PINISI.co.id- Launching dan bedah buku Meretas Jalan Menjadi Guru Inspiratif yang ditulis mantan Plt Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sulsel, Dr. H Basri, SPd, MPd berlangsung di Lt. 4 Graha Pena, Jl. AP Pettarani, Makassar, Jumat (21/8/2020).
Panitia sebenarnya membatasi undangan hanya 50 orang dengan protokol kesehatan Covid-19, namun yang hadir lebih dari perkiraan.
Bedah buku ini dipandu akademisi yang ketua IPI Sulsel, Quraisy Mahtar, MA.
Sedangkan penanggap atau pembahas semuanya akademisi, yakni mantan rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof. Dr. H. Arismunandar, MPd, Prof. Dr. Muhammad Yunus, MPd, dan Dr. Adi Suryadi Culla yang juga ketua Dewan Pendidikan Sulsel.
Menariknya, launching dan bedah buku ini dibuka oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sulsel, Prof. Dr. Muhammad Jufri S.Psi, MSi, M.Psikologi yang menggantikan Dr. H. Basri di Disdik Sulsel.
Kadis Pendidikan Sulsel yang mantan Dekan Fakultas Psikologi UNM yang mewakili Gubernur Sulsel, memuji Dr. Basri yang mampu membuat banyak langkah-langkah penting untuk pembelajaran daring atau online, terutama untuk SMA dan SMK di tengah pandemi Covid-19.
“Tujuh bulan beliau menjabat Plt kadis pendidikan dalam situasi pandemi Covid-19, bukanlah waktu yang singkat. Bukan pula situasi yang mudah, karena tidak ada panduan metode pembelajaran dalam situasi pandemi ini,” kata Prof. Jufri.
Menurut Prof. Jufri, jika guru-guru bisa menerapkan beberapa poin saja dalam buku Meretas Jalan Menjadi Guru Inspirasi ini, maka akan sangat membantu kemajuan dunia pendidikan Sulsel.
Prof. Arismundar mengemukakan hal senada. Menurutnya, peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah sangat penting. Sebab, guru memberi kontribusi 30 persen dan kepala sekolah 20 persen bagi keberhasilan anak didik.
Ia menitip pesan kepada dinas pendidikan, jika melakukan pelatihan peningkatan kualitas guru, utamakan guru yang kompetensinya rendah.
Jangan yang diikutkan pelatihan justru guru yang kompetensinya sudah bagus. Guru yang kompetensinya bagus, idealnya mendapat reward, misalnya diangkat jadi kepala sekolah.
Sedangkan Prof. Yunus menyatakan keprihatinan pada rendahnya mutu pendidikan Indonesia, seperti hasil penelitian Dr. Basri yang dituangkan dalam buku ini.
Ia berharap, guru-guru mendapat inspirasi dan pelajaran dari buku ini untuk terus-menerus meningkatkan kompetensi mereka.
Ketua Forum Perpustakaan Lorong dan Desa Sulsel, Bachtar Adnan Kusuma (BAK) yang ikut menggagas bedah buku ini mengaku gembira karena tingginya antusisme peserta dan hadirin. Terbukti tak ada kursi yang kosong, bahkan beberapa peserta rela berdiri.
Peserta bedah buku antara lain akademisi, pegiat literasi, kepala sekolah SMA/SMK, guru-guru, dan aktivis pemuda. [Fan]