Jaksa Agung Apresiasi Mentan Amran dan Tegaskan Jajaran Kejaksaan Wajib Dukung Akselerasi Swasembada Pangan

0
57
- Advertisement -

PINISI.co.id- Jaksa Agung Republik Indonesia, ST Burhanuddin, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman beserta jajaran atas sinergi dalam mendukung suksesnya Program Jaksa Mandiri Pangan. Apresiasi tersebut disampaikan dalam kegiatan Panen Raya Padi di Desa Srimahi, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (19/8/2025).

“Kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Pak Menteri Pertanian dan seluruh jajaran yang telah bersinergi dengan Kejaksaan, bersama Pemerintah Daerah, Perum Bulog, serta Pupuk Indonesia untuk mensukseskan program Jaksa Mandiri Pangan,” ujar Burhanuddin.

Burhanuddin menegaskan bahwa pangan adalah persoalan fundamental bangsa. Kekurangan pangan bukan hanya menimbulkan kerawanan sosial, tetapi juga bisa berujung pada tindak pidana korupsi. “Pangan adalah masalah perut. Kalau rakyat kekurangan pangan, dampaknya bisa ke mana-mana. Kekurangan pangan akan menjadi rawan, dan ujungnya rawan korupsi. Tugas kami adalah menangkap tikus-tikus korupsi yang disampaikan oleh Pak Amran tadi,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Jaksa Agung juga memberikan instruksi langsung kepada seluruh jajaran kejaksaan, mulai dari Kejaksaan Tinggi (Kajati) hingga Kejaksaan Negeri (Kajari), untuk mendukung penuh program-program Kementerian Pertanian. “Saya perintahkan untuk semua daerah mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian. Kenapa? Karena ini adalah langkah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dan wajib hukumnya bagi semua jajaran kejaksaan untuk mendukungnya,” ujarnya.

Bahkan, Burhanuddin menegaskan akan menegur jajarannya yang tidak mendampingi Mentan Amran saat berkunjung ke daerah. “Bila perlu, setiap kali Pak Menteri berkunjung ke daerah, mohon informasikan kepada kami agar aparat kejaksaan hadir langsung mendampingi. Kalau tidak ada yang mendampingi, saya akan tegur,” tegasnya.

Panen raya kali ini dilakukan di atas lahan 7 hektare, bagian dari total 330 hektare pilot project di Bekasi dengan potensi produktivitas mencapai 7–8 ton per hektare. Lahan tersebut merupakan aset sitaan hasil perkara tindak pidana korupsi yang difungsikan sementara untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

“Hasil Jaksa Mandiri Pangan ini bukan untuk kejaksaan, tapi sepenuhnya untuk masyarakat dan untuk kita semua,” jelas Burhanuddin. Selain di Bekasi, Kejaksaan juga menyiapkan lahan sitaan di berbagai daerah lain, termasuk Banten, untuk dikembangkan menjadi sawah produktif.

Menurutnya, panen raya ini menjadi bukti bahwa penegakan hukum dapat berjalan seiring dengan pembangunan. “Panen hari ini membuktikan bahwa penegakan hukum dan pembangunan harus sejalan. Berjalan bersama-sama, beriringan, karena akan memberikan hasil dan manfaat yakni tegaknya keadilan dan kesejahteraan,” pungkasnya.

Sementara itu, Mentan Amran menyampaikan apresiasi tinggi atas perintah dan dukungan Jaksa Agung. Menurutnya, keterlibatan kejaksaan sangat membantu mempercepat realisasi berbagai program pertanian, mulai dari distribusi pupuk hingga pencetakan sawah baru.

“Kalau Kementan yang minta, kadang proses pendistribusian dan program pangan bisa tertunda. Tapi kalau ada perintah dari Kajati atau Kajari, proses langsung jalan malam itu juga. Dampaknya sangat besar terhadap percepatan produksi pangan nasional,” kata Amran.

Ia optimistis, dengan dukungan sinergis dari kejaksaan dan berbagai pihak, target swasembada pangan nasional yang ditetapkan Presiden bisa dicapai lebih cepat. “Insyaallah, jika semua bergerak serentak dan tidak ada goncangan, target swasembada yang ditetapkan empat tahun ke depan bisa kita rebut hanya dalam satu tahun,” tegasnya.

Panen raya Jaksa Mandiri Pangan di Bekasi menjadi momentum penting kolaborasi penegakan hukum dan pembangunan pertanian. Kegiatan ini juga dihadiri jajaran Kementan, pejabat Kejaksaan Agung, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Kepala Kejaksaan Negeri, pimpinan Perum Bulog, PT Pupuk Indonesia, Wakil Bupati Bekasi, serta para petani setempat. (Lif)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here