mengelola pribadinya sejak kecil.

Sebagai ayah dari Farhan, penulis bercita-cita agar ia menjadi Ulama dan bisa melanjutkan pendidikannya kelak ke Universitas Al-Ashar, Kairo, Mesir.

“ Namanya orang tua, punya mimpi besar agar Farhan bisa mengikuti jejak Gurutta Prof.Dr.K.H.Muh.Faried Wadjedy, M.A. menjadi ulama yang sederhana dan memiliki sikap tawadhu seperti Gurutta Faried” inilah obsesi penulis.

Karena itu, penulis berharap agar Farhan diberi kemudahan dan dibukakan jalannya menuntut ilmu di Negeri Santri, DDI Mangkoso.

Terima kasih Farhan, ayah dan mama tidak bisa memberi harta yang berlimpah, kecuali hanya dengan pendidikan yang baik dan hanya dengan pendidikan yang baik inilah menjadi titik asa perjuangan Ayah dan Mama agar kelak kalian menjadi anak-anak yang patut dibanggakan.

Terima kasih anakku—

Mangkoso, Tonrongnge, 21 November 2025

Ayah dan Mama

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here