Hikmah Abdul Hamid Husain
Allaah SWT langsung menegur Nabi Muhammad SAW karena meremehkan seorang difabel, orang buta kampungan, maka turunlah Surah ABASA.
Allaah SWT melarang kita merendahkan, melecehkan orang meskipun sekadar bercanda:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ
وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ .
(الحجرات الاية ١١)
Arti:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kelompok mengolok-olok kelompok yang lain, karena boleh jadi mereka yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka yang mengolok-olok itu, dan jangan pula perempuan- perempuan mengolok-olok perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diolok-olok itu lebih baik daripada perempuan yang mengolok-olok. Jangan juga kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan adalah menjuluki orang sebagai orang “fasik” padahal orang itu beriman.
Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang yang zolim”.
(QS Alhujuraat, Surah ke 49, Ayat 11, halaman 516 ).
2. Sebuah kisah nyata, Allaah SWT Menegur Nabi Muhammaad SAW :
Inilah true story nya: Surah ke 80 adalah Surah ABASA yang bermakna “bermuka Masam”.
Total ayat dalam Surah ini berjumlah 42 ayat. Sepuluh ayat di antaranya berisi teguran Allaah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang dianggap tidak merespon salah seorang difabel karena sedang berbicara serius dengan tamu pejabat tinggi Suku Quraisy.
Banyak ditemukan teguran-teguran Allaah SWT di dalam Al Quran agar akhlak Rasuulullaah sebagai Manusia pilihan tetap terjaga, di antaranya di Surah ABASA ini.
Sebab turunnya Surah ABASA ini dikisahkan oleh Al Imam AtTarmidzi dan Al-Hakim yang meriwayatkan dari Istri Rasul Aisyah RA bahwa:
“Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah Ibnu Ummi Maktum, seorang Sahabat yang buta matanya.
Suatu hari, Abdullaah Ibnu Ummi Maktum datang kepada Rasuulullaah seraya berkata: ‘Yaa Rasuulallaah, berilah saya nasihat,’
Pada saat itu, Rasuulullaah tengah berbincang dengan tamu para Pembesar kaum Musyrik yang saat itu beliau sedang menjelaskan Islam pada mereka. Sebab Rasuulullaah sangat berharap para pemuka itu mau masuk Islam.
Maka, Rasuulullaah mengabaikan permintaan sahabat yang buta itu.
Sebaliknya, beliau melanjutkan perbincangannya dengan pembesar Musyrik Quraisy itu, di antaranya adalah
Al Walid Bin Al Mughiirah, ayah dari Bilal RA.
Tidak lama berselang, turunlah ayat 1 dan 2 dari Surah ABASA.
Surah ABASA ayat 1-11 yang berisi teguran Allaah kepada Rasuulullaah SAW adalah sbb:
عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ
‘Abasa Wa Tawallā
(Dia Muhammad bermuka masam dan berpaling).
أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ
“In Jaa ahul A’maa”
(Karena telah datang seorang buta kepadanya- bernama Abdullaah Bin Ummi Maktum).
وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ
” Wa mā yudrīka la’allahụ yazzakkā
(Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosa),
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ
“Au yażżakkaru fa tanfa’ahuż-żikrā”.
(atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya).
أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ
“Ammaa manis taghnaa”
(Ada orang yang merasa dirinya serba cukup yaitu pemuka Suku Qutaisy)
فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ
“Fa Anta lahụ Taṣaddā”
(Maka kamu melayaninya)
وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ
“Wa mā ‘alaika allā yazzakkā”
(Padahal tidak ada celaan atasmu kalau dia tidak membersihkan diri dengan beriman).
وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ
“Wa ammā man jā`aka yas’ā
(Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera untuk mendapatkan pengajaran, yaitu orang buta itu,”
وَهُوَ يَخْشَىٰ
“Wa huwa yakhsyā
(Padahal dia sedang takut kepada Allaah),
فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ
“Fa Anta ‘an-hu Talahhā”
(Maka kamu mengabaikannya”
كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ
“Kallā innahā tażkirah”
(Sekali-kali jangan demikian! Sungguh, ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,”
Catatan
1. Setelah Allaah Menjelaskan sebelumnya, bahwa orang-orang yang ber Iman adalah bersaudara,
Di ayat 11 Surah
Al Hujuraat ini, Allaah SWT Menjelaskan tuntunan agar persaudaraan itu tetap terjaga.
2. Jangan pernah melecehkan:
Jangan mencela dengan ucapan, perbuatan atau isyarat.
Dan jangan pula saling memanggil dengan sebutan yang bermakna buruk bagi orang lain.
3. Pentingnya Etika, Akhlak, Kesantunan.
Manusia yang paling sempurna adalah Nabi Muhammad SAW, namun ditegur oleh Allaah SWT karena abai, tidak menghargai sebahaimana semestinya kepada orang yang kelihatan luarnya adalah orang yang sederhana apa lagi buta.
Penutup:
Mari kita berdoa dengan Doa yang diajarkan oleh Rasuulullaah SAW ini:
“Yaa Allaah bimbinglah kami untuk selalu eling mengingat Mu yaa Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya kepada Mu”
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
(Allaahumma a’innaa ‘alaa dzikriKa, wa syukriKa, wa husni ‘ibaadatiKa).
Penulis, Alumnus Ummul Qura University, Makkah & King Abdulaziz University, Jeddah