PINISI.co.id- Hugua dan Anton Timbang menginisiasi kerjasama antara Patuno Resort dan GR Corp dalam mengembangkan Wakatobi, Sulawesi Tenggara sebagai pusat industri film dunia. Wakatobi diproyeksikan menjadi pusat industri film terlengkap dan terintegrasi di Indonesia untuk memproduksi film nasional, eropa, amerika sampai Hollywood. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur GR Corp, Gilang Ramadhan saat berkunjung di Wakatobi (23/5/2024).
Musisi Legendaris Indonesia itu mengatakan Wakatobi memiliki potensi yang luar biasa dengan keindahan laut, budaya dan kultur masyarakatnya. Brand Wakatobi sebagai pusat suku bajo menjadi ciri khas tersindiri dalam industri perfilman.
“Saya berpikir kita dorong bersama supaya Wakatobi ini menjadi Sentral Perfilman, bahkan kita akan bekerjasama dengan negara-negara lain di eropa dan amerika,” ucap Gilang saat jumpa pers di Patuno Resort, Wangi-Wangi.
Suami Shahnaz Haque ini mengatakan mimpi besar itu sangat mungkin terjadi untuk menjadikan Wakatobi sebagai kota film. Apalagi, menurut dia, Wakatobi sudah memiliki sarana yang memadai seperti airport, hotel dan fasilitas lainnya.
Untuk mengawali kerjasama itu, GR Corp dan Patuno Resort mendatangkan Sutradara Film asal Belanda, Bernice Helena di Wakatobi untuk mencari bakat putra daerah Wakatobi dibidang akting, musik tradisi dan model guna mengisi peran dalam film yang sedang digarap oleh GR Corp.
“Kami hadir disini untuk mencari bakat putra daerah, untuk mengisi peran dalam film yang kami akan garap bersama Patuno Resort, tentunya yang berkaitan dengan budaya dan musik tradisional Sulawesi Tenggara,” ucapnya.
Senada dengan itu, Anggota DPR RI, Hugua mengatakan jika sebelumnya Wakatobi dikenal dengan keanekaragaman bawah laut. Kali ini, dirinya mencoba mengekspos seni musik dan perfilman dengan mengandeng GR Corp dan AMI (Anugerah Musik Indonesia).
“Ide ini lahir lewat diskusi di Los Angeles, Amerika. Saat itu, bersama ketua Kadin Sultra, Anton Timbang turut menampilkan para panari Balumpa mewakili Sultra di negara itu,” katanya.
Lanjut Hugua, dengan kekhasan tarian Balumpa yang unik, tak lain warisan budaya Wakatobi, dianggapnya cukup menyakinkan untuk ditampilkan secara internasional.
“Nah, dari situ berkembang ide-ide. Misi budaya salah satunya. Dan muncul lah teman-teman ini. Pak Gilang Ramadhan, Pak Aden, Bernice dan lain-lain,” ujar Hugua.
Hugua berharap langkah kerjasama tersebut dapat direspons Pemerintah Daerah (Pemda) Wakatobi sebagai peluang.
“Sejauh ini Respon Bupati dan jajarannya sangat baik, saya berharap ini menjadi peluang bagi Wakatobi untuk lebih maju lagi” katanya.
Sementara itu, General Manager AMI Awards, Shatria Darma mengungkapkan bahwa dirinya yakin dengan potensi sumberdaya manusia (SDM) Wakatobi.
Di mana yang telah ditunjukkan Raim La Ode, putra asli Wakatobi yang mampu meraih AMI Awards sebagai pengakuan tertinggi di bidang musik.
“Mungkin teman-teman tahu tahun lalu untuk penyanyi Pop laki-laki AMI Awards diraih Raim La Ode,” ucapnya.
Sehingga kata dia, putra-putri daerah ini memiliki peluang yang sama dengan yang lainnya.
“Mereka harus menciptakan peluang sendiri dalam arti mereka harus percaya atas kemampuan mereka untuk bisa berbuat sesuatu,” ucapnya.
Untuk diketahui, rombongan yang berkunjung ke Wakatobi diantaranya Ir. Hugua, M.Ling (Anggota DPR RI), Gilang Ramadhan (Direktur GR Corp), Satria Dharma (Manager Anugrah Musik Indonesia), Bernice Helena (Sutradara asal Belanda), Flavianus Nestor Embun (Musisi), Hernamawati (Konsultan Pariwisata) dan Rombongan Kadin Sultra. (Syam)