PINISI.co.id- Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan akan digelar pada 27 November 2024 mendatang. Dari sejumlah calon dan nama-nama yang beredar cukup familiar lantaran mereka berasal dari pejabat dan mantan kepala daerah.
Mulai dari Andi Sudirman Sulaiman, Nurdin Halid, Rusdi Masse, Adnan Purichta Ichsan, Ilham Arief Sirajuddin, Danny’ Pomanto, hingga M. Fadil Imran dan Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki, mantan Pangdam Hasanuddin.
Terkait Pilgub Sulsel, politisi senior Iskandar Mandji terus mengikuti perubahan politik tanah air termasuk di Sulawesi Selatan. Bagi pria kelahiran Parepare 1957 ini, Sulawesi Selatan membutuhkan gubernur yang visioner, kapabel, dan berintegritas. “Tentunya gubernur yang baru harus energik, bisa membangun sinergi dan memiliki jejaring sosial yang luas karena dunia saat ini sudah berubah dinamis,” kata anggota DPR/MPR 1992-1997 ini.
Seperti diketahui Mandji adalah salah satu politisi kawakan dari Golkar yang vokal di Senayan pada masa Orde Baru bersama koleganya dari Sulsel Tadjuddin Noer Said.
Menurut pengamatan Mandji, Sulawesi Selatan semestinya bisa berkembang lebih pesat melihat potensi yang dipunyainya. Namun, nyatanya sekarang, “berkembang tapi tidak maju” alias berjalan di tempat. Karena itu, lanjut anggota DPRD Sulsel 1987-1992 ini, dibutuhkan gubernur yang mampu mengakselerasi pembangunan dan mampu beradaptasi terhadap kemajuan teknologi informasi.
Mandji mengambil contoh saat Sulsel dipimpin Gubernur Achmad Amiruddin (1983-1993), yang meletakkan dasar pembangunan lewat Tri Konsepsi yaitu pewilayahan komoditas,
perubahan pola pikir, dan petik olah jual, yang menanamkan visi ekonomi dan menjadikan Sulsel sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di timur Indonesia, dan sebagai lumbung pangan nasional.
Hasil dari Tri Konsepsi ini saat krisis moneter yang menjatuhkan Orde Baru pada 1998, membikin umumnya rakyat di Jawa menderita, sebaliknya justru dinikmati rakyat Sulsel karena sejumlah komoditas unggulan seperti coklat, udang, cengkeh, laris diluar negeri dan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Kepada PINISI.co.id, Mandji menjelaskan, Amiruddin juga menjalankan pemerintahan dengan memperbanyak dialog bersama birokrat, pengusaha, DPRD dan rakyat langsung seperti petani. “Ia tak sekadar mendengar laporan dari staf,” ujar Mandji.
Seharusnya, saran Mandji Tri Konsepsi itu berkelanjutan, sebab filosofinya sendiri melalui kajian akademis, dan memiliki visi ke depan dan mencakup ekosistem ekonomi dan kultur di Sulawesi Selatan.
Karena itu, dalam Pilgub nanti, Mandji ingin urun rembuk, bahwa sejatinya Sulsel mencari pemimpin baru yang mampu membawa Sulsel jauh lebih baik ke depan “Banyak tokoh baru, muda, dan mempunyai kapasitas untuk menjadi orang nomor satu di Sulsel,” tambah Mandji.
Termasuk, tokoh-tokoh dari luar Sulawesi Selatan seperti dari organisasi KKSS yang disebut Mandji sebagai wadah yang selalu diperebutkan dalam setiap Pilkada dan Pilgub di beberapa daerah yang memiliki basis massa KKSS.
“KKSS saat makin dikenal dan diperhitungkan dalam setiap pemilihan kepala daerah,” kata Mandji menambahkan.
Adapun untuk Pilgub Sulsel, Mandji misalnya menyorongkan nama Muchlis Patahna untuk berkontestasi mengingat Ketum KKSS ini memenuhi persyaratan sebab memiliki kapasitas, mumpuni dan mempunyai jejaring nasional yang luas. (Lif)