Gerakan Mahasiswa: Antara Idealisme dan Ironi

0
21
- Advertisement -

Kolom Muh.Faisal HS
Ketua Senat Mahasiswa IAI DDI Mangkoso

Gerakan mahasiswa di Indonesia selalu menempati ruang yang penting dalam dinamika sosial dan politik bangsa. Dari era awal perjuangan kemerdekaan hingga reformasi 1998, mahasiswa tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan.

Namun, pada era yang baru, arah gerak dan karakter mahasiswa menghadapi tantangan yang berbeda dibanding zaman dulu yaitu adanya tuntutan zaman, teknologi, dan ekspektasi publik yang berubah pesat.

Hal ini kita bisa sama-sama rasakan bahwa gerakan mahasiswa sekarang telah berpindah ke ruang media sosial dan platform digital. Aktivisme membuncah di sana. Mahasiswa sekarang tidak lagi selalu harus turun ke jalan. Tetapi kritikan, diskusi publik, advokasi kebijakan lewat platform online juga menjadi bagian dari gerakan.

Hal ini memberikan jawaban terhadap kekhawatiran banyak pihak bahwa metode yang sering kali dilakukan mahasiswa seperti demonstrasi jalanan yang berdampak risiko fisik dan hukum yang besar, sementara media digital bisa menjadi alat lebih aman dan menjangkau khalayak yang lebih luas.

Akan tetapi ini hanya tentang metode gerakan yang baru tanpa menghilangkan gerakan mahasiswa yang turun ke jalan. Karena identitas mahasiswa sebagai salah satu penggerak perubahan yang berdemonstrasi di jalanan telah melekat dari Tahun 1966 hingga hari ini.

Meski demikian, gerakan mahasiswa saat ini sering dikritik karena dianggap kehilangan idealisme, terfragmentasi, atau terlalu pragmatis. Banyak orang yang menilai bahwa demonstrasi dan aksi massa mahasiswa itu terkadang lebih mengandalkan momentum tertentu dan mengkondisikan media agar cepat viral daripada mengutamakan gagasan substantif yang konkret dan dapat berdampak nyata.

Ada juga kritikan bahwa organisasi kemahasiswaan seperti BEM atau organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus terlalu fokus pada kegiatan seremonial atau event besar dibandingkan menekankan konsistensi gerakan, pendalaman isu, dan strategi advokasi jangka panjang.

Selain itu, terdapat tantangan internal yaitu keterbatasan sumber daya (waktu, dana, jaringan) dan organisasi yang disibukkan dengan kegiatan-kegiatan kampus, sehingga banyak mahasiswa yang lupa dengan fungsinya sendiri bahkan tak jarang terjadi konflik antar elemen mahasiswa itu sendiri seperti yang dikatakan Soe Hok Gie bahwa masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa.

Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.”

Gerakan yang awalnya bersifat inklusif bisa terpecah karena perbedaan sudut pandang, metode, atau kepentingan yang terlalu pragmatis. Inilah yang membuat gerakan mahasiswa tidak lagi mempunyai power yang kuat untuk benar-benar menciptakan perubahan.

Tantangan eksternal juga menjadikan gerakan mahasiswa tidak lagi diperhitungkan. Gerakan mahasiswa saat ini tidak lagi fokus terhadap isu besar karena dibatasi oleh regulasi dan batasan hukum terhadap demonstrasi serta kritik publik, resiko kriminalisasi aktivis, disinformasi, bahkan tekanan sosial dan politik.

Di sisi lain, tekanan ekonomi dan kebutuhan pribadi mahasiswa (misalnya tugas, biaya hidup, dan kuliah) juga membuat banyak yang memilih apatis daripada menyuarakan aspirasi secara terbuka.

Hal ini menjadi ironi tersendiri bagi kalangan aktivisme mahasiswa itu sendiri. Ironisnya adalah ketika perubahan menjadi suatu hal yang menuntut idealisme, justru terjadi degradasi di sisi lain kendati Bapak Republik, Tan Malaka, telah mengatakan bahwasanya idealisme adalah kemehawan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.

Tetapi ketika idealisme mahasiswa sudah menurun siapa lagi yang diharapkan untuk kebaikan bangsa ini. Dan ketika idealisme bertahan, maka hal itu juga sejalan dengan apa yang dikatakan Tan Malaka bahwa pemikiran yang kuat menjadi senjata yang paling ampuh untuk melawan orang-orang yang menindas rakyatnya sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here