Kolom Fiam Mustamin
BERGURU menuntut ilmu, dimana saja bisa dilakukan.
Terpenting ada guru dan pembimbing yang amanah dan ikhlas mengabdikan ilmunya kepada umat.
Perilaku amanah inilah yang ditempatkan sebagai ibadah syiar tablik yang dimiliki oleh M. Aliyudin Akbar bin M. Nadji biasa disapa Guru Ali atau Engkong Ali yang membuka pengajian di pondoknya, bantaran anak kali Ciliwung, Cililitan Jakarta Timur.
Apa yang Diajarkan
SAMA halnya dengan di majelis pengajian pada umumnya.
Ada Tafsir, Tauhid, Pengkajian Kitab Al Hikam, Tuntunan Ibadah Shalat, Dzikir, Barasanji, Maulid Nabi, Muamala/ pedoman dalam kehidupan antar sesama makhluk dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan tingkat usia peserta majelis.
Peserta majelis adalah kerabat terdekat dan warga masyarakat sekitarnya yang dibuka empat kali dalam seminggu di malam Senin, Rabu, Jumat dan Minggu.
Selain majelis di pondok, terkadang juga keluar daerah memenuhi undangan untuk memperluas ukhwah silaturahmi.
Silaturahmi dan Ziarah Ke Makam Ulama
RUTIN dilakukan di bulan-bulan tertentu datang berziarah ke makam ulama dan waliullah yang ada di Jakarta, Bogor, Banten, Cirebon dan lain-lain.
Peserta majelisnya, anggota kerabat dan warga sekitarnya. Majelis terbuka untuk siapa saja yang berniat menuntut ilmu dunia dan akhirat.
Pondok majelis yang sederhana itu namanya Majelis Ilmu dan Dzikir Nurul Qolbi. Saat ini sedang pembangunan lebih permanen dan kokoh bila sewaktu waktu dihantam banjir kali.
Pondok itu nantinya akan digunakan sholat berjamaah lima waktu, tarwih ramadhan, maulid dan kegiatan majelis tiap hari.
Di majelis bantaran kali itu, saya menikmatanya seperti suasana alam pedesaan, mendengar suara burung di pepohonan, gemericik air kali yang terus mengalir tak pernah kering.
Subhanallah …kenikmatan apa lagi yang engkau dustakan.
Legolego Ciliwung 3 Maret 2022