PINISI.co.id-Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaborasi dengan Pertamina dan Telkom mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi keterampilan (upskilling) para UMKM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berada di sekitar Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSP) Borobudur, Jawa Tengah.
Direktur Manajemen Industri Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana dalam sambutannya menjelaskan kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kemenparekraf, Telkom, dan Pertamina untuk meningkatkan kompetensi UMKM khususnya dalam hal kompetensi branding, komunikasi, teknik negosiasi, dan strategi harga.
Kegiatan upskilling dalam upaya meningkatkan kapasitas dan daya saing UMKM tersebut mengambil tema “Peningkatan Kapasitas UMKM Unggulan di DPSP Borobudur Dalam Rangka Persiapan Temu Bisnis dengan Hotel” yang dilaksanakan selama 3 hari dari 23-25 Mei 2022 di Mesastila, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
“Setelah kegiatan ini juga akan dilakukan pendampingan selama 1 bulan dan evaluasi setiap pekan untuk memastikan para peserta dapat meningkatkan kompetensi sebelum bertemu dengan pihak hotel,” kata Hayun yang Mewakili Deputi Bidang Industri dan Investasi, Kemenparekraf/Baparekraf Henky Manurung.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh 100 UMKM unggulan dari subsektor kriya, kuliner dan fasyen ini, narasumber yang merupakan praktisi ahli di bidang UMKM difasilitasi oleh Pertamina dan Telkom sehingga ilmu yang diberikan selama pelatihan bukan hanya teori, melainkan dapat diimplementasikan secara nyata oleh para peserta UMKM.
“Kegiatan ini menjadi penting karena ketika transformasi digital semakin marak dan pandemi memaksa bisnis untuk step up the game, mereka butuh tenaga kerja yang mampu mendukung strategi bisnis,” ujarnya.
Area Manager Communication, Relations and CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, menjelaskan bahwa Pertamina mendukung penuh kegiatan untuk mendukung kemajuan UMKM di Indonesia.
“Pertamina memiliki beberapa program untuk memajukan UMKM di Indonesia, diantaranya adalah program rumah BUMN untuk membimbing UMKM binaan di berbagai daerah, serta menyediakan program akses permodalan usaha mikro dan kecil dengan jasa administrasi keuangan atau marjin syariah setara jasa administrasi keuangan sebesar 6 persen per tahun,” katanya.
Sementara itu, ketua Indonesian Hotel General Manager Association, Sugeng, menyampaikan tentang potensi besar kerja sama antara UMKM dengan hotel untuk memasok seluruh kebutuhan hotel.
“UMKM sangat berpotensi memasok produk dan jasanya ke industri perhotelan. Baik saat pembangunan hotel, maupun ketika sudah beroperasi. Hanya saja produk UMKM harus memiliki daya saing yang tinggi baik secara kualitas, kuantitas, dan juga harga yang kompetitif.”
Dengan kegiatan ini, diharapkan dalam 1 bulan kedepan seluruh peserta UMKM sudah memiliki produk yang sesuai dengan standar hotel dan siap mempresentasikan produknya dalam agenda temu bisnis dengan pihak hotel.
Selain itu, kegiatan berlangsung selama 3 hari ini, peserta UMKM juga diperkenalkan dengan kesadaran terkait sampah pangan. Startup Surplus dengan program “Indonesia Food Smart City” memberikan masukan ke UMKM mengenai kebijakan khusus untuk pencegahan sampah makanan sebagai salah satu aspek pariwisata berkelanjutan. (Syam)