Jangan Bepergian Seorang Diri

0
761
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Mulai soal sholat, makan, tidur dan sampai soal bepergian, disunnahkan berjamaah. Hindari sendiri sendiri. Berjamaah itu afdol karena Sunnah Rasul.

Rasuulullaah SAW melarang tidur sendirian. Rasuululaah SAW bersabda:

عن عبد الله بن عمر رضى الله عنه قال:
نهى صلى الله عليه وسلم عن الوحدة: ان يبيت الرجل وحده. صحيح الجامع
(صحيح الجامع)
Artinya:
“Sahabat Rasuulullaah SAW, Abdullah Bin Umar RA menuturkan bahwa؛
Rasuulullaah SAW melarang menyendiri, yaitu jangan seseorang TIDUR seorang diri”.
(Hadits Sahih Al-Jaami’).

Selanjutnya Rasuulullaah SAW melarang kita bepergian seorang diri, minimal berdua dan lebih baik bertiga atau lebih.

- Advertisement -

Rasuulullaah SAW bersabda;
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
اذا خرح ثلاثة فى سفر فليؤمروا احدهم.
(صحيح الجامع ٥٠٠)

“Jika bepergian bertiga orang, maka hendaklah menunjuk salah seorang menjadi Pemimpin rombongan”.
(Hadits Sahih Al-Jaami’ No.500).

Kisah nyata bepergian tidak sendirian ini, telah dicontohkan oleh Rasuulullaah SAW saat Hijrah. Saat Hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasuulullaah SAW mengajak Sahabatnya bernama Abu Bakar RA. Nama lengkapnya, adalah
Abdullah Bin Utsman Abu Qahafah Bin Amir Bin Amru Bin Ka’ab Bin Sa’d Bin Tamim Bin Murrah Bin Lu’ai Bin Ghalib Bin Fihr Al-Tamimi Al-Quraisyi, lahir di Mekkah pada tahun 572 M.

Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar dikenal dengan nama Abdul Ka’bah, kemudian diganti dengan Abdullah.

Semasa kecilnya, Abu Bakar RA dan Rasuulullaah SAW sempat tinggal bersamaan di perkampungan bernama “Bani Saad” selama 1 hingga 2 tahunan.

Hal inilah yang melahirkan persahabatan dan kedekatan di antara keduanya.

Abu Bakar Ash-Shiddiq RA lah yang melanjutkan kepemimpinan Islam setelah Rasuulullaah SAW meninggal.

Abu Bakar RA menjadi Khalifah atau Amiirul Mukminiin berlangsung selama 2 tahun 3 bulan.

Ia adalah Khalifah pertama dan menjadi satu-satunya yang disebut sahabat Rasuulullaah oleh Allaah SWT dengan
Julukan “Sang Sahabat” termaktub dalam Firman Allaah dalan Al-Quran Surah At-Taubah ayat 40:

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya:
“Jika engkau tidak menolongnya (Muhammad) maka sungguh Allaah telah menolongnya, yaitu ketika orang-orang Kafir Musyrikin Mekkah mengeluarkannya dari Mekkah, sedang ia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: “Janganlah kamu bersedih, sungguh Allah bersama kita.”.

Kata ‘Sahabat’ tersebut adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang menemani Rasuulullaah SAW di gua dalam perjalanan Hijrah ke Yatsrib yang kemudian berganti nama menjadi “Madinah Al-Munawwarah”.

Catatan.
1. Dalam kebersamaan atau BERJAMAAH itulah lahir saling peduli, menolong, membantu, menyelamatkan, mengingatkan dan saling menguatkan.

2. Dalam Bepergian Bersama, atau dalam Berjamaah, Akan Membantu kita Memilih siapa yang baik untuk kita jadikan Sahabat. Amirul Mukminiin Ummar Al Khattab RA menuturkan bahwa di dalam Safar, kita akan menemukan berbagai macam tantangan, halangan dan rintangan.
Baik yang terduga maupun yang tidak terduga. Baik suka maupun duka.
Dari Safar, akan terlihat jelas sifat asli seseorang.

Kelihatan akan kesabarannya, ketakwaannya, kepeduliannya, keimanannya, kedermawanannya, solidaritasannya, kekuatannya dan lain sebagainya.

Halangan, rintangan dan hambatan yang ada dalam Safar mesti disikapi.

Dari kebersamaan di dalam bepergian, atau dalam berjamaah inilah, akan membantu kita untuk memilih siapa yang baik untuk dijadikan Sahabat dan siapa yang tidak baik.

Penutup:

Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

Abdul Hamid Husain,
Alumnus Ummul Qura University, Makkah, King Abdulaziz University, Jeddah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here