Kolom Syamril
Tahun lalu saat awal pandemi covid melanda, Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Dalam hidup ada akronim lain dari PSBB yang harus diperjuangkan. Apa itu? Produktif, sejahtera, bahagia dan berkah. Inilah 4 ciri-ciri yang menjadi idaman setiap orang. Demi meraih keempatnya manusia rela berkorban waktu, tenaga, pikiran dan perasaan.
Ciri pertama manusia yang PSBB yaitu produktif. Tiap manusia diberi potensi, waktu dan sumber daya lainnya. Ukuran keberhasilan dalam memanfaatkan itu semua adalah produktivitas. Dengan waktu yang sama 24 jam ada orang yang sangat produktif, mampu menyelesaikan banyak permasalahan, menuntaskan banyak pekerjaan, berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ada juga yang tidak menghasilkan apa-apa. Waktu berlalu tanpa arti, hasil dan makna.
Apa kunci agar bisa produktif dalam hidup? Menurut Mohammad Faris dalam bukunya Muslim Produktif menyebutkan ada tiga kunci produktif yaitu fokus, energi dan waktu. Fokus terkait dengan pikiran dan konsentrasi. Jika dalam aktivitas pikiran bercabang, negative thinking, pesimis dan lainnya maka akan sulit untuk fokus.
Bagaimana agar bisa fokus? Miliki pikiran positif, jauhi buruk sangka, iri, dengki, jauhkan diri dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi, dan minimalkan multitasking dalam satu waktu. Di era digital ini multitasking seolah-olah menjadi gaya hidup. Seolah-olah lebih produktif padahal secara mental dan pikiran itu tidak sehat. Selain itu jika pikiran sudah jenuh, maka berhentilah sementara. Lakukan refreshing dan rekreasi.
Kunci produktif lainnya yaitu energi dan waktu. Energi diperoleh dengan cara istirahat, olahraga dan nutrisi. Tidur yang cukup 6-8 jam sehari, olahraga teratur dan makan makanan bergizi seimbang. Waktu dikelola dengan prioritas pada pekerjaan yang penting sesuai tujuan. Hindari hal yang tidak penting, sia-sia apalagi maksiat. Kelola waktu agar tidak banyak masuk pada hal yang genting dan deadline.
Ciri kedua dari hidup yang PSBB yaitu sejahtera. Jika dimaknai secara sempit maka ini terkait dengan materi, harta atau uang. Materi diperoleh melalui nilai tambah (added value) dan penciptaan nilai (value creatiion). Nilai tambah bisa karena waktu dan tempat. Telur dari Sidrap dibawa ke Makassar maka harga akan lebih mahal. Telur dijual pada bulan Maulid Nabi juga lebih tinggi harganya. Value creation dapat diperoleh melalui inovasi dan kreativitas. Telur yang sudah diolah menjadi kue, diberi merek khusus, packing yang menarik maka harganya pasti lebih mahal.
Tentu dalam hidup uang bukan jadi tujuan tapi sebagai alat atau sarana kebaikan. Uang akan bermanfaat jika berada pada orang yang tepat. Orang yang meletakkan uang pada tangannya bukan pada hatinya. Orang yang menjadikan uang sebagai jalan berbagi kebaikan dan menebar manfaat. Orang yang hati-hati mencari uang sehingga terhindar dari menghalalkan segala cara.
Ciri ketiga dari hidup yang PSBB yaitu bahagia. Ini dapat diraih jika kita menginginkan apa yang diraih, bukan hanya meraih apa yang diinginkan. Artinya ada rasa syukur dalam hati pada apa yang dimiliki. Bahagia ada tiga level yaitu personal, sosial dan spiritual. Bahagia personal melalui syukur, sabar dan sederhana. Bahagia sosial melalui berbagi, mencintai dan memaafkan. Bahagia spiritual melalui tawakkal kepada Allah.
Ciri keempat dari hidup yang PSBB yaitu berkah atau manfaat yang banyak. Harta, jabatan, ilmu, keluarga, teman, waktu dan apapun nikmat yang Allah anugrahkan tidak ada yang disia-siakan. Semuanya memberi manfaat pada diri sendiri, keluarga, masyarakat. Keberkahan juga ditandai dengan ketenangan dalam hidup karena harta, jabatan dan lainnya diperoleh dengan cara yang baik dan benar. Tidak melanggar norma-norma dan syariat agama, etika masyarakat dan peraturan negara. Tetap menjunjung integritas dan kejujuran. Jauh dari tipu daya, pencurian, menghalalkan segala cara dan mengorbankan orang lain.
Mari jalani hidup yang PSBB. Hidup yang produktif, sejahtera, bahagia dan berkah. Semoga dengan itu semua tercipta masyarakat yang adil dan makmur lahir dan batin.