Hikmah Abdul Hamid Husain
Kerukunan itu penting, saling menghormati itu penting walau berbeda keyakinan.
Sahabat Abu Bakar Ash- Shiddieq RA pernah mengatakan kepada Rasuulullaah SAW tentang adanya kelembutan dan kesantunan pada sebagian Ahlul Kitab.
Lantas Rasuulullaah SAW menanggapi ucapan Abu Bakar RA itu seraya bersabda:
والله يا أبا بكر لو أن موسي حي لاتبعني ولو أن عيسى حي لاتبعني.
“Demi Allaah, wahai Abu Bakar:
Seandainya Musa AS masih hidup tidak ada pilihan kecuali mengikutiku,
dan seandainya Isa AS masih hidup, tidak ada pilihan lain kecuali mengikuti ku”.
“Lakum diinukum waliyadiin” artinya; adalah “bagiku Agamaku dan bagimu Agamamu”.
Ayat ini menunjukkan ketegasan bahwa Muslim boleh menghargai orang yang berbeda Agama, tetapi tidak mencampuradukkan ritual Agama satu sama lain.
Allaah SWT Berfirman;
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ
Qul yâ ayyuhal-kâfirûn
(Katakanlah: “Wahai orang-orang kufur yang ingkari Allaah,
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ
lâ a‘budu mâ ta‘budûn
(aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah)
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ
wa lâ antum ‘âbidûna mâ a‘bud
(Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah).
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ
wa lâ ana ‘âbidum mâ ‘abattum
(Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah).
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
wa lâ antum ‘âbidûna mâ a‘bud
(Kamu tidak pula menjadi penyembah apa yang aku sembah).
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ.
lakum dînukum wa liya dîn
(Bagimu agamamu dan bagiku agamaku).
(QS Al Kaafirun, surah ke 109, halaman 603).
Catatan
1. Dari ucapan Rasuulullaah SAW tersebut, kita memahami bahwa;
mengakui adanya perilaku yang baik dan santun pada sebagian mereka tidaklah dilarang.
Namun kebaikan perilaku bukan menjadi dalil kebenaran dan membenarkan Agama mereka.
2. Mereka tidak pernah ikhlas;
Allaah SWT berfirman, bahwa orang orang Non Muslim tidak pernah rela dan ikhlas kepada orang-orang Muslim:
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰىۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ . ( البقرة ١٢٠)
“wa lan tardlaa ‘angkal-yahuudu wa lan-nashaaraa ḫattaa tattabi‘a millatahum, qul inna hudallaahi huwal-hudaa, wa la’inittaba‘ta ahwaa’ahum ba‘dalladzii jaa’aka minal-‘ilmi ma laka minallaahi min waliyyiw wa laa nashiir”
Artinya:
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu sampai engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sungguh, petunjuk Allaah itulah petunjuk yang sebenarnya.” Sungguh, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah pengetahuan dan kebenaran itu sampai kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari azab Allaah”.
(QS Al Baqarah, surah ke 2, ayat 120, halaman 19 ).
3. Hafal dan amalkan Doa memohon Kebahagian yang langgeng dan terus bertambah:
اللهم اجعلنا ممن حمدك فزدته
وشكرك فاكرمته ودعاك فأجبته
الحمد لله دائما وأبدا
“Allaahummaj’alnaa mimman hamidaka fazidetahuu,
wa syakaraka fa akramtahuu,
wa da’aaka fa ajabetahuu,
Alhamdulillaahi daaiman wa abadan”
(Yaa Allaah Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang selalu memuja dan memujiMu lalu Engkau tambahkan kebaikan kami.
Orang yang selalu besyukur lalu Engkau Muliakan kami.
Orang yang rajin berdoa, lalu Engkau kabulkan.
Sungguh, segala puja dan puji hanya kepada Mu yaa Allaah kekal dan abadi”.
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Penulis adalah pengasuh Alhusniyah Islamic School PAUD, TK, SD, SMP, SMA, TPQ dan MDTA.