Jangan Terlena Oleh Nikmat Duniawi

0
384
- Advertisement -

Hikmah Abdul Hamid Husain

Sepintas memang indah di mata, nyaman di rasa, enak di nafsu, sedap sesaat.

Padahal sejatinya, duniawi ini adalah sementara dan menyilaukan bak fatamorgana.

Itulah kehidupan dunia yang akan kita dinikmati hanya berkisar 60 hingga 70 tahun saja, sedikit yang bisa lebih lama. Realitanya, setelah usia 60 an, kitapun akan ditemani oleh banyak penyakit. Dan di usia ini pulalah jabatan ditarik karena waktunya dipensiunkan.

Kejarlah dunia, karena memang penting, tetapi jangan terlena karena kita sedang menuju Akhirat yang abadi.

- Advertisement -

Maka berbahagialah mereka yang di usia lanjut TEKUN mendekat pada Allaah, memperbanyak ibadah, karena mereka akan dianugerahi “Husnul Khaatimah” yaitu jalan karpet merah menuju Al Jannatul Firdausil A’laa Nya Allaah SWT. Menjadi kesayangan Allaah SWT.

Allaah SWT mengingatkan agar jangan terlena akan duniawi:

ولا يغرنك تقلب الذين كفروا فى البلاد (١٩٦)
متاع قليل ثم ماواهم جهنم وباس المهاد (١٩٧)
لكن الذين اتقوا ربهم لهم جنات تجرى من تحتها الانهار خالدين فيها نزلا من عند الله وما عند الله خير للابرار (١٩٨)
(ال عمران ٣ الاية ١٩٨)

“Jangan sekali kali engkau silau dan terperdaya oleh kegiatan orang-orang Kufur ingkar pada Allaah yang terus bergerak maju dalam berdagang dan berbagai kegiatan duniawi di dalam negeri.

Sungguh ini hanyalah sedikit kesenangan dan bersifat sementara, kemudian tempat menetap mereka adalah Neraka Jahannam, dan itulah seburuk buruk tempat tinggal.

Akan tetapi, orang-orang yang bertaqwa pada Allaah Tuhannya, untuk mereka adalah Surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, sebagai tempat tinggal anugerah dari Allaah. Dan apa yang ada di sisi Allaah adalah jauh lebih baik bagi orang orang yang berbuat bijak dan banyak bakti”.
(QS Aali Imraan, surah ke 3, ayat 196-198, halaman 76).

Catatan

1. Waktu terus berlalu, tanpa bisa kita hentikan. Generasi silih berganti. Yang tua satu persatu meninggal, yang muda menggantikan yang tua.

2. Dan waktupun terasa cepat berlalu.
Rasuulullaah SAW mengingatkan:
حَدَّثَنَا عَيَّاشُ بْنُ الْوَلِيدِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّمَ هُوَ قَالَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ.
“Zaman terasa pendek, amal soleh berkurang, kepelitan merajalela, fitnah dan kemaksiatan dilakukan secara terang-terangan, dan banyak Al-haraj”.
Para Sahabat bertanya:
“Yaa Rasuulallaah, apa Al-Haraj itu?”
Rasuulullaah SAW menjawab: “Pembunuhan- pembunuhan.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam
Al Bukhari)

3. Rasuulullaah SAW bersabda menjelaskan waktu akan cepat berlalu, maka jangan terlena;

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونُ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَالشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونُ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونُ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ وَتَكُونُ السَّاعَةُ كَالضَّرَمَةِ من النَّارِ.
( رواه احمد )
“ Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya.
Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti sepekan, satu pekan seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kilatan cahaya saja.”
(Hadits Sahih Riwayah Al Imam Ahmad).

4. Rasuulullaah SAW bersabda:

عن ابى هريرة رضى الله عنه:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ.
( رواه البخارى )

“Tidak akan terjadi Hari Kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.”
(Hadits Sahih riwayah Al Imam
Al Bukhari).

5. Maka hafal dan perbanyak Doa yang diajarkan ole Rasuulullah ini:

“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).

Abdul Hamid Husain, alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here