Kolom Fiam Mustamin
PUKUL tujuh malam Sabtu 7 Novemver 2020 waktu Indonesia Barat saya menyaksikan sebuah tayangan dari Grup Kerukunan Keluarga Besar Soppeng (KKBS) yang surprise dan membanggakan.
Tayangan itu sebuah video yang menyapa welcome to the New York city … diteruskan dengan bahasa Indonesia dan memperkenalkan diri bernama Ary dari Bugis Wajo Sulsel. Mengabarkan kemenangan Joe Biden sebagai Presiden ke 46 Amerika Serikat hasil President Election mengungguli Donal Trump.
Nampak di latar belakangnya keramaian itu adanya di salah satu jalan raya pusat kota New York dengan keramaian manusia dan kendaraan yang lalu lintas.
Ary yang nampak sebagai anak gaul kota seperti sedang memberi pengumuman untuk tetap menjaga diri dengan Iman, Aman dan Imun, memperhatikan protokol kesehatan dan di diakhiri tayangan itu sambil berjalan dengan ucapan Bugis : salama’ manengki/ selamat untuk semuanya.
Dari itu beberapa hari sebelumnya saya juga menyaksikan Joe Biden sedang bicara dengan mengutip ayat al Quran untuk memerangi kemungkaran dan kebatilan dengan kekuatan sampai doa dan tidak membiarkannya.
Dengan ucapan itu tidak saja berdampak untuk merebut hati umat Islam, tapi hal ini bisa ditafsir bahwa pemimpin ini harapannya kelak akan melawan potensi yang akan membuat kerusakan bagi kehidupan manusia di bumi jagad raya ini.
Tanggung Jawab Mulia
KEHADIRAN dan keterpilihan Joe Biden yang didampingi oleh Kemala Harris sebagai Wakil Presiden tanggung jawabnya untuk mengembalikan kepercayaan rakyat Amerika Serikat sebagai negara demokrasi dan pembela Hak Asasi Manusia yang diporakporandakan oleh Presiden Donald Trump yang rasialis menyebar kebencian selama pemerintahannya.
Joe Biden akan merangkul semua pihak terutama kaum imigran warga Amerika untuk bersama-sama membangun Amerika dan tidak memandang dari manapun asalnya baik yang mendukung maupun tidak mendukungnya dalam pemilihan presiden.
Belajar dari pendahulunya yang menjadi Presiden Ke 26 USA, Franklin D Roosevelt (1882- 1945) mengatakan: ingat, ingatlah selalu bahwa kita semua, Anda dan saya khususnya adalah keturunan dari imigran dan kaum revolusioner.
Demikian halnya dengan Barack Obama, Presiden ke 44 (1961-) berkata, Amerika Serikat tidak dan tak akan pernah berperang dengan Islam.
Kedua pandangan tokoh inilah yang dibangun menjadi kuat/ negara adikuasa dalam keberagamannya multisuku bangsa untuk satu kesatuan dalam membangun Amerika Setikat.
Seperti yang diucapkan Presiden Barack 0bama ketika berkunjung ke Jakarta yang dalam pidato singkatnya di Universitas Indonesia menyitir Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang dianalogikan dengan pemerintahannya di Amerika Serikat.
Pengalaman Biden sebagai Wakil Presiden dari Presiden Barack Obama, serta anggota senator dan wawasannya sebagai akademisi yang mumpuni menjadi bekal dapat mengembalikan kepercayaan warga Amerika dan dapat menerjemahkan apa yang telah dilakukan oleh kedua Presiden sebelumny: Franklin dan Obama.
Sebuah ungkapan Joe Biden yang bisa menjadi rujukan seorang pemimpin bangsa yang berkomitmen yaitu dilihat dari bentuk kasih sayangnya kepada ibunya.
Di meja makan Joe Biden sering mendapatkan wejangan dari ibunya mengenai nilai-nilai hubungan kekeluargaan dan kebaikan.
Joe Biden mengabadikan yang tak pernah terlupakan setiap kali berkunjung ke rumahnya: from this House to the White House with the Grace of God.
Pasangan yang chemitri terpaut 27 tahun, Joe Biden lahir 20 Nopember 1942 dan Kemala Harris lahir 20 Oktober 1969.
Siapa kira di Pilpres mendatang sejarah baru terciptanya kesetaraan gender giliran muncul Presiden wanita pertama yaitu Kemala Harris.
Kemudian 30 tahun mendatang tahun 2050 muncul Pemimpin Utama dari kaum Muslim di USA saat Islam sudah berkembang begitu pesat, prediksi Dr Imam Shamsi Ali Al Kajangi, direktur Jamaica Muslim Centre dan Presiden Nusantara Foundation yang telah merintis pembangunan pesantren di New York. Insya Allah.
Beranda Inspirasi Ciliwung, 9 November 2020