Oleh Ruslan Ismail Mage
Pekan Nasional (Penas) Tani dan Nelayan XVI yang berlangsung di Kota Padang Sumatera Barat, sudah dibuka secara resmi Sabtu kemarin (10/6). Seminggu sebelumnya rumah-rumah penduduk yang di jadikan homestay sudah berbenah dikoordinir oleh ketua RT masing-masing.
Ketua RT 05 RW 11 Kelurahan Dadok Tunggul Hitam Kecamatan Kotoh Tangah termasuk yang sibuk mengkoordir warganya menyambut tamu dan menyediakan rumah untuk homestay kontingen asal Sulawesi Selatan. Adalah ibu Reni sang Ketua RT 05 yang begitu tangguh dan cekatan mengatur homestay ratusan kontingen dari Sulawesi Selatan.
Bukan hanya cekatan mengatur homestay tetapi kesuksesan penyambutan Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman yang mengunjungi warganya yang ikut Penas Tani dan Nelayan yang dipusatkan di RT 05 ini tidak lepas dari kegesitannya mengkoordinir segala kebutuhan panitia.
Sudah hampir seminggu tamu peserta, dan sudah memasuki hari kedua Penas Tani dan Nelayan ini, tidak ada wajah lelah dan keluhan sedikitpun dalam melayani kontingen Sulawesi Selatan. Rumahnya tidak pernah sepi kedatangan tamu silih berganti mencari solusi berkaitan homestay peserta dan pelayanannya.
Untuk menggambarkan sosok karakter yang dihadirkan Ibu Reni Ketua RT 05 dalam melayani kontingen Sulawesi Selatan, salah seorang peserta dari Kabupaten Sinjai Ilham Maddo menjelaskan, ibu RT 05 ini luar biasa melayani kami semua tanpa membedakan. Walaupun baru ketemu tetapi menganggap kami seperti keluarga bukan tamu. Suami dan anaknya terlibat semua dalam memberikan pelayanan yang tulus.
Menurut panitia propinsi ini, sudah hampir seminggu di Kota Padang, saya melihat dan merasakan Ibu Reni penuh dengan tanggungjawab tinggi, sangat peduli, bekerja dengan hati tanpa ada tekanan. Orangnya ikhlas membantu, sehingga kami merasa senang dikoordinir hamestay. Segala keperluan kami selalu ada solusinya kalau ibu Reni turun tangan.
Ibu Reni sebagai perempuan yang dipercaya sebagai ketua RT, ia memiliki kerakter kepemimpinan kuat yang ditunjukkan dengan kemampuannya mengorganisir ratusan orang. Jiwa kepemimpinannya juga tergambar dari sikap reaponsifnya tanpa membeda-bedakan orang, begitu pula keberaniannya mengambil keputusan sangat mendukung kerja-kerja koordinasinya.
Walaupun kami baru kenal tetapi bisa menyatu. Kalau dianalogikan ibu Reni adalah warna, ia warna bening yang bisa menyatu dengan warna kami. Kalau ibu Reni adalah air, ia sangat fleksibel memasuki semua bejana kami. Disamping itu, kelebihan suaranya yang tegas dan berisi sangat berpengaruh, karena sebagai seorang pemimpin suara sangat menentukan.
Pandangan yang sama disampailan oleh Wellang utusan dari Kabupaten Sidrap. Menurutnya kalau harus menilai ibu Reni sebagai ketua RT sekaligus tuan rumah, hanya tiga kata yang mewakili perasaan kami, yaitu bagus, ramah, dan ikhlas. Selama hampir seminggu di homestay tidak ada masalah yang tidak selesai kalau ibu Reni yang mengaturnya. Pokonya kami merasa heppy semuanya dengan pelayanannya yang memuaskan.
Inilah mungkin yang disebut mengatasi masalah tanpa masalah, kata Ilham Mado mengunci komentarnya. Sementara itu ketika Ibu Reni diminta komentarnya tentang apresiasi positif kepemimpinannya dari kontingen Sulewesi Selatan, merendah dengan mengatakan, “Yang hebat itu bukan saya selaku Ketua RT 05, tetapi yang hebat itu seluruh warga yang begitu familiar ditempati homestay rumahnya”.