Kak Aida, Perempuan Mentor Tangguh

0
912
- Advertisement -

(28 September 1947-12 Juli 2024)

Catatan Lena Maryana Mukti

“Len, apa kabar?” Begitu suara Kak Aida menyapa setiap kali kami berkesempatan saling mengubungi. Biasanya kami menanyakan kesehatan masing-masing.

Saya sangat menyesal tidak bisa bertemu fisik dengan beliau saat berkunjung ke tanah air pada bulan Mei 2024. Kami hanya sempat bertukar kabar melalui telpon. Saat itu beliau minta dido’akan karena akhir2 ini merasa tidak sehat. Yang dikeluhkan beliau adalah rasa sakit di tangan dan bagian belakang punggungnya.

Saya mengenal Kak Aida ketika saya aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Ciputat 1983-1989. Saat itu saya mengikuti training HMI yang salah satu nara sumbernya adalah Kak Aida. Saya tidak ingat kapan tahunnya. Yang masih melekat di ingatan saya meskipun sudah lewat kurang lebih 40 tahun adalah sosok perempuan yang bertubuh tidak terlalu besar, tapi suaranya sangat tegas dan jelas. Gaya bicara beliau runtut dan kadang diselingi pernyataan yang membuat kami tersenyum. Gaya bicara Kak Aida masih tetap sama meskipun sudah menginjak usia 70 tahunan.

- Advertisement -

Beliau selalu semangat bila bertutur tentang pengawalan partisipasi dan representasi perempuan, baik di lingkungan kampus IPB di mana beliau mengabdikan diri sepanjang hidupnya, maupun di ICMI organisasi Intelektual Muslim Indonesia yang ikut beliau dirikan dan di berbagai organisasi lainnya termasuk di MPI (Maju Perempuan Indonesia) yg terbentuk di 09 November 2011.

Dalam semua kegiatan MPI, Kak Ida tidak pernah absen memberi sumbang saran. Beliau akan tekun mengikuti meskipun sebagai seorang Guru Besar, kadang kegiatan diskusi virtual yang MPI lakukan sudah sangat beliau fahami. Beliau akan hadir dari awal hingga akhir diskusi. Beliau sangat faham bahwa kehadiran beliau akan memberi semangat kepada yuniornya.

Beberapa tahun yang lalu, saat ultah beliau ke 70 tahun, saya dan Mbak Yuda berniat mengunjungi kediaman Kak Aida di Bogor. Bahkan kami sudah membelikan bunga ucapan selamat ultah untuk beliau. Keinginan kami dengan alasan akan cari lain waktu karena saat itu hari sudah menjelang sore. Hingga wafatnya beliau, niat mengunjungi beliau di Bogor tidak terwujud.

Kabar sakitnya Kak Aida saya dengar dari anaknya tanggal 30 Juni 2024.

Bunyi pesan WA yang saya terima sebagai berikut:

“Assalamualaikum Bu Lena, saya Desina putrinya Bu Aida, mohon maaf baru mengabarkan bahwa ibu Aida sedang dirawat sudah selama 17 hari. Saat ini komunikasinya sangat terbatas, Tapi Barusan minta saya info ke ibu. Mohon doanya ya bu, Untuk kesembuhan bu Aida. Terima kasih 🙏”

Saya langsung telpon dan menanyakan kondisi beliau. Dari anak keduanya saya mendapat tambahan informasi bahwa sesungguhnya Kak Aida bersiap keluar dari RS, tetapi tiba-tiba kondisinya menurun dan harus diobservasi kembali. Belakangan saya mendapat informasi bahwa beliau menderita CA dan sudah menyebar.

Dada saya langsung sesak dan tidak kuasa menahan tangis.

Kembali saya hubungi anak beliau Jum’at, 12 Juli 2024 pukul 04.00 pagi Waktu Kuwait (pk. 08.00 WIB) saat bersiap akan shalat Subuh untuk menanyakan perkembangan terakhir kesehatannya. Karena anaknya sedang dalam perjalanan ke RS, saya dijanjikan akan diberi kabar tentang kondisi Kak Aida.

Saat menunggu kabar, saya buka Al Qur’an dan membacakan surat Yasin untuk memohon kepada Sang Khalik, Allah SWT agar memberikan yang terbaik untuk Kak Aida.

Setelah memanjatkan do’a selesai Yasinan, saya membatin. Jika Allah berkehendak, mudahkanlah jalan Kak Aida menghadapNya di hari Jum’at yang penuh keberkahan.

Ternyata berita wafatnya Kak Aida datang beberapa jam setelah itu. Air mata saya tidak terbendung karena kesedihan yang luar biasa ditinggal seorang Kakak, Mentor, Guru sekaligus panutan saya. Duka saya bertambah karena belum sempat menghadirkan Kak Aida di Kuwait seperti yang selalu saya sampaikan ke beliau ketika kami berkomunikasi. Saya ingin memperkenalkan beliau ke perempuan Kuwait bahwa kami punya perempuan intelektual tangguh yang sempurna sebagai sosok pendidik, sosok isteri yang luar biasa ketika Almarhum suami Kak Aida masih ada, juga sosok seorang Ibu sekaligus Nenek yang tidak pernah berhenti membagi ilmu dan membagi kebaikan.

Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, terimalah kembalinya Kak Aida ke haribaanMu. Terangilah alam kuburnya, ampuni segala dosa dan kesalahannya dan tempatkanlah Almarhumah di JannahMu.

Laha Al-Fatehah. Aamiin.

Kuwait, 12 Juli 2024
Pukul 12.50 Waktu KuwaitDuta Besar LBBP RI untuk Kuwait
Koordinator MPI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here