Kolom Jumrana Salikki
FORHATI sebagai wadah berkumpulnya alumni HMI Wati menyiapkan ruang yang sejuk terhadap seluruh potensi alumninya dari berbagai profesi. Dengan demikian memudahkan sinergi, gerakan terhadap kondisi dalam menjawab tantangan ke depan.
Dengan demikian…keberlangsungan kaderisasi dipastikan akan terajut dan terjaga.
Tidak bisa dipungkiri, sadar atau tidak, disadari minatan untuk FORHATI di tingkat nasional begitu rendah. Adalah di saat organisasi perempuan Islam lainnya menggelindang begitu rupa hingga ke tingkat daerah.
Sementara persoalan keummatan dan kebangsaan hampir tiap dentingan waktu bergerak yang semakin jauh dari jangkauan.
Merangkul anggota FORHATI yang berserak adalah utama. Menularkan kesadaran, siapa lagi yang akan membesarkan FORHATI jika bukan alumninya.
Tentu patut dipahami, bahwa di FORHATI baik pengurus maupun anggota adalah insan akademis. Melalui jenjang perkaderan. Tangguh adalah kelekatan di kader HMI. Karena kita dilatih untuk mengadakan yang tiada, menciptakan yang belum berupa dan bagaimana menjadi abdi di masyarakat berharap asas manfaat dalam bingkai Ridho Allah SWT. Yakin Usaha Sampai adalah semangat yang tak pernah terhenti dalam bingkai Alquran Hadist sebagai pedoman arah meniti tujuan, yaitu tujuan HMI.
Dan jika jauh dari bingkai maka mencapai tujuan HMI jauh dari harapan. Dan bahkan akan menjadi pusaran gelombang- gelombang perusak di Bumi Pertiwi.
Perempuan-alumni HMI Wati adalah madrasah pendidikan Utama dan Pertama dalam keluarga. Selain untuk dirinya juga sebagai pencetak generasi bangsa ke depan. FORHATI harus bisa mengisi ruang ini. Banyak role model alumni sudah meniti jalan ini. Juga tak kurang sumber keilmuan di bidang ini. Dan jika ditelaah, tidaklah berat untuk merajut potensi ini di keluarga besar HMI. Bahwa di masa datang tanpa berucappun akan muncul, bahwa ia adalah kader HMI atau lahir dari rahim HMI, sebagai tauladan di mana saja.
Penguatan ekonomi kerakyatan semakin penting hari ini. Kondisi ekonomi bangsa yang carut marut. Utang LN membengkak, memerlukan kesiapan dan strategi menghadapinya. Keluarga kita tentu tidak bisa mengelak dari bencana kelaparan yang sudah di pelupuk mata (Silahkan menengok ke samping ke bawah). Menumbuhkembangkan Usaha Kecil Menengah, bagian dari itu.
Peluang besar bagi kader HMI Wati menciptakan, mendampingi usaha-usaha rumahan, industri kecil mulai di perkotaan hingga di pelosok desa. Syiar ekonomi ini akan menghidupkan dapur alumni yang kurang beruntung dan masyarakat umumnya, syiar dan asas manfaat terperoleh. Bahagia tentu bertemu.
Produk halal kini digalakkan. FORHATI harus menjemput ini dengan membangun sinergi yang sesungguhnya ada di seputaran kita. Hentakannya akan dapat hingga ke pedesaan. MD FORHATI adalah ujung tombak.
Sumber ekonomi FORHATI adalah masalah klasik, hingga Munas di Palu ini sepertinya belum ada. UMKM bisa jadi solusinya dan unit usaha lain dengan menelusur tanah, bangunan dari alumni atau sumber lainnya, halal, untuk diwakafkan. Di HMI kita dipertontonkan untuk ditauladani memberi dari senior.
Terpikir tauladan memberi baik tenaga, pikiran dan materi inn syaa Allah tidak akan tergerus.
Penguatan agama dan budaya dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara adalah mutlak harus dilakoni di FORHATI. Adalah mudah bagi kita untuk itu. Kita ada dengan Islamnya. Segala perbedaan suku sudah teramu dengan baik sejak kita HMI…
Jadilah pengikat nurani bangsa dan menjadi kekuatan tersendiri untuk mengokohkan persatuan, persaudaraan dari Sabang sampai Marauke, karena di manapun FORHATI menjadi ibu, pengayom yang disenangi dan segani.
Selain itu, sinergitas dengan ormas perempuan Islam harus dimasifkan. Demikian pula dengan organisasi lain, hingga ke LN. Tentu yang sejalan dengan tujuan HMI itu sendiri.
Sesungguhnya, jika mau jujur, saya selaku pribadi dan juga pernah bertengger selaku Sekjen di FORHATI beberapa waktu, merasa miris. Kenapa? Ormas lain bergerak danĀ memberi solusi di hampir permasalan yang terjadi. Penguatan ekonomi berjalan, dsb.
Kita di FORHATI?
Padahal alumninya adalah orang hebat jangan malu belajar di sekeliling kita. Bangun sinergi dengan ormas lain. Tempat kita berkaca, adakah manfaat FORHATI ?
Menjawab sebagian kecil di atas, lagi-lagi, siapapun yang memimpin di FORHATI sejatinya menjaga ritme, nada dan irama di dalamnya. Karena yang ada di dalam adalah SDM tangguh yang sementara melintas atau sudah melalui banyak fase dalam hidup. Jangan pernah melihat kasta dan tahta, apalagi harta semata sebagai pembeda. Tapi satukan kekuatan itu menjadi modal besar membangun FORHATI bangkit, merawat bersama, memoles hingga menjadi cantik, seksi, indah karena hati, bukan arogansi. Layak dipandang, tidak untuk diingat.
Rindu karena di dalamnya adalah pekerja penuh keikhlasan bukan jumawa. Mengabdikan diri hanya untuk meraih Ridho Allah SWT semata.
Kebersamaan, Kesetaraan
Dunia akan mengingat kita.
Alam akan menerima kita.
Air mata akan meleleh dan tumpah.
Berbuat baik adalah keutamaan.
Jauh dari haus pujian.
Waktu yang akan membuktikan sepanjang usia menggelindang untuk menjumput di akhir.
Masih ada waktu untuk berbuat…
Panggilan Jiwa dari senior nun jauh di sana. Menyentak jantung
Menikam kalbu.
Untuk menata kembali mozaik yang berserak.
Adalah sia-sia para pendiri FORHATI melihat pembiaran.
Narasi tajam menghentak, membangunkan dari kemalasan, ego, tidur panjang bagi darah kental hijau hitam.
FORHATI butuh orang ikhlas untuk mengabdi
Memberi dan bekerja untuk kibarkan panji HMI.
Mari bersama
Kakandaku dan adindaku yang cantik nan soleha.
Saat inilah kita ramaikan dan bangun Rumah Besar FORHATI. Di sanalah kita di hari esok atau di alam sana tersenyum melihat adinda kita berekspresi, berkreasi, mencipta, mengabdi untuk kemaslahatan ummat, bangsa dan negara.
HMI akan selalu ada jika alumninya bisa jadi tauladan, berkarakter, tangguh, manfaat.
Ayo adinda dan kakanda jadilah tulang dan daging di kepengurusan MN FORHATI . Wakafkanlah ilmu, harta dan tenaganya.
Jenjang perkaderan,
Pengetahuan, pengalaman begitu penting di FORHATI. Satukan jiwa, turunkan ego, bersama untuk FORHATI 2022-2027.