Kolom Ahmad Takbir Abadi
Di tengah dinamika perkembangan daerah, Kabupaten Maros telah menunjukkan komitmen serius dalam peningkatan kualitas pendidikan dan literasi. Salah satu sosok yang paling berperan dalam upaya ini adalah Chaidir Syam, Bupati Maros yang saat ini sedang berupaya keras menata wajah literasi di Kabupaten Maros. Jalan yang ditempuhnya tidak mudah, penuh tantangan, tetapi memiliki dampak jangka panjang yang sangat signifikan bagi masa depan generasi muda di daerah ini.
Bayangkan saja, legacy kurang baik pada pemerintahan sebelumnya pada sektor peningkatan kualitas literasi, akhirnya di fokuskan dengan melahirkan beberapa kebijakan, salah satunya mendukung penuh lahirnya peraturan Daerah tentang literasi.
Chaidir Syam, sejak memimpin Kabupaten Maros, menyadari bahwa salah satu kunci utama dalam memajukan daerah adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan, dan literasi menjadi fondasi penting dalam hal tersebut. Literasi bukan hanya soal kemampuan membaca dan menulis, tetapi mencakup juga kemampuan berpikir kritis, keterampilan menyerap informasi, dan memperluas wawasan yang akhirnya membentuk karakter dan kecerdasan kolektif masyarakat.
Upaya Chaidir Syam dalam menata wajah literasi di Kabupaten Maros dimulai dengan program-program yang memperhatikan keberagaman kebutuhan literasi di semua level, baik itu pada usia dini, pelajar, hingga masyarakat umum. Salah satu langkah terbesarnya adalah memperkuat sistem pendidikan yang berfokus pada pembentukan kebiasaan membaca dan menulis yang baik. Di bawah kepemimpinannya, akses terhadap buku dan materi pembelajaran di seluruh kecamatan semakin diperluas.
Di tingkat sekolah, Chaidir Syam memperkenalkan berbagai program literasi yang tidak hanya mengedepankan kegiatan membaca dan menulis dalam konteks akademis, tetapi juga menjadikan literasi sebagai alat untuk membangun karakter dan memperkenalkan nilai-nilai budaya. Salah satunya adalah pembentukan taman baca di setiap kecamatan, yang bertujuan untuk menyediakan akses buku bagi anak-anak dan masyarakat umum yang kesulitan mengakses literasi. Taman baca ini menjadi simbol penting dalam memperkenalkan kebiasaan membaca kepada masyarakat sejak usia dini, serta membuka peluang yang lebih besar bagi mereka untuk memperkaya wawasan.
Namun, perjuangan Chaidir Syam dalam menata wajah literasi di Kabupaten Maros tidak berhenti di sektor pendidikan formal saja. Bupati Maros ini juga menggagas sejumlah program yang mengajak masyarakat untuk terus belajar, tidak hanya di dalam ruang kelas, tetapi juga di luar sekolah. Program “Literasi Masyarakat” yang diluncurkan oleh Chaidir Syam bertujuan untuk mengajak warga Maros untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, serta kemampuan menggunakan teknologi informasi yang terus berkembang. Ini menjadi hal yang penting, mengingat di era digital saat ini, literasi informasi menjadi kunci dalam mengakses berbagai peluang dan informasi. Sehingga indikatornya adalah meningkatkannya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di kabupaten Maros.
Bagaimana tidak. Gerakan literasi dan budaya membaca itu akhirnya massif digerakkan, hadirnya bunda baca di setiap desa, bunda baca di setiap majelis taklim, dan gerakan literasi lainnya menjadi penyokong utama begitu ramainya wajah literasi di kabupaten Maros.
Selain itu, program-program yang digulirkan oleh Chaidir Syam juga melibatkan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti lembaga swadaya masyarakat, perusahaan, dan media massa. Salah satu bentuk kerjasama yang sangat berarti adalah program penguatan literasi digital bagi pelajar dan masyarakat di daerah-daerah terpencil. Kerjasama ini memberikan pelatihan tentang pemanfaatan internet untuk mencari informasi yang positif dan mendidik, serta menyaring berbagai informasi yang ada di dunia maya.
Maka tidak salah penghargaan sebagai penerima Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia akhirnya di sematkan padanya.
Namun, meskipun langkah-langkah yang diambil oleh Chaidir Syam cukup signifikan, jalan menuju terwujudnya masyarakat yang sepenuhnya melek literasi di Kabupaten Maros masih panjang. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana memastikan seluruh lapisan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah terpencil, mendapatkan akses yang merata terhadap pendidikan dan sumber daya literasi yang dibutuhkan. Tidak sedikit daerah di Maros yang masih terbatas akses terhadap fasilitas pendidikan dan perpustakaan.
Di sinilah, peran pemerintah daerah dalam memastikan pemerataan akses sangat diperlukan. Bupati Chaidir Syam telah memulai langkah-langkah ini, namun upaya tersebut memerlukan dukungan lebih lanjut, baik dari pemerintah pusat, sektor swasta, dan tentunya masyarakat itu sendiri. Program-program literasi harus menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan yang menyentuh setiap lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
Jalan panjang Chaidir Syam dalam menata wajah literasi di Kabupaten Maros adalah bagian dari perjalanan panjang menuju perubahan yang lebih baik. Dengan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat, upaya ini akan menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis dan kemampuan beradaptasi di tengah kemajuan teknologi yang terus berkembang. Hanya dengan masyarakat yang melek literasi, pembangunan Kabupaten Maros bisa berjalan lebih cepat dan lebih inklusif.
Pekerjaan besar ini membutuhkan komitmen yang terus menerus, namun hasilnya akan terasa dalam jangka panjang, ketika masyarakat Maros semakin sadar akan pentingnya literasi sebagai bekal utama dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.