Kolom Fiam Mustamin
SUKU bangsa besar dapat dilihat dari peradaban tulisan dan bahasanya.
Untuk itu, kita merujuk ke lima suku bangsa dunia:
- Arab dengan Hajayah, 2. India/Jawa dengan Sansekerta, 3. Jepang/China dengan Kanji, 4. Eropa/Amerika dengan Abjad dan 5. Bugis Makassar dengan Lontara.
Kita fokus ke suku bangsa Bugis Makassar tercakup Mandar dan Toraja.
Makkedai lontarae/referensi Lontara menyebutkan dalam pesan pesan To Riolo/leluhur sebagai berikut :
Rusa taro Arung … tenrusa taro Ade.
Rusa taro Ade tenrusa taro Anang.
Rusa taro Anang tenrusa taro to Maegae.
Artinya batal ketetapan Raja tidak batal ketetapan Adat/ Ade.
Batal ketetapan Adat tidak batal ketetapan Kaum.
Batal ketetapan kaum tidak batal ketetapan To Maega/ Orang Banyak/ Rakyat. (Mattulada 1975 dan Hamid Abdullah 1985)
Peradaban Dunia
UNTUK mendapat gambaran mengenai kehidupan peradaban yang dimulai dari kehidupan Nabi Rasulullah Muhammad
SAW di abad ke 6.
Di abad ini, kepemimpinan Nabi yang hijrah ke Medinah, kemudian melahirkan Piagam Medinah untuk kehidupan toleransi yang saling bekerjasama serta kebebasan beragama yang saling menghargai.
Kemudian di abad seterusnya dikenal dengan abad Kebangkitan Peradaban Klasik ; Babilona, Mesir Kuno, Yunani, Roma dan Persia.
Dalam literatur kita baca kehadiran filosof Yunani seperti Tales, Pitagores, Aristoteles dan Plato tentang kehidupan berkaum/bernegara.
Bumi Sawerigading Tana Bugis
PERADABAN apa yang dapat kita serap di situ.
Dalam literatur lontara di awal abad ke 13 sampai abad ke 17 sudah muncul generasi yang To Acca yang memiliki kecakapan/ kearifan serta keberanian menjadi pemimpin kaum.
Tersebut To Ciung di tana Luwu, Lapagala Nene Mallomo di Sidenreng, Lamellong Swalle Kajao lLalido di Bone, Lataddampare Puang ri Maggalatung Arung Matoa di Wajo, Lawaniaga Arung Bila di Soppeng, Colli Pujie arung pancana toa Tanete sebagai penulis sure epos sastra klasik dunia La Galigo, beberapa orang ri butta/ tana Gowa antara lain ; ahli hukum Bonto Lempangan, ahli pelayaran Amana Gappa, pencipta aksara lontara Daeng Pamate, ahli beberapa bahasa dunia Karaeng Pattingaloan dan, ahli tasawuf tarikat Syekh Jusuf, ahli perang Bonto Marannu dan Karaeng Galesong.
Datu wanita, We Takke Wanua raja Soppeng ke empat di abad ke 13 telah melahirkan pembagian kekuasaan kerajaan yang eksekutif kepada putra tertuanya La Wadeng sebagai Arung Bila pertama dan kepada putra bungsunya La Makkanenga sebagai pemimimpin legislatif, raja kelima Soppeng.
Para to acca ini menjadi bagian penting dari pemerintahan sebagai penasehat pendamping raja dalam menjalankan amanah pemerintahannya untuk melindungi dan memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya.
Dalam menjalankan amanah itu, pemimpin menyandarkan sifat perilaku alempureng/ kejujuran, ada tongeng/ perkataan benar, ia ada ia gau/satunya kata dengan perbutan, magetteng/ ketegasan dalam menegakkan Siri’/ hatkat kehormatan rakyat serta memiliki nyameng kininnawa/perilaku budi baik kesantunan.
Selain yang melekat secara genetis amacang dan kewaranian.
Inilah profil identitas wija/turunan suku bangsa Bugis terpercaya menjadi pemimpin bangsa.
Polo pa polo panni assaleng puangku mua …
( biar patah tulang paha dan sayap untuk membela kehormatan).
Kesetian tak tergadai … dalam membela kebenaran bagi pemimpin yang memperjuangkan kemaslahatan hidup rakyat/ orang banyak.